Melchior Treub
Melchior Treub (26 Desember 1851 – 3 Oktober 1910 adalah seorang ahli botani berkebangsaan Belanda. Lulusan doktor Universitas Leiden ini dikenal sebagai direktur Kebun Raya Bogor, Hindia Belanda yang menjabat dari 1880-1910. Lewat kepemimpinan Treub, kebun raya berkembang menjadi sebuah institusi ilmiah profesional dengan pengetahuan alam tropis di Hindia Belanda.[1]
Pada tahun 1907, Treub menerima Linnean Medal, dan Perkumpulan untuk Kemajuan Penelitian Ilmiah di Daerah Tropis yang sekarang dikenal sebagai Treub Maatschappij. Ia juga dihargai karena mengusulkan istilah protokorm untuk menjelaskan tahap awal germinasi likopoda. Namanya diabadikan pada laboratorium botani di Kebun Raya Bogor, Laboratorium Treub.
Hector Treub, seorang dokter kandungan dan Willem Treub yang kelak menjadi Menteri Keuangan Belanda adalah adiknya.
Peran di Kebun Raya Bogor
suntingTreub datang ke Hindia Belanda pada 1880 dengan kondisi Kebun Raya Bogor yang menjadi taman menunggang kuda para gubernur jenderal, meski kebun raya ini memiliki jejak rekam sejarah alam yang panjang. Beberapa bangunannya tidak didesain untuk menghadapi iklim tropis, begitu juga dengan tidak tersedianya fasilitas penelitian.[2]
Oleh karena itu, pada awal kariernya di sana, ia membangun citra kebun raya sebagai lembaga ilmiah ilmu alam tropis kepada para ilmuwan di Eropa dan berkontak dengan mereka. Caranya adalah membangun ruang-ruang fisik untuk mengadakan penelitian ilmu alam tropis seperti perpustakaan, ruang kerja, dana hibah, residensi peneliti tamu, dan prasarana seperti mikroskop, bahan-bahan kimia, dan pembuatan katalog. Sebelum Treub, beberapa aset yang dimiliki kebun raya tidak terurus. Semua koleksi herbarium sebelum 1844 dibawa ke Belanda, termasuk beberapa contoh spesies di Jawa yang ditemukan dan dinamai oleh Carl Ledwig Blume pada awal abad 19.[3]
Apa yang dikerjakan Treub dalam dasawarsa pertamanya di sana menghasilkan reputasi, bahwa kebun raya adalah sebuah lembaga ilmu alam tropis di mata para ilmuwan Eropa, alih-alih lembaga pemerintah kolonial Belanda. Ia mengadakan pertukaran koleksi herbarium dengan kebun-kebun raya lain di Kolkata dan di Belanda, serta berlangganan jurnal-jurnal ilmiah Eropa untuk perpustakaan kebun raya. Ia juga menghidupkan kembali jurnal ilmiah yang pernah diterbitkan oleh kolega pendahulunya, yaitu R.H.C.C. Scheffer, yang bernama Annales du Jardin Botanique de Buitenzorg.[4] Pada 1890-an, Treub mendapatkan pujian dari kalangan ilmiah secara luas atas jasanya memimpian sebuah lembaga ilmiah yang diakui secara internasional. Termasuk di antaranya adalah para pegiat Botani yang pernah mengunjungi Kebun Raya Bogor, seperti H. Graf zu Solms Laubach, A.F.W. Schimper, Gottlieb Haberlandt, Andreas Schimper, Jean Massart, Elmer Merril, dan David Fairchild.[5] Pemerintah kolonial juga menganugerahinya gelar profesor. Treub menjadi satu-satunya orang di Hindia Belanda yang menyandang gelar ini pada 1898.[6]
Penelitian
suntingTreub meneliti Lycopodium atau tumbuhan paku kawat. Ia mempelajari siklus tumbuhan ini lewat jenisnya yang umum, yaitu L. cernuum dan L. phelgmaria. Ia mendalami spesies paku kawat lain yang dapat ditemukan di Jawa. Treub melakukan budi daya Lycopodium dengan harapan seluruh aspek embriologinya dapat terungkap. Beberapa target tercapai meski terbatas. Ia kemudian menemukan beberapa jenis baru yang tumbuh di bagian timur Kepulauan Nusantara. Hal tersebut turut membawa keuntungan pada Kebun Raya Bogor karena mampu menunjukkan posisi lembaga ini di wilayah tropis dengan berbagai jenis spesies di dalamnya sebagai bahan penelitian.[7]
Lembaga Afiliasi
suntingAntara 1887-1888 saat cuti ke Eropa, Treub membentuk Commissie tot Bevordering van het Natuurkundig Onderzoek der Nederlandsche Koloniën (Komisi untuk Pemajuan Penelitian Ilmu Alam di Daerah Koloni Belanda). Sekembalinya ke Buitenzorg, ia membentuk lembaga serupa bernama Indische Comité van Wetenschappelijk Onderzoek (Komite Penelitian Ilmiah Hindia Belanda). Tujuan kedua organisasi ini adalah mendanai penelitian ilmiah berskala besar. Pada 1888 Treub yang sudah punya pengaruh di jajaran pemerintah kolonial, mampu memberikan dukungan kepada seorang ahli paleontologi, Eugène Dubois, untuk penelitian awalnya tentang manusia purba di Hindia Belanda. Dua tahun berikutnya, kedua lembaga ini disatukan dan berubah menjadi Maatschappij ter Bevordering van het Natuurkundig Onderzoek der Nederlandsche Koloniën (Perhimpunan untuk Pemajuan Penelitian Ilmu Alam di Daerah Koloni Belanda) dan mendapatkan pendanaan dari pemerintah Belanda. Lembaga ini kerap disebut Perhimpunan Treub atas jasa dan status Treub sebagai kepala lembaga. Pendanaan ini mendukung sejumlah ekspedisi, seperti ke Borneo (1893-1894), ekspedisi Siboga yang fokus pada biota laut (1899-1900), dan beberapa ekspedisi ke Irian Jaya pada dekade pertama abad 20. Perjalanan-perjalanan tersebut diintergrasikan dengan proyek penelitian di Kebun Raya Bogor.[8]
Referensi
sunting- ^ Andrew Goss 2014, hlm. 100-101.
- ^ Andrew Goss 2014, hlm. 102-103.
- ^ Andrew Goss 2014, hlm. 104-105.
- ^ Andrew Goss 2014, hlm. 105-106.
- ^ Andrew Goss 2014, hlm. 112; 117.
- ^ Andrew Goss 2014, hlm. 111.
- ^ Andrew Goss 2014, hlm. 106-107.
- ^ Andrew Goss 2014, hlm. 115-116.
Daftar Pustaka
suntingGoss, Andrew (2014). Belenggu Ilmuwan dan Pengetahuan. Depok: Komunitas Bambu. ISBN 978-602-9402-32-2.