Mardiono (militer)
Laksamana Muda TNI (Purn.) Mardiono (lahir 5 Agustus 1945) adalah seorang perwira tinggi angkatan laut dan politikus dari Indonesia. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari tahun 1999 hingga 2002.
Mardiono | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat | |
Masa jabatan 1 Oktober 1999 – 14 Mei 2002 | |
Presiden | B.J. Habibie Abdurrahman Wahid Megawati Soekarnoputri |
Pengganti Petahana | |
Grup parlemen | TNI/Polri |
Informasi pribadi | |
Lahir | 5 Agustus 1945 Tebing Tinggi, Sumatera Utara |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Laut |
Masa dinas | 1970—2002 |
Pangkat | Laksamana Muda TNI |
Satuan | Korps Pelaut |
Komando | Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut Surabaya |
Sunting kotak info • L • B |
Masa kecil dan pendidikan
suntingMardiono dilahirkan pada tanggal 5 Agustus 1945 di Tebing Tinggi[1] sebagai anak dari pasangan Marmin dan Jumariah.[2] Mardiono mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Perdagangan Medan dari tahun 1958 hingga 1961 dan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Medan dari tahun 1961 hingga 1964. Mardiono kemudian merantau ke Surabaya untuk menempuh pendidikan militer di Akademi Angkatan Laut (AAL).[2]
Karier militer
suntingUsai menjalani pendidikan di AAL selama empat tahun, Mardiono dilantik sebagai letnan dua pelaut pada tahun 1969.[3] Mardiono mengawali kariernya di militer sebagai perwira di KRI Multatuli pada tahun 1970. Setelah bertugas di kapal tersebut selama dua tahun, Mardiono kembali ke darat dan menjabat sebagai ajudan (aide-de-camp) Gubernur Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Laut (AKABRI Laut). Mardiono kemudian dimutasi ke Markas Komando Armada RI Wilayah Barat sebagai ajudan panglima dan selanjutnya sebagai perwira di Detasemen Markas Komando.[1]
Dari Detasemen Markas Komando, Mardiono ditugaskan selama hampir delapan tahun di KRI Wolter Monginsidi. Mardiono mengemban berbagai jabatan di kapal tersebut, yakni sebagai kepala divisi dari tahun 1974 hingga 1976 dan kepala departemen dari tahun 1976 hingga 1981. Ia sempat dipindahkan ke KRI Ki Hajar Dewantara sebagai perwira komunikasi pada tahun 1981, namun kembali ke KRI Wolter Monginsidi dua tahun kemudian sebagai perwira kesenjataan atas air hingga tahun 1985.[1] Selama bertugas di KRI Wolter Monginsidi, Mardiono menjalani pendidikan lanjutan perwira I dan II pada tahun 1975.[2]
Setelah bertugas di KRI Wolter Monginsidi dan KRI Ki Hajar Dewantara yang terletak di Komando Armada RI Wilayah Barat, Mardiono dipindahkan ke Komando Armada RI Wilayah Timur. Mardiono menjabat sebagai perwira pelaksana (kepala staf) di KRI Rencong dari tahun 1985 hingga 1986. Ia kembali ke Komando Armada RI Wilayah Barat dan memegang jabatan sebagai perwira pelaksana di KRI Ki Hajar Dewantara. Ia kemudian menempuh pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) dan lulus pada tahun 1988.[1]
Mardiono memperoleh promosi jabatan usai menamatkan pendidikannya di Seskoal. Ia diangkat menjadi Komandan Pusat Latihan Operasi Laut pada tahun 1988. Di tengah masa jabatannya, Mardiono dikirim ke luar negeri selama beberapa bulan untuk menjalani pendidikan di Sekolah Staf Britania Raya. Ia kembali ke Indonesia setelah lulus pada tahun 1990.[2]
Mardiono dipindahkan dari Seskoal ke Markas Besar Angkatan Laut setahun setelah menamatkan pendidikan luar negeri. Ia ditunjuk sebagai Kepala Seksi Pembinaan Strategi Penggunaan Kekuatan Laut di Direktorat Operasi Angkatan Laut pada tahun 1991 dan memperoleh promosi menjadi Kepala Sub Direktorat Operasi pada tahun 1992. Dua tahun kemudian, Mardiono kembali ke Komando Armada RI Wilayah Barat sebagai staf ahli bidang operasi Panglima Armada RI Wilayah Barat. Tahun selanjutnya, ia diangkat sebagai asisten operasi oleh Panglima Armada RI Wilayah Barat.[1]
Pada bulan Januari 1996, Mardiono diangkat sebagai Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut, menggantikan Brigjen Marinir Suharto yang kemudian menjabat sebagai Gubernur Akademi Angkatan Laut.[4] Usai bertugas sebagai orang nomor dua di Akademi Angkatan Laut, Mardiono berturut-turut dimutasi sebagai Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut Surabaya dan Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Laut Bidang Operasi.[2]
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
suntingMardiono diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Fraksi TNI/Polri dari daerah pemilihan Aceh pada tanggal 1 Oktober 1999 setelah berkiprah selama kurang lebih 20 tahun di lingkungan angkatan laut. Mardiono menduduki sejumlah jabatan di parlemen, seperti anggota Badan Legislasi DPR, anggota Panitia Anggaran DPR, anggota Komisi VI (Agama dan Sumber Daya Manusia) DPR, dan anggota Komisi C (Laporan Lembaga Tinggi) MPR. Ia mengakhiri masa jabatannya sebagai anggota DPR pada tanggal 14 Mei 2002 karena pensiun dan digantikan oleh Franky Kayhatu.[5]
Kehidupan pribadi
suntingMardiono menikah dengan Sri Oetami.[1] Pasangan tersebut memiliki dua anak laki-laki bernama Aris Permana dan Dudi Satrya.[2]
Penghargaan
suntingReferensi
sunting- ^ a b c d e f "Daftar Riwayat Hidup Laksamana Pertama TNI Mardiono [Wakil] Gubernur Akademi TNI AL". Akademi Angkatan Laut. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 April 1998. Diakses tanggal 13 September 2021.
- ^ a b c d e f g h i j k Panduan Parlemen Indonesia. Jakarta: Yayasan API. 2001. ISBN 9799653215.
- ^ "Angkatan XV". Akademi Angkatan Laut. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 April 1998. Diakses tanggal 12 September 2021.
- ^ "Mutasi Besar-besaran di Lingkungan ABRI: Brigjen TNI Agum Gumelar Staf Ahli Pangab" . Kompas. 27 Januari 1996. hlm. 1. Diakses tanggal 13 September 2021.
- ^ Tim Penyusun (2004). "Buku Kenangan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 1999-2004" (PDF). Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat. Jakarta. hlm. 931. Diakses tanggal 25 April 2021.