Migrasi awal manusia
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Early human migrations di en.wiki-indonesia.club. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
Migrasi manusia awal adalah migrasi dan ekspansi terawal manusia arkaik dan modern dari Afrika ke belahan benua-benua lain pada permulaan 2 juta tahun lalu dengan migrasi ke luar Afrika dari Homo erectus. Migrasi awal tersebut disusul oleh manusia arkaik lainnya yang meliputi H. heidelbergensis, yang hidup sekitar 500,000 tahun lalu dan tampaknya merupakan leluhur dari Denisovan dan Neanderthal.
Perjalanan migrasi
suntingMigrasi awal manusia merujuk pada perpindahan manusia purba dari tempat asal mereka di Afrika menuju wilayah lain di dunia. Ini adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah manusia yang terjadi sekitar 60.000 hingga 70.000 tahun yang lalu. Berdasarkan bukti arkeologi, genetika, dan paleontologi, dapat melacak dan memahami sebagian dari perjalanan migrasi manusia awal. Berikut adalah deskripsi umum tentang migrasi awal manusia.[butuh rujukan]
Afrika
suntingManusia modern (Homo sapiens), berasal dari Afrika Timur sekitar 200.000 hingga 300.000 tahun yang lalu. Inilah tempat asal dari nenek moyang kita yang paling awal.[1]
Penyebaran Pertama
suntingManusia awal mulai meninggalkan Afrika melalui rute di sepanjang pesisir timur benua, yang dikenal sebagai Rute Keluaran Tepi Laut. Mereka menyeberangi Teluk Aden dan menyebar ke wilayah-wilayah seperti Semenanjung Arab, India, dan Asia Tenggara.[2]
Asia
suntingSetelah mencapai Asia Tenggara, manusia purba menyebar lebih jauh ke wilayah-wilayah yang sekarang menjadi Tiongkok, Siberia, dan kepulauan Asia Pasifik. Migrasi ini terjadi sekitar 50.000 hingga 60.000 tahun yang lalu.[3]
Oseania
suntingSeiring waktu, manusia purba mencapai wilayah-wilayah kepulauan di Oseania, termasuk Papua Nugini, Australia, dan Kepulauan Pasifik. Migrasi ini melibatkan perjalanan melintasi perairan yang luas dan penyesuaian dengan lingkungan baru.[4]
Eropa dan Amerika
suntingKemudian, manusia purba mencapai benua Eropa dan Amerika. Perjalanan ke Eropa diyakini terjadi sekitar 45.000 hingga 40.000 tahun yang lalu, sementara migrasi ke Amerika terjadi sekitar 15.000 hingga 20.000 tahun yang lalu melalui Selat Bering yang terhubung.[5]
Migrasi awal manusia melibatkan adaptasi terhadap berbagai lingkungan, termasuk perubahan iklim, lahan yang berbeda, dan perairan yang luas. Selama perjalanan ini, manusia purba mengembangkan berbagai teknologi dan strategi bertahan hidup untuk menghadapi tantangan baru yang mereka hadapi.[butuh rujukan]
Perjalanan migrasi manusia awal ini adalah hasil dari faktor-faktor seperti perubahan lingkungan, peningkatan populasi, perburuan yang berhasil, serta kemampuan manusia untuk beradaptasi dan berinovasi. Studi lebih lanjut tentang bukti arkeologi, genetika, dan paleontologi terus memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang perjalanan migrasi awal manusia.[butuh rujukan]
Bukti-bukti yang mendukung
suntingHipotesis "Out of Africa"
suntingHipotesis "Out of Africa" adalah teori dominan yang mendukung bahwa manusia modern, Homo sapiens, berasal dari Afrika dan menyebar ke wilayah lain di dunia. Menurut hipotesis ini, sekitar 200.000 hingga 300.000 tahun yang lalu, manusia modern mulai bergerak keluar dari Afrika dan menyebar ke wilayah Timur Tengah, Asia, dan kemudian ke Eropa, Oseania, dan Amerika.[butuh rujukan]
Bukti Genetika
suntingBukti genetika adalah salah satu pendekatan penting yang digunakan untuk mempelajari migrasi awal manusia. Melalui analisis DNA mitokondria dan DNA inti manusia modern, para ilmuwan telah menemukan bahwa variasi genetik manusia modern terbesar dapat ditemukan di Afrika. Hal ini mengindikasikan bahwa populasi manusia di luar Afrika adalah keturunan dari populasi yang lebih kecil yang bermigrasi dari Afrika.[butuh rujukan]
