Mikroteknik
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Mikroteknik adalah teknik pembuatan sediaan atau preparat secara mikroskopis, tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami secara menyeluruh mengenai mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih menekankan pemahaman pada wilayah aplikatifnya meskipun pada dasarnya landasan teoritis juga diperlukan dalam rangka memberikan beberapa petunjuk yang harus dilalui agar proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan mikroskopis.[1]
Teknik Pembuatan Sediaan
suntingMetode Sediaan Utuh
suntingMetode ini dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organisme (baik hewan maupun tumhuhan) secara utuh. Spesimen kultur, organ, maupun bagian organ, embrio, sel telur, spermatozoa, potongan syaraf, pembuluh darah, jenis-jenis selaput tipis dan sebagainya[2]
Melalui metoda ini diusahakan agar kita mendapat kesan bentuk aslinya dengan mempertahankan format-format tiga dimensinya. Yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketabalan, serta tingkat transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor pembesaran pengamatan melalui mikroskop nantinya [2]
Metode Sediaan Irisan
suntingCara pengerjaan melalui irisan atau sayatan ini dianggap sebagai teknik rutin ataupun teknik bagi penyiapan spesimen histologi amaupun patologi. Tebal tipisnya sayatan bergantung pada pengalaman serta tujuan penyiapan spesimen. Tebal sayatan yang umum berkisar antara 6-15 mikron (1 mikron = 0,001 mm). Ukuran sayatan juga sangat bervariasi, mulai dari sayatan pembuluh darah yang sangat kecil hingga sayatan otak. Ukuran sayatan biasanya terbatas pada ukuran panjang lebar 2x3 cm karena ukuran yang demikian paling sesuai untuk direkapkan pada kaca preparat yang umum digunakan. Tentu saja ukuran spesimen yang cukup kecil akan menghasilkan sayatan juga juga jauh lebih kecil dari ukuran sayatan tersebut[2]
Pengirisan atau penyayatan umumnya dilakukan dengan bantuan mikrotom, walau sering kali dilakukan penyayatan dengan tangan saja untuk jenis spesimen seperti tulang, gigi ataupun benda-benda fosil sering kali diperlukan gergaji untuk memotongnya. Mikrotom adalah jenis mesin khusus dirancang dan dipasarkan untuk tujuan mikroteknik. Mesin tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga mampu untuk melakukan penyayatan sesuatu spesimen dengan ketebalan yang sama atau paling kurang mendekati sama [2]
Metode Sediaan Uraian
suntingPengertian teasing adalah menguaraikan. Untuk dapat memisahkan komponen suatu jenis jaringan maupun organ tisu atau jaringan diuraikan dengan menggunakan jarum penguraian. Dengan demikian pengertian teasing ini berarti juga pembedahan dalam skala kecil. Tingkatnya pada pembedahan biasa dan pembedahan mikro yang dilakukan dengan menggunakan jarum pengurai. Teasing ini dilakukan pada jenis sediaan segar yang telah difiksasi dan mengalami pewarnaan[2]
Secara umum jenis tisu yang bisa ditelaah melalui metode ulas ini adalah darah, limfa, cairan sum-sum tulang belakang, semen janan, sediaan air seni, serta beberapa lainnya. Masing-masing biasanya memerlukan teknik perlakuan tersendiri dalam melakukan pengulasan atau penyebaran pada kaca preparat. Untuk jenis cairan yang mengandung suspensi yang tinggi densitasnya umumnya dicairkan dengan air atau serum darah dengan perbandingan 1 : 5 atau 1 : 10[2]
Metode Sediaan Rentang
suntingPada metode ini preparat belum difiksasi, diperlakukan sedemikian rupa sehingga disamping jelas juga mendekati keadaan aslinya dengan melalui perentangan. Jenis bahan siapan yang umum direntang saat difiksasi adalah otot, syaraf, jenis jaringan tipis (selaput yang membungkus jantung,hati dan lain-lain)[2]
