Maulidan Salabose adalah ritual yang dilaksanakan setiap tahun sejak dahulu saat kelahiran Nabi Muhammad SAW di Masjid Syekh Abdul Mannan Salabose, kelurahan Pangaliali,kecamatan Banggele,Kab.Majene. Ritual ini diadakan dalam rangka memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW. Ritual ini diawali dengan khataman Al-qur'an. Keunikan dari ritual ini adalah dapat dilihat dari pernak pernik hiasan galuga atau tiriq. Tiriq adalah tempat menancapkan batangan kayu yang dihias dan ujungnya dipasang telur ayam yang telah direbus. Tiriq biasanya dibuat dengan berbagai bentuk seperti rumah, lemari, hingga pesawat yang diperlombakan di masjid[1] .Pertunjukkan yang menarik adalah ketika masyarakat saling berebut telur dan songkolo (beras pulu) yang diberi hiasan dan berwarna warni. Sebelum tahun 60 an puncak perayaan masih diadakan di masjid. Didalam pelaksanaannya ada 4 pohon pisang yang menyimbolkan Appeq Banua Kaiyyang ( Salabose, tande, simullu, dan baruga ) didirikan dalam masjid yang ditopang oleh timbunan buah pisang, attupenq nabi dan cucur. Pohon pisang dirangkai dengan telur dan diberi perhiasan semacam kertas bendera dari kertas minyak. Pada mulanya ritual ini dilaksanakan di samping masjid namun karena semakin lama ritual ini semakin ramai maka dipindahkan ke tempat yang lebih luas. Seiring perkembangannya dalam pelaksaanan ritual ini ada beberapa acara pertunjukkan seperti tarian tradisi, pencak silat/pamancca, sayyang patuduq (kuda menari),kalindagdag yang berkeliling kampung dan acara penghujung berebut telur dan ketupat yang diyakini sebagai berkah.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ Sekred. "Begini Keunikan Perayaan Maulid Nabi di Majene, Sulbar! Dari Pajangan Telur hingga Khataman Alquran". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-03-27. 
  2. ^ Paluseri, Dais D.; Putra, Shakti A.; Hutama, Hendra S.; Hidayat, Moechtar; Putri, Ririn A. (2018). Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018 (PDF). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 315–316.