Bukti Arkeologi
suntingBukti arkeologi juga memberikan wawasan penting tentang migrasi awal manusia. Penemuan fosil manusia purba di berbagai wilayah di luar Afrika, seperti Homo erectus di Asia dan Neanderthal di Eropa, menunjukkan migrasi manusia purba dari Afrika ke wilayah tersebut. Selain itu, temuan alat batu dan benda-benda arkeologi lainnya juga mengungkapkan jejak migrasi manusia purba.[butuh rujukan]
Rute Migrasi
suntingMigrasi awal manusia melibatkan perjalanan yang panjang dan berbagai rute. Salah satu rute migrasi utama adalah melalui Semenanjung Arab dan Asia Tenggara, yang kemudian membawa manusia purba ke wilayah-wilayah seperti India, Tiongkok, dan kepulauan Asia Pasifik. Rute lain melalui Selat Bering memungkinkan manusia purba untuk mencapai Amerika.[butuh rujukan]
Adaptasi dan Interaksi
suntingSelama migrasi, manusia purba harus beradaptasi dengan lingkungan baru, seperti iklim yang berbeda, lahan yang beragam, dan keanekaragaman sumber daya alam. Mereka juga berinteraksi dengan spesies manusia lainnya, seperti Neanderthal di Eropa, yang dapat terjadi pertukaran genetik dan pengaruh budaya.[butuh rujukan]
Meskipun banyak aspek migrasi awal manusia masih menjadi subjek penelitian dan perdebatan ilmiah, bukti-bukti yang ada memberikan gambaran tentang bagaimana manusia modern menyebar dari Afrika ke berbagai wilayah di dunia.[butuh rujukan]
Bacaan lanjutan
sunting- Demeter F, Shackelford LL, Bacon AM, Duringer P, Westaway K, Sayavongkhamdy T, Braga J, Sichanthongtip P, Khamdalavong P, Ponche JL, et al. (2012). "Anatomically modern human in Southeast Asia (Laos)". Proceedings of the National Academy of Sciences. 109 (36): 14375–14380. Bibcode:2012PNAS..10914375D. doi:10.1073/pnas.1208104109. PMC 3437904 . PMID 22908291.
- Diamond, Jared, Guns, germs and steel. A short history of everybody for the last 13'000 years, 1997.
- Reich, David (2018). Who We Are And How We Got Here - Ancient DNA and the New Science of the Human Past. Pantheon Books. ISBN 978-1101870327.[6]
- Veeramah, Krishna R.; Hammer, Michael F. (4 February 2014). "The impact of whole-genome sequencing on the reconstruction of human population history". Nature Reviews Genetics. 15 (3): 149–162. doi:10.1038/nrg3625. PMID 24492235.
Referensi
sunting- ^ Harari, Yuval N. (2015). Sapiens: a brief history of humankind (edisi ke-First U.S. edition). New York: Harper. hlm. 4. ISBN 978-0-06-231609-7.
- ^ Kuo, Lily (2017-12-10). "Early humans migrated out of Africa much earlier than we thought". Quartz (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-08-07.
- ^ López, Saioa; van Dorp, Lucy; Hellenthal, Garrett (2016-04-21). "Human Dispersal Out of Africa: A Lasting Debate". Evolutionary Bioinformatics Online. 11 (Suppl 2): 57–68. doi:10.4137/EBO.S33489. ISSN 1176-9343. PMC 4844272 . PMID 27127403.
- ^ O’Connell, James F.; Allen, Jim; Williams, Martin A. J.; Williams, Alan N.; Turney, Chris S. M.; Spooner, Nigel A.; Kamminga, Johan; Brown, Graham; Cooper, Alan (2018-08-21). "When did Homo sapiens first reach Southeast Asia and Sahul?". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 115 (34): 8482–8490. doi:10.1073/pnas.1808385115. ISSN 0027-8424. PMC 6112744 . PMID 30082377.
- ^ Harari, Yuval Noah (2011). Sapiens. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 15. ISBN 978-602-424-416-3.
- ^ Diamond, Jared (April 20, 2018). A Brand-New Version of Our Origin Story. The New York Times. Diakses tanggal April 23, 2018.