Mamiya
Mamiya Digital Imaging Co., Ltd. (マミヤ・デジタル・イメージング , マミヤ・デジタル・イメージング ー株式会社, Mamiya Dejitaru Imejingu Kabushiki-gaisha) adalah salah satu produsen kamera asal Jepang. Perusahaan ini dikenal sebagai salah satu pembuat kamera medium format terbaik di dunia. Kamera medium format menggunakan film dengan ukuran 6x6, 6x4.5 dan 6x7 cm.[1] Selain itu, Mamiya juga membuat kamera 35mm selama Perang Dunia II dan terus berlanjut hingga masa perang berakhir. Bahkan, kamera pertama yang mereka produksi pasca PD II dijual langsung kepada pasukan sekutu sebelum beredar di pasar domestik Jepang.[2]
Pembuat kamera dan lensa | |
Industri | Fotografi |
Didirikan | Mei 1940 |
Kantor pusat | Tokyo , Jepang |
Tokoh kunci | Seiichi Mamiya, pendiri |
Produk | Kamera dan optik |
Karyawan | 200 |
Induk | Phase One |
Situs web | Mamiya Japan Mamiya Leaf |
Sejarah
suntingMamiya Koki Seisakusho didirikan pada Mei 1940 oleh seorang Seichi Mamiya dan Tsunejiro Sugara. Kamera pertama yang mereka produksi adalah Mamiya 6, sebuah kamera folding rangefinder. Saat Perang Dunia II melanda Jepang, pabrik Mamiya sempat hancur karena perang. Namun, mereka berhasil membangun kembali pabrik tersebut dan bahkan melebarkan sayap dengan membangun dua kantor cabang di New York dan London.
Setelah PD II berakhir, Mamiya sempat mengalami kesulitan produksi karena kekurangan pasokan lensa dan pemetik potret (shutter) dari perusahaan penyalurnya, Chiyoda. Hal ini mendorong Mamiya untuk membeli sebuah perusahaan di Setagaya (Tokyo) untuk membuat bahan baku mereka sendiri. Pabrik Mamiya Setagaya ini kemudian berganti nama menjad Setagaya Koki dan menjadi asal usul pembuatan lensa Sekor. Mamiya mulai semakin dikenal setelah PD II berakhir karena merupakan alternatif yang lebih murah dari kamera Rollei dan lensa yang digunakan dapat dibongkar pasang dan ditukar. Seiring berjalannya waktu, Mamiya merupakan salah satu kompetitor Hasselblad khususnya yang banyak digunakan untuk memotret prosesi pernikahan.[1][3]
Pada tahun 1951, Mamiya Camera Company, Ltd. masuk ke dalam Bursa Saham Tokyo dan lima tahun kemudian, perusahaan ini ambil bagian dalam pameran kamera terkemuka, Photokina International Show. Perusahaan ini terus berkembang pesat hingga tahun 1984, salah satu distributor internasional Mamiya mengalami kebangkrutan dan menyebabkan kesulitan ekonomi melanda perusahaan tersebut. Pemerintah Jepang memberikan bantuan dana kepada Mamiya untuk dapat terus berproduksi namun pada Juni 1984, perusahaan ini menghentikan semua produksi kamera 35mm. Setelah melakukan perombakan organisasi, Mamiya mulai kembali mengkhususkan diri untuk memproduksi kamera medium format untuk kalangan profesional dan kondisi keuangan perusahaan ini kembali membaik.[2]
Tsunejiro Sugawara, pengusaha yang mendanai pendirian Mamiya, meninggal dunia pada April 1988. Berselang setahun kemudian, Seichi Mamiya, insinyur yang mendirikan dan merancang kamera pertama perusahaan tersebut, juga meninggal dunia. Namun, perusahaan tersebut tetap bersaing dan mengembangkan produk kamera digital.[2]
Pada tahun 2006, Mamiya yang kalah dalam persaingan fotografi digital diambil alih oleh sebuah perusahaan Teknik Informatik, Cosmo Digital Imaging. Pada tahun 2015, seluruh aset Mamiya resmi dibeli oleh Phase One, sebuah perusahaan Denmark yang bergerak di industri kamera medium format digital. Mamiya tetap bermarkas di Jepang dengan pabrik pembuatan di Sakur yang beranggotakan 80 orang insinyur dan teknisi serta distributor di lebih dari 100 negara.[4]
Catatan Kaki
sunting- ^ a b Disruptive Innovation - Mamiya and Digital Imaging. Chris Sandström. Mar 29, 2009.
- ^ a b c Collecting Mamiya 35mm Cameras Diarsipkan 2017-11-29 di Wayback Machine., R.L. Herron. Diakses 8 Nov 2017.
- ^ Mamiya History. John A Lind. Diakses 8 Nov 2017.
- ^ Phase One buys Mamiya, gains ownership of camera and lens production, Damien Demolder. 2 Dec 2015. Digital Photography Review.