Masjid Raya Bandar Khalifah

masjid di Indonesia

Masjid Raya Bandar Khalifah[1] adalah sebuah masjid yang terletak di Desa Gelam, Kecamatan Banda, Kabupaten Deliserdang, Propinsi Sumatera Utara. Masjid ini berdiri di tepi jalan Bandar Khalifah dan di sebalah selatan masjid ini berbatasan dengan ladang dan perumahan penduduk, di sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk, di sebelah barat berbatasan dengan jalan raya, dan di sebelah timur berbatasan dengan ladang, sawah, serta rumah penduduk. Desa Bandar Khalifah merupakan salah satu daerah yang termasuk daerah pegunungan dan daerah dataran rendah, sehingga mata pencaharian penduduk di desa ini adalah petani di sawah, menanam sayuran dan buah-buahan, serta berkebun.

Deskripsi Bangunan sunting

Halaman Masjid Raya Bandar Khalifah memiliki ukuran panjang 45 m dan lebar 30 m, berpagar besi dan memiliki gapura sebagai pintu masuk ke halaman masjid. Gapura ini terdiri atas dua tiang dan di atasnya beratap genteng berbentuk limasan. Bangunan yang ada di lokasi adalah masjid, tempat wudhu, dan tempat bedug. Ukuran bangunan masjid mencapai panjang 12,5 m, Iebar 12,5 m, dan tinggi 15 m. Masjid ini rnenghadap ke utara dan jalan masuk dari sebelah barat. Bangunan masjid memiliki serambi dan ruang utama. Di dalam ruang utama terdapat mihrab dan mimbar. Untuk memasuki serambi masjid melewati dua buah tangga yang terbuat dari keramik wama coklat. Lantai serambi juga terbuat dari keramik berwama putih yang semula hanya terbuat dari bahan semen. Serambi terletak disisi timur, selatan, dan utara yang berukuran Iebar 1,4 m dan panjang 12,5 m. Luas serambi bagian utara diperlebar hingga 3,60 m pada waktu pemugaran.

Serambi di sebelah utara merupakan tambahan baru. Serambi asli di sisi utara, timur, dan selatan dikelilingi tiang dari cor, masing-masing enam tiang. Tiang-tiang tersebut langsung mendukung atap pertama, sedangkan di sebelah barat tidak ada serambi, karena terdapat mihrab yang dikelilingi enam tiang.

Ruang utama merniliki dinding dari tembok serta bagian depan (utara), selatan, dan timur masing- masing terdapat tiga pintu, dan di sebelah barat terdapat dua jendela disebelah kiri dan kanan mihrab. Pintu terbuat dari kayu dan merniliki dua daun pintu serta pada bagian atas pintu diberi hiasan bunga dan sulur-suluran. Di dalam ruang utarna berdiri empat tiang, mihrab, dan mimbar. Mihrab berbentuk segi enam yang terdiri dari pilar-pilar (tiang) sejurnlah enam buah dan tiang ini berukuran sama. Bentuk dan ukuran tiang ini seperti tiang-tiang yang berada di serambi. Mihrab ini agak menjorok keluar, sehingga di sisi barat bangunan rnasjid tidak ditemukan serambi. Mimbar berukuran panjang 1,55 m, Iebar 1 m, dan tinggi 2 m, terbuat dari kayu. Mimbar didukung enam tiang.

Di sebelah utara bangunan rnasjid terdapat tempat wudhu dan bangunan ini merupakan bangunan baru. Di halaman masjid di sudut barat daya terdapat bangunan sederhana sebagai tempat bedug lama. Bedug ini diperkirakan seumur dengan rnasjidnya. Bila ditinjau dari tiang/pilar rnasjid yang mengelilinginya berjurnlah 28 buah dan rata-rata berdiameter 60 m dan tinggi 219 m. Masjid ini mendapat pengaruh dari arsitektur Belanda yang biasa menggunakan pilar-pilar besar.

Latar Sejarah sunting

Berdasarkan informasi rnasyarakat rnasjid Raya Bandar Khalifah dibangun pada masa kolonial sekitar tahun 1890. Pendirinya yaitu Tengku Haji Nurdin dengan gelar Maharaja Muda Wazir Negeri Deli. Gelar ini adalah pemberian dari Sultan Deli. Tengku Haji Nurdin merupakan generasi kedelapan dari kerajaan Negeri Padang yang berpusat di Bandar Khalifah yaitu Umar Saleh. Kerajaan ini bemama Padang, menurut istilah Melayu kata padang berarti ladang,· karena raja pada waktu itu selalu memerintahkan kepada rakyatnya untuk selalu membuka ladang, sehingga kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Negeri Padang.

Referensi sunting

  1. ^ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998/1999). Masjid Kuno Indonesia. Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalan Pusat. hlm. 37.