Masjid Jami Banjarmasin

masjid di Indonesia

Masjid Jami Banjarmasin[2] (bahasa Arab: مسجد بنجرماسين الجامع) atau yang lebih dikenal dengan Masjid Sungai Jingah (bahasa Arab: مسجد نهر جينغاه) adalah sebuah masjid bersejarah yang berada di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1777 dan berarsitektur Timur Tengah dengan perpaduan arsitektur Banjar dan Hindia Belanda.

Masjid Jami Banjarmasin
مسجد بنجرماسين الجامع
Agama
AfiliasiIslam
Provinsi Kalimantan Selatan
Lokasi
LokasiJalan Mesjid Jami №1, Banjarmasin, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturTimur Tengah dengan sedikit sentuhan arsitektur Banjar dan Hindia Belanda[1]
Didirikan1777
Kubah3
masjid jami banjarmasin
menara masjid jami banjarmasin

Sejarah sunting

 
Langgar Sinar Masjid, lokasi awal dari Masjid Jami Banjarmasin

Masjid ini mempunyai sejarah yang unik sebelum berdirinya bangunan.[3] Pada zaman dahulu di kota Banjarmasin ini tidak memiliki masjid yang berukuran besar. Hal tersebut menyebabkan masjid tidak bisa memuat daya tampung yang banyak. Sehingga masyarakat setempat kesulitan untuk melakukan aktivitas ibadah.[4]

 
Masjid Jami Banjarmasin di sore hari.

Maka dari itu, Belanda berinisiatif mengambil kesempatan dengan mendonasikan pendapatan hasil pajaknya untuk mendirikan masjid tersebut. Karena pada saat itu hasil pemungutan pajak dari masyarakat Banjarmasin sangat melimpah ruah. Akan tetapi ditolak mentah-mentah oleh masyarakat Banjarmasin, karena masyarakat setempat sangat tidak menyukai pemerintahan kolonial Belanda kala itu.[5]

 
Masjid Jami Banjarmasin sekitar tahun 1870, yang masih berada di tepi Sungai Martapura.

Tidak hanya itu saja masyarakat Banjarmasin ini yang memeluk agama Islam sangat mengharamkan niat pemberian dari kolonial Belanda tersebut, apalagi sampai membangunnya. Dalam menyelesaikan masalah ini, maka masyarakat Banjar melakukan gotong royong untuk membangun Masjid Jami Banjarmasin tersebut. Baik laki-laki, perempuan, tua maupun muda bersama-sama saling membahu untuk mengumpulkan dana.[6]

Diantaranya ada yang menyumbang perhiasan emas, hasil pertanian bahkan sampai tanah. Sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan dana tersebut. Setelah itu berdirilah masjid ini dengan arsitektur yang unik serta megah di atas tanah seluas dua hektar. Dari dahulu hingga sekarang masjid ini selalu dijadikan tempat ibadah serta melakukan kegiatan sosial.[7]

Referensi sunting

  1. ^ "Hasil dan Pembahasan Masjid Jami' Sungai Jingah Banjarmasin" (PDF). idr.uin-antasari.ac.id. 
  2. ^ "Hasil dan Pembahasan Masjid Jami' Sungai Jingah Banjarmasin" (PDF). idr.uin-antasari.ac.id. 
  3. ^ Selatan, ANTARA News Kalimantan. "Mimbar dan beduk sisa sejarah di Masjid Jami Banjarmasin". ANTARA News Kalimantan Selatan. Diakses tanggal 2022-12-23. 
  4. ^ "Sedikit Sejarah Masjid Jami Banjarmasin, Salah Satu Masjid Tua di Kota Banjarmasin". Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin. Diakses tanggal 2022-12-23. 
  5. ^ "Masjid Jami Banjarmasin, Bangunan Masjid yang Memiliki Sejarah Unik - Borneo ID" (dalam bahasa Inggris). 2022-10-17. Diakses tanggal 2022-12-23. 
  6. ^ "Hasil dan Pembahasan Masjid Jami' Sungai Jingah Banjarmasin" (PDF). idr.uin-antasari.ac.id. 
  7. ^ "Hasil dan Pembahasan Masjid Jami' Sungai Jingah Banjarmasin" (PDF). idr.uin-antasari.ac.id.