Masjid Al-Imtizaj
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Masjid Al-Imtizaj adalah salah satu masjid yang bernuansa oriental dan arsitektur bercorak negeri tirai bambu yang berada di Kota Bandung.[1] Letak masjid ini lebih tepatnya berada di Jalan Banceuy nomor 8, Kota Bandung, Jawa Barat.[1]
Masjid Al-Imtizaj | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Provinsi | Jawa Barat |
Lokasi | |
Lokasi | Jalan Banceuy Nomor 8, Kota Bandung |
Negara | Indonesia |
Arsitektur | |
Arsitek | Danny Swardhani |
Gaya arsitektur | Arsitektur Tiongkok |
Dibangun oleh | Haji Ali Karim |
Rampung | 6 Agustus 2010 |
Kapasitas | 200 orang |
Sejarah
suntingMasjid Al Imtizaj merupakan masjid yang berkapasitas 200 orang ini diresmikan untuk umum pada tanggal 06 Agustus 2010 atas keinginan mantan Gubernur Jawa Barat, Raden Nana Nuriana.[1][2] Hal ini didasari keinginan menambah seni masjid dengan budaya tiongkok dan meningkatkan khazanah pembauran etnis Tionghoa Islam dengan umat Islam lainnya.[1] Pembangunan masjid ini sendiri dikomandani oleh Ir Danny Swardhani MBA, yang dikenal sebagai arsitek yang banyak membangun masjid, termasuk Masjid Atta’awun Puncak, Bogor.[1] Masjid Al Imtizaj mempunyai arti Pembauran atau dalam bahasa Tionghoa yaitu Ronghe.[1] Hal ini sejalan dengan keadaan bahwa saat itu, mulai terbentuk beberapa komunitas muslim Tionghoa di Bandung, antara lain Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Keluarga Persaudaraan Islam (KPI), dan Yayasan Ukhuwah Mualaf Indonesia (YUMI). Mereka kemudian melebur dalam organisasi Ikatan Persaudaraan Tionghoa Islam (IPTI).[2]
Bentuk fisik
suntingBangunan masjid ini sangat unik dan menarik.[3] Didominasi warna etnis Tionghoa namun berkubah seperti masjid pada umumnya.[3] Pandangan awal para pengunjung akan disambut oleh gapura layaknya Klenteng yang berarna khas hingga beberapa lampion menggelantung di sana.[3] Tempat wudu unik berupa cawan emas pun menghiasi masjid.[3]Di pelataran terdapat beberapa tempat duduk yang nyaman. Pohon dan bunga menghiasi setiap sudut Masjid Al Imtizaj.[3] Area salat terbagi menjadi dua, perempuan dan laki-laki.[3] Dari gerbang para jamaah laki-laki harus menuruni beberapa anak tangga untuk memasuki tempat wudu dan tempat salat.[3] Sedangkan perempuan harus naik ke lantai dua.[3] Gaya hiasan di dalam masjid hampir sama dengan masjid-masjid pada umumnya.[3] Adanya mimbar, gelaran sajadah, dan hiasan kaligrafi yang mempercantik dinding masjid.[3]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f "Masjid Lautze 2 dan Al Imtizaj: Masjid Bernuansa Oriental di Kota Bandung". Sindonews.com. Diakses tanggal 2019-02-03.
- ^ a b IPTEK, Dody Hidayat-Reporter (2017-06-02). IPTEK, Dody Hidayat - Reporter, ed. "Masjid Berarsitektur Klenteng untuk Pembauran di Bandung". Tempo.co. Diakses tanggal 2019-02-03.
- ^ a b c d e f g h i j JawaPos.com. "Melihat Keunikan Masjid Al Imtizaj Bergaya Arsitektur Tionghoa". www.jawapos.com. Diakses tanggal 2019-02-03.