Marcus Junius Brutus

pembunuh Julius Caesar
(Dialihkan dari Markus Yunius Brutus)

Marcus Junius Brutus, umumnya dikenal sebagai Brutus, lahir pada 85 SM di Roma dalam keluarga bangsawan patricius. Ayahnya, Marcus Junius Brutus the Elder, adalah seorang gubernur provinsi yang dihukum mati oleh Pompey pada 77 SM. Ibunya, Servilia, adalah saudara tiri Cato the Younger dan diketahui memiliki hubungan asmara dengan Julius Caesar, yang beberapa sejarawan percaya mempengaruhi hubungan Brutus dengan Caesar. Brutus diadopsi oleh pamannya, Quintus Servilius Caepio, dan karenanya kadang-kadang disebut sebagai Quintus Servilius Caepio Brutus.

Infobox orangMarcus Junius Brutus

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahirank. 85 SM Edit nilai pada Wikidata
nilai tidak diketahui (Republik Romawi) Edit nilai pada Wikidata
Kematian23 Oktober 42 SM Edit nilai pada Wikidata (42/43 tahun)
Filipi (Republik Romawi) Edit nilai pada Wikidata
Penyebab kematianTrauma tajam Edit nilai pada Wikidata
Triumvir monetalis (en) Terjemahkan
54 SM – 54 SM
Moneyer (en) Terjemahkan
43 SM – 42 SM
Ancient Roman senator (en) Terjemahkan
Praetor urbanus (en) Terjemahkan
Quaestor
Gubernur Romawi
Praetor
Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanfilsuf, penyair, Ancient Roman politician (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
PeriodeLate Roman Republic (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Partai politikoptimates (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
15 Maret 44 SMpembunuhan Julius Caesar Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
KeluargaJunii Bruti (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Pasangan nikahPorcia (mul) Terjemahkan (45 SM–43 SM), pasangan meninggal dunia
Claudia (en) Terjemahkan (nilai tidak diketahui–45 SM), perceraian Edit nilai pada Wikidata
KekasihVolumnia Cytheris (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Orang tuaMarcus Junius Brutus Tua dan Quintus Servilius Caepio (en) Terjemahkan Edit nilai pada WikidataServilia (104 SM - 42 SM) dan Hortensia (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
SaudaraMarcus Junius Silanus (en) Terjemahkan, Junia Tertia (en) Terjemahkan, Junia Prima (en) Terjemahkan dan Junia Secunda (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
KerabatCalpurnius Bibulus (en) Terjemahkan (stepson (en) Terjemahkan)
Decimus Junius Brutus Albinus (en) Terjemahkan () Edit nilai pada Wikidata

Karier Politik Awal

sunting

Brutus memulai karier politiknya sebagai seorang pengacara dan orator yang berbakat, dan kemudian menjabat sebagai quaestor di bawah Pompey pada tahun 58 SM. Ia awalnya mendukung Pompey selama Perang Saudara Romawi (49–45 SM) antara Pompey dan Julius Caesar, tetapi setelah kekalahan Pompey di Pertempuran Farsalos pada 48 SM, Brutus mengalihkan kesetiaannya kepada Caesar, yang dengan murah hati mengampuni dan menerima Brutus ke dalam lingkaran dalamnya.

Hubungan dengan Julius Caesar

sunting

Hubungan Brutus dengan Julius Caesar rumit. Meskipun memiliki hubungan keluarga yang erat melalui ibunya, Brutus dikenal sebagai seorang republikan yang berprinsip dan sangat mendukung bentuk pemerintahan Republik Romawi yang dipimpin oleh Senat. Ketika Caesar diangkat sebagai diktator untuk waktu yang tidak terbatas pada 44 SM, Brutus menjadi semakin khawatir bahwa Caesar berencana untuk menghapus Republik dan mendirikan monarki dengan dirinya sebagai raja.

Konspirasi dan Pembunuhan Caesar

sunting

Ketakutan ini memuncak pada konspirasi di kalangan para senator yang dipimpin oleh Brutus dan Gaius Cassius Longinus. Brutus menjadi salah satu pemimpin utama konspirasi untuk membunuh Caesar, yang berpuncak pada peristiwa dramatis di Ides of March (15 Maret) 44 SM, ketika Caesar ditikam sampai mati di Teater Pompey oleh sekelompok senator yang melibatkan Brutus. Dikatakan bahwa ketika Caesar melihat Brutus di antara para penyerangnya, ia mengucapkan kata-kata terkenal "Et tu, Brute?" ("Kau juga, Brutus?"), meskipun keabsahan frasa ini dalam sejarah diperdebatkan.

Dampak dan Akibat dari Pembunuhan

sunting

Setelah pembunuhan Caesar, Brutus dan para konspirator lainnya berharap mereka akan disambut sebagai penyelamat Republik, tetapi reaksi publik sangat beragam. Kekacauan meletus di Roma, dan Brutus bersama Cassius terpaksa meninggalkan kota. Mereka menuju ke wilayah timur Republik untuk mengumpulkan dukungan militer.

Perang Saudara dan Kematian

sunting

Pembunuhan Caesar memicu serangkaian konflik yang dikenal sebagai Perang Saudara Romawi. Brutus dan Cassius, yang mendeklarasikan diri sebagai pembela Republik, berhadapan dengan tentara yang setia kepada Triumvirat Kedua, yang terdiri dari Octavianus (kemudian menjadi Augustus), Mark Antony, dan Lepidus. Pertempuran yang menentukan terjadi di Filippi pada 42 SM. Brutus memimpin pasukannya dengan gigih, tetapi setelah kekalahan di tangan pasukan Triumvirat, ia melarikan diri dan, dengan bantuan pelayannya, akhirnya memilih untuk bunuh diri dengan cara ditikam oleh pedang pada 23 Oktober 42 SM.

Pranala luar

sunting