Masjid Al-Hurriyyah
Masjid Al-Hurriyyah merupakan masjid yang terletak di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat. Masjid Al-Hurriyyah pertama kali dibangun pada tahun 1965 dan masih berukuran relatif kecil serta terletak di tengah hutan karet yang menjadi kondisi awal dari kampus IPB ketika itu. Pada tahun 1992, Masjid Al-Hurriyyah kedua dibangun di sebelah masjid Al-Hurriyyah yang pertama dan kini mampu menampung hingga 5.000 jamaah.[1] Arsitek masjid Al-Hurriyyah yang kedua adalah Achmad Noe'man,[1][2] seorang maestro arsitektur masjid di Indonesia yang juga merancang Masjid Salman Institut Teknologi Bandung dan Masjid At-Tin.[3]
Masjid Al-Hurriyyah IPB University | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Provinsi | Jawa Barat |
Kepemilikan | Institut Pertanian Bogor |
Lokasi | |
Lokasi | Kompleks IPB University, Babakan, Dramaga, Kabupaten Bogor |
Negara | Indonesia |
Arsitektur | |
Arsitek | Achmad Noe'man |
Tipe | Masjid |
Situs web | |
masjid |
Masjid ini terdiri dari tiga lantai, dengan lantai pertama diperuntukkan untuk berwudhu, aula, toko buku, dan perpustakaan. Lantai kedua merupakan ruang utama sholat untuk laki-laki serta sejumlah ruangan multi fungsi yang dinamakan berdasarkan Khulafaur Rasyidin secara berurutan. Lantai tiga merupakan ruang untuk sholat perempuan.[1][4] Di luar masjid terdapat taman yang luas, kediaman ketua Dewan Keluarga Masjid, dan kediaman pemuda pengurus masjid.[4][5]
Selain sebagai tempat ibadah, masjid Al-Hurriyyah juga digunakan sebagai tempat kajian Islam secara rutin mingguan maupun insidental, dan diselenggarakan oleh pengurus masjid maupun lembaga kemahasiswaan di Institut Pertanian Bogor.[5]
Masjid ini termasuk dalam satu dari tujuh masjid kampus megah di Pulau Jawa versi Detikcom.[4]
Arsitektur
suntingDesain utama dari masjid ini terletak pada bentuk segitiga yang menjadi bentuk rangka utama dari masjid ini. Bentuk tiang seperti ini menjadikan ruang utama masjid cukup luas serta minim tiang penopang atap sehingga relatif tidak menghalangi kerapatan shaf jamaah. Bentuk ini juga mengoptimalkan ventilasi dan pencahayaan alami di dalam masjid.[2] Dominasi bentuk segitiga ini juga untuk menyelaraskan bentuk berbagai bangunan utama kampus IPB.[6] Selain itu, secara mekanika struktural bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling stabil.[1]
Insiden
suntingPada hari Jumat, 25 Mei 2012, terjadi insiden penembakan yang dilakukan kawanan perampok sepeda motor di tempat parkir Masjid Al-Hurriyyah. Penembakan yang dilakukan menjelang adzan ini mengenai dua orang satpam dan menyebabkan keduanya meninggal dunia.[7]
Korban bernama Supriatna alias Bonar (46 tahun) dan Suhardi (40 tahun). Kedua jenazah korban penembakan pelaku pencurian sepeda motor ini sebelumnya diotopsi di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor.
Referensi
sunting- ^ a b c d "Masjid Al-Hurriyah, IPB Bermain dengan Bangun Segitiga (3)". Republika. 17 Januari 2013.
- ^ a b "Masjid Al-Hurriyah, IPB Bermain dengan Bangun Segitiga (1)". Republika. 17 Januari 2013.
- ^ "ahmad noe'man dari salman hingga sarajevo". Ahlulbaitindonesia.org. 29 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-21. Diakses tanggal 2014-05-20.
- ^ a b c "7 Masjid Kampus yang Megah di Pulau Jawa". Detik. 2 Agustus 2012.
- ^ a b "Masjid Al-Hurriyah, IPB Bermain dengan Bangun Segitiga (4-habis)". Republika. 17 Januari 2013.
- ^ "Masjid Al-Hurriyah, IPB Bermain dengan Bangun Segitiga (2)". Republika. 17 Januari 2013.
- ^ "Dua satpam IPB ditembak menjelang salat Jumat". Antara. 25 Mei 2012.