Masker medis, juga dikenal sebagai masker bedah atau sekadar masker wajah,[1][2] adalah masker yang dimaksudkan untuk dipakai oleh para tenaga kesehatan selama tindakan pembedahan dan selama perawatan untuk menahan bakteri yang terkandung dalam percikan cairan (droplet) dan aerosol dari hidung dan mulut penggunanya. Masker ini tidak dirancang untuk melindungi pemakainya dari menghirup bakteri atau partikel virus di udara dan kurang efektif dibandingkan respirator, seperti masker N95 atau FFP, yang memberikan perlindungan yang lebih baik karena bahan, bentuk, dan pencengkeramannya yang rapat.

Sebuah masker bedah
Sampah masker bedah yang dibuang sembarangan
Tenaga medis profesional memakai masker bedah selama operasi

Masker bedah banyak dipakai oleh masyarakat umum sepanjang tahun di negara-negara Asia Timur seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit di udara dan untuk mencegah menghirup partikel debu yang dihasilkan oleh polusi udara.[3] Selain itu, masker bedah telah menjadi mode, khususnya dalam budaya Asia Timur kontemporer yang didukung oleh popularitas masker dalam budaya pop Jepang dan Korea yang berdampak besar pada budaya pemuda Asia Timur.[4][5] Karena meningkatnya masalah kabut asap di Asia Selatan dan Tenggara, masker bedah dan masker penyaring udara sering digunakan di kota-kota besar di India, Nepal, dan Thailand ketika kualitas udara memburuk ke tingkat beracun.[6][7][8] Masker wajah juga digunakan di Indonesia, Malaysia, dan Singapura selama musim kabut asap Asia Tenggara.[9][10] Masker penyaring udara bergaya bedah cukup populer di seluruh Asia sehingga banyak perusahaan memproduksi masker yang tidak hanya mencegah menghirup partikel debu udara tetapi juga modis.[11][12]

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting