Medani, Tegowanu, Grobogan
Medani adalah desa paling barat di kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia.
Medani | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Grobogan | ||||
Kecamatan | Tegowanu | ||||
Kode pos | 58165 | ||||
Kode Kemendagri | 33.15.18.2003 | ||||
Luas | 1,99 km² | ||||
Jumlah penduduk | 2.036 jiwa (2012) | ||||
Kepadatan | 1.023 jiwa/km² (2012) | ||||
|
Asal nama
suntingMenurut cerita tokoh masyarakat pada jaman dahulu ada seorang gadis ayu (cantik) sedang jalan kaki melewati wilayah yg saat ini menjadi desa medani. Pada saat perjalanan itu ada sekelompok pemuda yang sedang nongkrong dan menggoda (dalam bhs jawa "mbedani") gadis cantik itu sehingga lama kelamaan tempat itu sering disebut tempat mbedani (medani). Sedangkan desa tempat tinggal gadis ayu itu disebut seda ayu (sedayu).
Geografi
suntingDesa ini secara geografis mayoritasnya adalah dataran rendah dengan topografi datar sampai berombaknya sekitar 25% dan topografi berbukit sampai bergunung sekitar 35%. Curah hujannya sekitar 3.331 mm/tahun. Keadaan tanah desa ini sendiri cukup baik untuk pertanian dikarenakan komposisi tanah yang subur.
Pemanfaatan desa Medani ini digunakan untuk jalan sepanjang 2 kilometer, sawah dan ladang 165,7 ha; bangunan 3 ha; empang 3,35 ha; pemukiman 7,2 ha; dan jalur hijau sepanjang 2 ha. Desa ini sendiri tidak memiliki jalur angkutan umum yang mutlak karena jalannya rusak, tetapi terdapat pula ojek sebagai alat transportasi masyarakat. Potensi bencana di daerah ini sendiri adalah banjir yang kerap terjadi, dalam musim hujan.
Pembagian administratif
suntingDesa Medani terbagi atas 2 dusun, 6 rukun tetangga, dan 2 rukun warga.
Demografi
suntingPersentasi dari ketenagakerjaan Medani adalah petani sekitar 30%; buruh tani 30%; buruh bangunan 10%; pengusaha 0,2%; purnawirawan 0,2%; wirausaha 0,5%; pegawai swasta 2%; pedagang 10%; dan pegawai negeri sipil 0,5%. Tingkat kesejahteraan penduduk desa ini digolongkan cukup baik dan meningkat dikarenakan tingkat pengangguran yang rendah. Pola pemukimannya sendiri menjadi tersebar dikarenakan level tanah desa yang tidak rata.
Pendidikan
suntingDesa ini hanya memiliki 1 sekolah dasar negeri dan 1 PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Medani sebenarnya memiliki satu Sekolah SD dan PAUD cukup strategis sehingga aksesnya tidak sulit, berbeda dengan SMP dan seterusnya yang jauh dari desa dan akses transportasi serta jalan di kampung tidak memadai. Hal inilah yang menyebabkan mayoritas penduduk desa hanya lulusan SD dan minat mereka untuk meneruskan pendidikan tergolong rendah.
Ekonomi
suntingTidak ada kelompok usaha resmi yang terdapat di sini, tetapi ada beberapa industri rumah tangga seperti pembuat keripik pisang, sagu, dodol, dll. Tidak ada pasar di sini, dan jarak dari desa menuju pasar terdekat cukup jauh. Karena tidak ada angkutan umum yang melalui desa ini, penduduk biasa menggunakan kendaraan pribadi, angkutan umum atau ojek.
Pertanian dan perkebunan
suntingMayoritas lahan pertanian di Desa Medani dimanfaatkan untuk sawah, tetapi selain itu ada juga masyarakat yang menanam kacang, terong, ketimun, dan jagung. Tidak ada lembaga resmi desa untuk menampung dan menyalurkan hasil pertanian masyarakat. Sistem yang mereka gunakan hanyalah secara mandiri, dengan menanam dan menjual hasil panen masing-masing. Selama 2 tahun terakhir hasil panen desa sangat sedikit dikarenakan dengan hama dan pupuk yang tidak cocok.
Pengairan sawah berasal dari irigasi yang bersumber dari sungai. Selain irigasi sungai tersebut, Medani juga memiliki irigasi tadah hujan.
Perikanan
suntingIkan yang dibudidayakan penduduk pada umumnya adalah ikan nila. Ikan nila tersebut merupakan pemberian dari pemerintah kepada 14 orang warga. Setiap warga mendapatkan bibit sebanyak 3400 ekor beserta pakannya. Tidak ada laut di sekitar desa ini, maka dari itu tidak ada penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
Akhir-akhir ini, produksi ikan nila turun dikarenakan banyak ikan yang mati.
Peternakan
suntingDi samping profesi utama, sebagian besar penduduk memelihara ternak di rumah mereka. Jenis ternak yang biasa dipelihara antara lain ayam, yakni sekitar 1.200 ekor, kambing dan domba sekitar 21 ekor (yang berupa bantuan dari pemerintah dan diberian kepada 3 anggota Linmas, dan kerbau 50 ekor.
Ternak-ternak ini dipelihara secara tradisional, misalnya domba yang dikurung dalam kandang panggung, ayam yang biasanya dilepas oleh warga, dll, dan tidak ada teknologi ternak yang digunakan sama sekali. Untuk saat ini ayam broiler sedang tidak diproduksi warga dikarenakan terjangkit penyakit, sehingga banyak ayam yang mati. Sedangkan domba-domba yang berasal dari bantuan pemerintah sudah berkembang biak hingga menjadi 7 ekor. Domba-domba ini nantinya akan dipindahtangankan ke warga lain.
Kesehatan
suntingDi Desa Medani terdapat Posyandu, yaitu Posyandu Medani I. Sistem pelaksanaan Posyandu ini berselang tiap satu minggu dalam kurun waktu satu bulan sekali. Dari data yang didapatkan dari bidan setempat, angka kematian ibu dan bayi rendah. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kematian di Tahun 2009-2010.
Angka kesakitan pada Desa Medani rendah dan tidak ada wabah penyakit yang menyerang desa ini. Angka kematian pun rendah, adapun kematian yang terjadi karena disebabkan oleh usia tua. Sebagian besar warga desa Medani telah mulai melaksanakan perilaku hidup sehat, hal ini terkait dengan banyaknya warga yang memiliki fasilitas MCK di setiap rumah. Namun di samping itu masih banyak juga warga yang terbiasa dengan gaya hidup kurang sehat, seperti jarak kandang hewan ternak yang terlalu dekat dengan rumah warga, serta kurangnya ketersediaan air bersih memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan warga, terutama anak-anak. Terkait prasarana kesehatan yang terdapat di Desa Medani ini, masih kurang, hanya terdapat dua posyandu, sedangkan puskesmas belum ada dan jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau oleh warga.
Demografi
suntingPenduduk desa Medani seluruhnya beragama Islam. Sarananya sendiri terdiri dari 1 masjid, 7 musholla, 6 majelis ta'lim yang ada per RT yang memiliki 200 jamaah, dan semuanya tersebar di seluruh desa Medani. Hubungan antara warga yang satu dengan yang lainnya dan warga dengan pendatang Medani sangat baik.
Warga memiliki jadwal kerja bakti dan ronda malam yang teratur demi menjaga kebersihan dan keamanan desa.