Yahudi Mizrahi

denominasi Yahudi
(Dialihkan dari Mizrahim)

Yahudi Mizrahi atau dalam bentuk jamak, Mizrahim (Ibrani: מזרחים, Mizrakhim dari bentuk tunggal: Mizrakh, juga disebut sebagai Adot HaMizrach (עֲדוֹת - הַמִּזְרָח), ʿAdot(h) Ha(m)Mizraḥ; Masyarakat Timur, Ibrani Mizrahi; Inggris: Mizrahi Jews, Communities of the East, Mizrahi Hebrew; Mashriq dalam bahasa Arab, maupun Mizrakh dalam bahasa Ibrani, sama-sama berarti "Timur"; akhiran "-him" menunjukkan bentuk plural/jamak) adalah komunitas orang Yahudi yang merupakan keturunan dari orang-orang Yahudi pada era Babilonia di Asia Barat, Timur Tengah, dan Kaukasus. Jadi istilah "Mizrahim" atau "orang dari timur" yang dimaksud adalah orang Yahudi yang pada zaman dahulu bermigrasi/tinggal di daerah bagian timur Israel (seperti negara yang ada di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia bagian Tengah, India, dan sebagian kecil di Asia Timur, yang masih mempunyai hubungan darah atau keturunan Yahudi sampai sekarang.[1]

Yahudi Mizrahi/Oriental
Nouriel RoubiniShai Agassi
Ovadia YosefDalia ItzikHarel Skaat
Daerah dengan populasi signifikan
 Israel1.397.000
 Iran12.000
 Mesir<400
 Yaman<400
 Irak<100
 Suriah<100
 Bahrain<50
 Lebanon<50
 Kazakhstan15,000
 Uzbekistan12,000
 Azerbaijan11,000
 Kirgizstan1,000
 Tajikistan100
 Amerika Serikat250,000
 Brasil7,000
 Britania Raya7,000
 Kanada3,522
 Argentina2,000
 Australia1,000
 Belgia800
 Spanyol701
 Rusia200
 Filipina150
 Jepang109
 Tiongkok90
Bahasa
Ibrani, Arab, Persian, Bukhari, Juhuri and Judæo-Aramaic
Agama
Yahudi (kelompok Sefardim)
Kelompok etnik terkait
Ashkenazi, Maghrebi Jews, Sefardim other Jewish ethnic divisions, Samaritans, Arabs, Levantine.
Yahudi Kurdi di Rawanduz, utara Irak, 1905.

Saat ini, istilah Mizrahi juga digunakan di Israel dalam bahasa politik, media dan ilmuwan sosial untuk menyebut orang-orang Yahudi dari daerah-daerah geografis yang diperintah oleh orang Arab atau negara-negara dengan mayoritas Muslim di sekitar Israel. Ini termasuk keturunan Yahudi Babilonia dari Irak modern, Suriah, Bahrain, Azerbaijan, Iran, India, Uzbekistan, daerah-daerah Kurdi serta orang Yahudi dari Afghanistan dan Pakistan. Yahudi Yaman biasanya juga dimasukkan ke dalam kelompok Yahudi Mizrahi. Ada yang memperluas definisi Mizrahim meliputi Yahudi Maghrebi dan Sefardim, meskipun kedua komunitas ini memiliki latar belakang sejarah yang berbeda. Selain itu, beberapa bahkan mereklasifikasi seluruh masyarakat Yahudi Israel sebagai "Mizrahi" dibandingkan dengan orang-orang Yahudi Eropa Barat dan Amerika.[1]

Meskipun persebarannya heterogen, Yahudi Mizrahi umumnya mempraktikkan ritual yang sama atau mirip dengan Yudaisme Sefardim tradisional, meskipun ada beberapa perbedaan dalam sejumlah minhagim (=kebiasaan) di antara masyarakat-masyarakat tertentu. Akibatnya terjadi kerancuan istilah, terutama di Israel, dan dalam penggunaan agamawi, di mana istilah "Sefardi" digunakan dalam arti luas untuk memasukkan "Yahudi Mizrahi" dan "Yahudi Maghrebi" serta kelompok Sefardim itu sendiri. Memang, dari sudut pandang rabbinat Israel resmi, setiap rabbi asal Mizrahi di Israel berada di bawah yurisdiksi "Kepala Rabbi Sefardi Israel". Sekarang kelompok (= ritus) Sefardim meliputi lebih dari setengah populasi Yahudi Israel, dan Yahudi Mizrahi adalah bagian terbesarnya. Sebelum imigrasi massal 1.000.000 orang dari Uni Soviet (sebagian besar dari kelompok (= ritus) Ashkenazi), kelompok Sefardim meliputi lebih dari 70% dari populasi Yahudi Israel.[1]

