Masjid Kali Pasir

masjid di Indonesia

Masjid Kali Pasir adalah masjid tertua di Kota Tangerang peninggalan Kerajaan Pajajaran.[1] Masjid ini berada di sebelah timur bantaran Sungai Cisadane, tepatnya di tengah pemukiman warga Tionghoa kelurahan Sukasari.[1] Bangunannya pun bercorak Tionghoa.[1] Masjid tertua di Tangerang ini mencerminkan kerukunan umat beragama pada masanya.[1] Hingga kini masjid yang sudah berusia ratusan tahun tersebut masih digunakan sebagai tempat beribadah.[1] Namun, masjid ini tidak lagi digunakan untuk salat Jumat.[2]

Masjid Kali Pasir
Agama
AfiliasiIslamSunni
Provinsi Banten
Lokasi
LokasiTangerang
Negara Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturArsitektur Islam

Sejarah sunting

Masjid Kali Pasir dibangun bersebelahan dengan Klenteng Boen Tek Bio yang saat itu sudah berdiri tegak.[3] Masjid yang berukuran sekitar 288 meter persegi ini didirikan pada tahun 1700 oleh Tumenggung Pamit Wijaya yang berasal dari Kahuripan Bogor.[4][3] Awalanya, Tumenggung Pamit Wijaya ingin melakukan syiar Islam dari Kesultanan Cirebon ke wilayah Banten.[3] Namun, ia singgah di Tangerang dan mendirikan sebuah masjid.[3] Pembangunan masjid dilakukan oleh warga muslim sekitar dan dibantu oleh warga Tionghoa.[5] Pada tahun 1712 kepengurusan masjid dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Bagus Uning Wiradilaga.[4] Masjid ini sudah berkali-kali direnovasi, tetapi bangunannya masih bergaya Arab, Tionghoa dan Eropa.[5] Saat ini, hanya dua sisi arsitektur yang masih tetap utuh dipertahankan, yaitu empat tiang di dalam masjid dan kubah kecil bermotif China.[3] Tiang tersebut terbuat dari kayu dan tampak mulai keropos sehingga harus disanggah dengan sejumlah besi.[3]

Keunikan sunting

Selain menjadi tempat ibadah dan syiar agama, Masjid Kali Pasir memiliki nilai sejarah yang tinggi.[2] Masjid ini menjadi tempat akulturasi budaya dan saksi perjuangan anak bangsa melawan penjajah.[2] Selain itu, dari segi bangunan, menara masjid ini mirip dengan pagoda Tiongkok.[5] Ada juga acara arakan minitur perahu yang digelar oleh masjid ini dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad.[6] Arakan perahu dilakukan sebagai simbol tibanya para sesepuh Islam di Sungai Cisadane Kota Tangerang.[6] Arakan tersebut dimulai sejak tahun 1926 dengan mengisi perahu dengan berbagai buah-buahan.[6] Hal unik lain adalah bentuk saf yang miring dibandingkan dengan arah masjid.[6] Bentuk saf tersebut ada sejak awal pendirian masjid.[6] Hal ini dikarenakan jika masjid dibangun sesuai arah kiblat maka rumah di sekitar masjid akan terbongkar.[6]

Makam di pelataran masjid sunting

Di belakang masjid ini terdapat makam Bupati Tangerang, Raden H Ahmad Penna.[1] Akan tetapi, keberadaan makam tokoh Tangerang ini tidak banyak diketahui masyarakat umum.[1] Selain itu, keberadaan makam juga kurang terawat dengan baik.[1]

Galeri sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h "Masjid Kali Pasir Warisan Sejarah Islam di Kawasan Pecinan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-12. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  2. ^ a b c "Ziarah dan Sejarah Terus Mengalir di Masjid Kali Pasir". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-12. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  3. ^ a b c d e f "Menengok Masjid Tertua Bercorak Tionghoa". VIVA.co.id. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  4. ^ a b "Masjid Kali Pasir". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-12. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  5. ^ a b c "Unik, Pecinan Tangerang Punya Masjid Bermenara Pagoda". detikcom. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  6. ^ a b c d e f "Sejarah Islam Tangerang Terpapar di Mesjid Jami Kali Pasir". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-13. Diakses tanggal 12 Mei 2014.