Metode Sediaan Gosok
suntingJenis jaringan yang keras sifatnya, seperti tulang, gigi, kuku dan beberapa lainnya mungkin sekali sangat sukar untuk dibuat sediaan sayatan (kecuali bila mengalami berbagai perlakuan khusus sebelumnya). Untuk mengatasi hal diatas tadi, maka umum juga dibuat sediaan dengan metoda gosok. Tulang misalkan tulang paha, terlebih dahulu dipotong-potong hingga ukuran beberapa mili hingga 1 – 2 cm. Potongan tersebut kemudian digosok pada batu hingga cukup tipis untuk dapat diamati pada mikroskop [2]
Metode Sediaan Supravital
suntingSelain jenis-jenis metode yang dimanfaatkan materi yang mengalami matian dan fiksasi. Untuk pengamatan sel-sel darah yang masih hidup umumnya digunakan zat warna vital seperti Yanus green atau Neutral red, karena sel darah mempunyai kemampuan untuk menghisap zat warna pada konsentrasi yang sesuai. Bila kedua zat warna tersebut dipakai secara bersama-sama maka memungkinkan kita untuk mengamati mitokondria. Hanya saja akan terjadi perubahan yang sangat cepat pada sel, karena sel dapat mati oleh kedua warna tadi secara bersamaan [2]
Metode Sediaan Remasan
suntingMetode remasan banyak dilakukan untuk penyaiapan pengamatan kromosom baik hewan maupun tumbuhan. Dengan metode ini bahan diremas atau dihancurkan sehingga masing-masing sel akan terlepas yang memudahkan pengamatan selanjutnya. Jadi tujuan peremasan ini bukan berarti menghancurkan sel-selnya, tapi masing-masing sel bebas terlepas satu sama lain dengan tetap dipertahankan bentuk aslinya [2]
Kegunaan dan Mekanisme Kerja Preparat Segar
suntingTeknik Membuat dan Memasang Preparat Segar/Basah
suntingHal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat preparat basah mikroskopis (untuk pengamatan dengan mikroskop) adalah sebagai berikut :
- Buat sayatan setipis mungkin dengan menggunakan silet atau cutter yang tajam.
- Sayatan dilakukan dengan arah dari luar ke dalam (ke arah tubuh) dengan posisi agak jauh dari tubuh, sejajar mata.
- Letakkan hasil sayatan di tengah kaca objek.
- Upayakan sayatan objek dalam keadaan rata.
- Tetesi sayatan preparat yang telah diletakkan di atas kaca objek dengan air menggunakan pipet sebanyak satu tetes. Pegang pipet dengan benar
- Setelah ditetesi air, tutup sayatan objek dengan kaca penutup. Caranya, siapkan kaca penutup dalam posisi berdiri dengan menahannya menggunakan pipet. Sementara satu tangan yang lain memegang kertas hisap/kapas untuk menyerap kelebihan tetesan air yang menutup sayatan. Kegiatan ini bertujuan agar tidak terjadi gelembung air pada preparat.
- Sambil tangan yang memegang kapas mengurangi tetesan air, perlahan-lahan rebahkan kaca penutup dengan menggerakkan pipet yang menahannya, sampai kaca penutup menutupi sayatan objek tadi. Setelah tertutup, preparat sudah jadi dan siap diamati.
Teknik Membuat Preparat Hewan
suntingBerikut dibawah ini adalah beberapa cara pembuatan preparat awetan, simak dan perhatikan sebagai berikut :
- Pembuatan awetan basah hewan
Langkah-langkah membuat awetan baah hewan sebagai berikut :
- Terlebih dahulu hewan tersebut dimatikan.
- Diberi fiksatif, yaitu zat kimia atau campuran zat kimia yang bertujuan untuk mematikan sel-sel dengan cepat sehingga isi sel tidak rusak dan sel-sel masih sesuai dengan sel-sel yang hidup serta membuat sel-sel jaringan mengeras.
- Dimasukkan ke dalam zat pengawet, yaitu seperti :
· Alkohol 70% untuk mengawetkan invertebrata.
· Formalin 8% untuk mengawetkan lintah, udang, keong air, kerang, Reptil serta Mamalia.
