Masjid Saka Tunggal Darussalam Pekuncen
Masjid Darussalam Pekuncen (Arab : مسجد دارالسلام) atau dikenal sebagai Masjid Saka Tunggal Darussalam Pekuncen merupakan salah satu cagar budaya berupa masjid yang mempertahankan unsur-unsur lokal. Masjid Saka Tunggal Darussalam Pekuncen terletak di Jalan Stasiun Legok Desa Pekuncen, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Masjid Saka Tunggal Darussalam Pekuncen | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam - Sunni |
Provinsi | Jawa Tengah |
Lokasi | |
Lokasi | Kabupaten Banyumas |
Negara | Indonesia |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Perpaduan arsitektur Jawa dan Eropa [1] |
Didirikan | 1912 [2] |
Sejarah
suntingMasjid ini dibangun pada tahun 1912 atau 1334 Hijriah. Pembangunan dilakukan oleh Mohamad Nurman atas perintah Adipati Aryo Cokronegoro. Data mengenai pembangunan Masjid Saka Tunggal Darussalam ini didapat berdasarkan inskripsi berhuruf Arab yang terdapat pada ambang atas pintu ruang masuk utama, yang berbunyi:
“6 Sura 1846, pangadega masjid 16-11-12 Legog, Kranggan Ajibarang Hijriah 1334 yasa dalem Kanjeng Bendara hadi Mas Tumenggung Hadipati Cokronegoroingkang jumeneng adipati ing negari PurwokertoBanyumas, Penghulu Hakim Muhammad Hadireja Purwokerto”
Latar belakang keberadaan Masjid di daerah Pekuncen berkaitan dengan pemindahan ibu kota Kecamatan Kranggan ke Desa Legog pada tahun 1915. Ini bersamaan dengan dibukanya jalur kereta api yang melewati Pekuncen dengan Stasiun Legok.[4]
Arsitektur
suntingArsitektur Masjid Saka Tunggal Darussalam Pekuncen sama seperti masjid di daerah Jawa pada umumnya yaitu dengan adanya atap berbentuk tumpang pada ruang utama atau induk masjid dan disangga dengan satu saka sehingga disebut saka tunggal di mana saka ini terpengaruh dengan gaya Eropa yaitu berbentuk segi delapan (oktagonal).
Bagian Masjid
suntingBagian-bagian Masjid Saka Tunggal Darussalam Pekuncen meliputi ruang utama atau induk masjid terdapat Mihrab atau tempat imam dilengkapi dengan mimbar yang terbuat dari kayu. Mihrab diapit oleh dua ruangan di samping dan kirinya.
Selain itu terdapat serambi di bagian depan yang disangga oleh 4 saka kayu. Jendela serambi masjid didesain seperti saka-saka kecil bernuansa ciri khas masjid.
Kegiatan Masjid
suntingKegiatan di lingkungan Masjid Saka Tunggal Darussalam Pekuncen antara lain adanya Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ), kajian pagi ba’da subuh setiap hari Ahad, penyembelihan hewan qurban setiap idul adha dan lain-lain.
- ^ {{{{cite web|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/masjid-saka-tunggal-dairussalam%7Ctitle=Masjid Saka Tunggal Dairussalam|date=28 September 2017|last=Rahmawati|first=Endah|website=kebudayaan.kemdikbud.go.id|access-date=25 Maret 2023
- ^ {{{{cite web|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/masjid-saka-tunggal-dairussalam%7Ctitle=Masjid Saka Tunggal Dairussalam|date=28 September 2017|last=Rahmawati|first=Endah|website=kebudayaan.kemdikbud.go.id|access-date=25 Maret 2023
- ^ {{{{cite web|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/masjid-saka-tunggal-dairussalam%7Ctitle=Masjid Saka Tunggal Dairussalam|date=28 September 2017|last=Rahmawati|first=Endah|website=kebudayaan.kemdikbud.go.id|access-date=25 Maret 2023
- ^ Rahmawati, Endah (2017-09-28). "Masjid Saka Tunggal Darussalam". Balai Pelestarian Carag Budaya Jawa Tengah. Diakses tanggal 2023-03-25.