Masjid Namazgah
Masjid Namazgah (bahasa Albania: Xhamia e Namazgjasë), juga dikenal sebagai Masjid Agung Tirana (bahasa Albania: Xhamia e Madhe e Tiranës), adalah sebuah masjid yang berada di Tirana, Albania. Masjid ini telah dirancang sejak tahun 1992, namun mulai dibangun pada tahun 2015. Ketika diresmikan, masjid ini diklaim akan menjadi masjid terbesar di Balkan.[1]
Masjid Namazgah | |
---|---|
Xhamia e Namazgjasë | |
Agama | |
Afiliasi | Islam, Suni |
Kepemimpinan | Imam |
Lokasi | |
Lokasi | Tirana, Albania |
Koordinat | 41°19′32″N 19°49′24″E / 41.3256376°N 19.8233194°E |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Arsitektur Utsmaniyah |
Rampung | 1992 (mulai direnovasi tahun 2010) |
Spesifikasi | |
Kapasitas | 5000 Jemaah |
Panjang | 56m |
Lebar | 28m |
Kubah | 1 |
Menara | 4 |
Situs web | |
tiranagrandmosque.com |
Masjid Namazgah menjadi salah satu bangunan ikonik di ibu kota Albania, Tirana.[1] Sejak renovasi pada tahun 2010, masjid ini akan diisi juga dengan perpustakaan, pusat budaya, area parkir, tempat pengajaran Al-Qur'an, ruang pameran, kantin, serta aula.[1] Masjid ini mampu menampung sekitar 5.000 jemaah pada saat yang sama.[2]
Sejarah
suntingPada tahun 1992, Presiden Sali Berisha meletakkan batu pertama pada sebuah lahan yang akan dibangun masjid di dekat alun-alun Namazgah dan gedung parlemen Albania. Konstruksi sempat ditunda, setelah ketua parlemen, Pjetër Arbnori menolak pembangunan tersebut.[3]
Pada September 2008, Mufti Agung Albania Shaban Salihaj meminta agar dibangunkan sebuah masjid agung di Tirana. Permintaan tersebut dipublikasikan secara luas. Namun, Perdana Menteri Albania Sali Berisha tidak memberikan izin untuk permintaan tersebut.[4]
Pada akhir tahun 2010, Berisha dan ketua Partai Sosialis Edi Rama melakukan kampanye untuk pemilihan umum mendatang. Meski keduanya bersebrangan secara politik terkait dengan pembangunan masjid, pada akhirnya pemerintahan Berisha menghibahkan sebidang tanah kepada komunitas Muslim di Albania. Sebidang tanah tersebut kemudian disebut alun-alun Namazgah. Hibah tersebut diberikan dengan tujuan untuk pembangunan masjid. Pada saat yang sama, Edi Rama juga berjanji akan membangunkan komunitas Muslim sebuah masjid, meski demikian komunitas Muslim Albania menolaknya karena klaim atas sebidang tanah sebelumnya belum diselesaikan. Setelah Edi Rama tidak terpilih dalam pemilu, pengelolaan masjid ini diambil alih oleh Wali Kota Lulzim Basha.[5]
Pada 10 November 2011, pemerintah membentuk sebuah komisi untuk pembangunan masjid. Komunitas Muslim Albania mengusulkan agar masjid dibangun di alun-alun Namazgah. Pada 20 Maret 2012, Basha mengumumkan bahwa masjid ini akan dibangun di alun-alun Namazgah. Pada April 2012, Selim Muca mendesak pemerintah agar segera mengagendakan peletakan batu pertama masjid ini. Pada 25 Oktober, Basha meyakinkan Muca bahwa sengketa kepemilikan tanah akan segera diselesaikan, dan pembangunan masjid ini akan segera dimulai. Meski demikian, hingga akhir tahun 2012 rencana pembangunan tersebut tidak kunjung direalisasikan.[6]
Pembangunan masjid ini dianggap perlu, karena tercatat di Tirana hanya ada 8 masjid di kota tersebut, berkurang dari total 28 masjid pada tahun 1967. Pada setiap hari raya Islam (seperti Idul Fitri atau Idul Adha), Alun-alun Skanderbeg selalu dipenuhi oleh jemaah. Hal ini desebabkan karena Masjid Ethem Bey, masjid di dekat alun-alun tersebut, hanya berkapasitas 60 jemaah.[7] Sering kali hujan membuat Salat Jumat tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat tersebut.[7]
Masjid ini mulai dibangun pada Mei 2015. Biaya untuk pembangunan masjid ini berasal dari organisasi Muslim Turki yang dikelola oleh negara, Diyanet.[8] Pada tahun 2015, Presiden Recep Tayyip Erdoğan sempat mengunjungi Albania untuk melakukan peletakan batu pertama masjid ini.[9][10]
Konstruksi
suntingMasjid ini memiliki empat menara yang masing-masing berdiri setinggi 50 meter. Lantai pertama masjid ini diisi dengan pusat budaya dan fasilitas lainnya.[11] Masjid ini dibangun di atas sebidang tanah seluas 10.000 meter persegi di dekat gedung parlemen Albania dan akan memiliki kapasitas sekitar 5.000 jemaah.[2][9]
Lihat juga
suntingPranala luar
sunting- Situs resmi (Bahasa Albania dan Inggris)
Referensi
sunting- ^ a b c "Turkey builds biggest mosque of Balkans in Albania". www.aa.com.tr. Diakses tanggal 2021-06-24.
- ^ a b "Bashkia Tiranë - Namazgâh Mosque". www.tirana.al. Diakses tanggal 2021-06-24.
- ^ "New Mosque Plan Catches Albania Muslims Off Guard". 22 November 2010. Diakses tanggal January 4, 2015.
- ^ Yearbook of Muslims in Europe. Volume 1. Jørgen S. Nielsen, Samim Akgönül, Ahmet Alibašić, Brigitte Maréchal, Christian Moe, Nadia Jeldtoft. Leiden. 2009. ISBN 978-90-04-17505-1. OCLC 424556168.
- ^ Yearbook of Muslims in Europe. Volume 4. Jørgen S. Nielsen. Leiden: Brill. 2012. ISBN 978-90-04-23449-9. OCLC 816041473.
- ^ Yearbook of Muslims in Europe. Volume 5. Jørgen S. Nielsen. Leiden. 2013. ISBN 978-90-04-25586-9. OCLC 860908659.
- ^ a b Nadia Pantel (January 2, 2015). "Balancieren in Tirana". jetzt.de – Süddeutsche Zeitung. Diakses tanggal January 4, 2015.
- ^ "Mosqued objectives:Turkey is sponsoring Islam abroad to extend its prestige and power". Economist. 21 January 2016. Diakses tanggal 23 January 2016."
- ^ a b "Presidency Of The Republic Of Turkey : President Erdoğan Attends Groundbreaking Ceremony of Tirana Namazgah Mosque". www.tccb.gov.tr. Diakses tanggal 2022-05-29.
- ^ "President Recep Tayyip Erdoğan honored the opening of the Mosque at Preze Castle in Albania - TİKA". www.tika.gov.tr. Turkish Cooperation and Coordination Agency (TİKA). Diakses tanggal 2022-05-29.
- ^ "Namazgja mosque, Berisha: The denied right was made just". Albanian Screen TV. April 20, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 4, 2015. Diakses tanggal January 4, 2015.