· Formalin 5% untuk mengawetkan cacing perut, cacing tanah, serta katak.
- Pembuatan awetan basah tumbuhan
Pengawetan dilakukan dengan memasukkan tumbuhan pada :
- Larutan pengawet yang terdiri dari 47 mL air, 43 mL alkohol 70% dan 10 mL formalin 40%. Larutan ini biasa digunakan untuk membuat awetan basah alga.
- Larutan F.A.A (Formalin, Asam cuka, Alkohol) dibuat dengan cara mencampurkan 5 mL formalin (formalin 40%), 5 mL asam cuka pekat dan 90 ml alkohol 50%. Larutan ini biasa digunakan untuk membuat awetan basah seperti jamur, Lichenes, lumut, tumbuhan pakun bahkan tumbuhan biji.
- Formalin 7% biasa digunakan pula untuk mengawetkan berbagao macam jamur dan Lichenes (lumut kerak).
Langkah-langkah dalam penyiapan preparat basah sebagai berikut :
- Pastikan keadaan aseptis terjaga meliputi tempat kerja, tangan, dan peralatan. Teteskan gliserol 10% pada preparat/glass slide (gelas objek). Gliserol berguna untuk memberi nutrisi pada biakan murni dan mencegah terjadinya lisis sel karena gliserol bersifat isotonik, sehingga tidak mempengaruhi permeabilitas sel. Gliserol dapat digantikan dengan cairan lain.
- Ose dipijarkan pada api bunsen dan ambil satu ose pada biakan murni dan goreskan pada tetesan gliserol di gelas objek.
- Tutup gelas objek dengan gelap penutup. Usahakan tidak ada gelembung yang muncul.
- Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (100x) untuk pengamatan awal yang bertujuan untuk melokalisir objek yang diinginkan.
- Pengamatan dilanjutkan dengan perbesaran 400x untuk memperjelas objek pengamatan. Perbesaran 1000x diperlukan untuk lebih memperjelas lagi.
Membuat Preparat Basah
suntingLangkah-langkah dalam membuat preparat basah adalah sebagai berikut :
- Irislah bahan preparat setipis-tipisnya. Untuk mendapatkan hasil yang tipis lihat cara-cara berikut :Kaca objek yang telah bersih dari lemak ditetesi (1 tetes) reagen ditengah - tengah kaca objek, Peganglah bahan preparat tegak lurus dengan badan, apabila bahan sangat tipis dapat dibantu dengan menyelipkan bahan pada empulur batang manihot atau gabus, Letakkan silet/cutter pada bahan tersebut dengan membentuk sudut ∆ 30 derajat supaya mendapat irisan yang tipis. Arahkan pisau ke arah badan.
- Buatlah irisan-irisan 3-4 irisan.
- Letakkan irisan-irisan tersebut pada kaca yang telah ditetesi reagen.
- Tutuplah dengan kaca penutup yang telah dibersihkan dengan hati-hati dan pelan-pelan.
- Hindari terbentuknya gelembung-gelembung air ,karena dapat mengganggu pengamatan, menghindari dengan dibantu dengan meletakkan kaca penutup di atas kertas saring dan ditutupkan pelan-pelan.
- Siapkan mikroskop yang telah diketahui kelengkapanya dan keadaan bersih.
- Letakkan mikroskop pada meja tanpa alas.
- Aturlah pencahayaannya dengan menggunakan lensa objektif perbesaran 10x.
- Letakkan preparat dibawah lensa objektif pembesaran 10 x dengan posisi yang benar.
- Carilah bayangan benda pada preparat, dengan memutar makrometer sampai lensa objektif mendekati preparat kurang lebih 2mm siatasnya(lihatlah dari pinggir), kemudian putar kembali makrometer keatas secara pelan-pelan, sampai terlihat bayangan.
- Apabila telah terlihat bayangan benda tersebut, tunjukanlah pada bagian yang akan diamati, perjelas dengan cara memutar mikrometer secara perlahan-lahan dan putar lensa objektif ke perbesaran 40x. dan perjelas lain dengan cara memutar mikrometer perlahan-lahan.