Milenarianisme

(Dialihkan dari Milenarian)

Milenarianisme (kadang-kadang dieja milenarisme) adalah suatu keyakinan oleh suatu kelompok atau gerakan keagamaan, sosial, atau politik tentang suatu transformasi besar dalam masyarakat dan setelah itu segala sesuatu akan berubah ke arah yang positif.[1] Milenialisme adalah suatu bentuk Milenarianisme spesifik berdasarkan suatu siklus seribu tahunan, dan ini khususnya sangat penting di lingkungan Kekristenan.

Kelompok-kelompok milenarian biasanya mengklaim bahwa masyarakat masa kini dan para penguasanya korup, tidak adil, atau menyimpang. Karena itu mereka percaya bahwa mereka akan segera dihancurkan oleh suatu kekuatan yang dahsyat. Sifat yang berbahaya dari status quo ini selalu dianggap tidak dapat diubah tanpa adanya perubahan dramatis yang telah diharapkan. Dalam beberapa orang yang menganut milenarianisme Abad Pertengahan, dunia dianggap dikendalikan oleh setan dan bahkan sampai abad ke-19 milenarianisme Tionghoa menggunakan suatu motif seperti ini, namun "setan"nya mempunyai suatu konotasi budaya yang sedikit berbeda.

Namun, yang lainnya yang memegang pandangan-pandangan milenarian seperti yang dipegang oleh orang-orang Kristen perdana dikutuk pada 1530 oleh orang-orang Lutheran (The Confession of Faith: Which Was Submitted to His Imperial Majesty Charles V. At the Diet of Augsburg in the Year 1530. oleh Philip Melanchthon, 1497-1560. Terjemahan oleh F. Bente dan W. H. T. Dau. Diterbitkan oleh: Triglot Concordia: The Symbolical Books of the Ev. Lutheran Church. St. Louis: Concordia Publishing House, 1921, hlm. 95.)

Dalam dunia modern ekonomi berkuasa atau permufakatan-permufakatan besar dianggap melakukan penindasan. Hanya perubahan dramatis yang akan mengubah dunia dan perubahan akan ditimbulkan, atau memusnahkan semua orang kecuali, sekelompok orang yang setia dan berdedikasi. Dalam kebanyakan skenario milenarian, bencana atau pertempuran yang akan datang akan diikuti oleh suatu dunia baru yang dimurnikan di mana orang-orang percaya sejati akan memperoleh ganjarannya.

Sementara banyak kelompok milenial bersifat pasifis, keyakinan-keyakinan milenarian telah diklaim menyebabkan orang mengabaikan aturan-aturan perilaku yang konvensional, yang menimbulkan kekerasan yang diarahkan ke dalam (seperti misalnyabunuh diri massal) dan/atau ke luar (seperti misalnya tindakan-tindakan teroris). Kadang-kadang di sini juga tercakup kepercayaan akan suatu kekuatan adikodrati atau kemenangan yang telah ditakdirkan. Dalam kasus-kasus tertentu, para pemeluk millenarian menarik diri dari masyarakat untuk menantikan campur tangan Allah atau kekuatan metafisik lainnya.

Ideologi-ideologi atau sekte-sekte keagamaan milenarian kadang-kadang muncul di kalangan masyarakat tertindas, dengan contoh-contoh yang paling menonjol berupa Kekristenan perdana, gerakan Tarian Roh abad ke-19, dan Sekte Kargo abad ke-19 dan ke-20.

Contoh-contoh kelompok-kelompok dan tulisan-tulisan milenarian:

Dalam politik, milenarianisme sering kali, tetapi tidak berarti selalu, dikaitkan dengan ideology-ideologi radikal yang sama-sama memiliki keyakinan akan transformasi. Hal ini dapat didasarkan pada gagasan-gagasan sekuler ataupun keagamaan. Dengan cara ini milenarianisme erat terkait dengan Apokaliptisisme.

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting

Rujukan

sunting
  • Norman Cohn, The Pursuit of the Millennium: Revolutionary Millennarians and Mystical Anarchists of the Middle Ages, edisi revisi dan diperluas (New York: Oxford University Press, [1957] 1970). (direvisi dan diperluas pada 1990) ISBN 0-19-500456-6
  • Jeffrey Kaplan, Radical Religion in America: Millennarian Movements from the Far Right to the Children of Noah (Syracuse, NY: Syracuse University Press, 1997). ISBN 0-8156-2687-8 ISBN 0-8156-0396-7

Sumber-sumber lain (antropologis): Kenelm Burridge, "New Heaven, New Earth: A Study of Millennarian Activities" (Basil Blackwell. Cetakan pertama 1969, tiga kali cetak ulang 1972, 1980, 1986) ISBN 0-631-11950-7 pb.

  1. ^ Baumgartner, Frederic J. 1999. Longing for the End: A History of Millennialism in Western Civilization, New York: Palgrave, pp 1-6