Pemakaian sunting

"Mizrahi" secara harfiah diterjemahkan sebagai "Timur" ("מזרח", mizraḥ, adalah kata bahasa Ibrani untuk (arah) "timur") Pada masa lalu kata "Mizrahim" merupakan padan kata "Mashriqiyyun" dari bahasa Arab untuk menyebut "orang-orang dari Timur", yang merujuk kepada penduduk asli Suriah, Irak dan negara-negara Asia lainnya, yang berbeda dari orang-orang dari Afrika Utara ("Maghribiyyun"; "orang-orang dari Barat"). Pada Abad Pertengahan dan awal zaman modern, padan kata Ibrani "ma'arav" digunakan untuk menyebut "Afrika Utara". Namun, pada zaman Talmud dan Geonik, kata "ma'arav" ini digunakan untuk menyebut tanah Israel, untuk membedakan dengan Babilonia. Karenanya banyak yang berkeberatan dengan penggunaan kata "Mizrahi" untuk memasukkan orang-orang Yahudi dari Maroko atau dari wilayah Afrika Utara lainnya.[2]

Istilah "Mizrahim" atau "Edot Hamizraḥ", artinya "masyarakat Oriental; masyarakat Timur", tumbuh di Israel dalam kaitan dengan berkumpulnya gelombang imigran Yahudi dari Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah dan Asia Tengah, kelompok Ashkenazi, Sefardim dan Yaman. Dalam penggunaan bahasa Israel modern, istilah "Mizrahim" mengacu pada semua orang Yahudi dari negara-negara Asia Tengah dan Barat, banyak di antaranya merupakan negara-negara mayoritas Muslim berbahasa Arab. Istilah ini telah digunakan secara luas oleh para aktivis Mizrahi di awal tahun 1990-an dan sejak itu di Israel telah menjadi sebutan setengah resmi yang diterima oleh media massa.[2]

Menariknya, sebagian besar aktivis "Mizrahi" sebenarnya berasal dari masyarakat Yahudi Afrika Utara, yang biasanya disebut "orang-orang Barat" ("Maghrebi"), bukan "orang-orang Timur" ("Mashreqi"). Banyak orang Yahudi berasal dari negara-negara Arab dan Muslim saat ini menolak penyebutan "Mizrahi" (atau istilah serupa apapun) dan lebih memilih untuk mengidentifikasi diri mereka dengan negara asal mereka, atau leluhur mereka, misalnya "Yahudi Maroko", atau lebih suka menggunakan istilah lama "Sefardim" dalam makna yang lebih luas.[1]

Bahasa sunting

Sebagian besar dari apa yang disebut Oriental Yahudi atau komunitas Mizrahi berbicara bahasa Arab, meskipun bahasa Arab sekarang terutama digunakan sebagai bahasa kedua, terutama oleh generasi tua. Sebagian besar dari banyak karya-karya filsafat, agama dan sastra terkenal dari orang-orang Yahudi di Timur ditulis dalam bahasa Arab dengan menggunakan modifikasi abjad Ibrani.

Di antara bahasa lain yang terkait dengan Mizrahim adalah bahasa-bahasa Yahudi-Persia (Dzhidi), Georgia, Bukhori, Kurdi, Juhuri, Marathi, Yudeo-Malayalam dan disebut oleh beberapa dialek Yahudi-Aram. Kebanyakan orang Yahudi Persia berbicara bahasa Persia baku.

"Neo-Aramaik" adalah rumpun bahasa Semit yang berkaitan erat dengan bahasa Ibrani dan telah diidentifikasi sebagai "bahasa Yahudi", karena merupakan bahasa teks Yahudi penting seperti Talmud dan Zohar, serta banyak bacaan ritual seperti Kaddish. Secara tradisional, bahasa Aram telah menjadi bahasa untuk perdebatan Talmud di "Yeshivoth", karena banyak tulisan para rabbi ditulis dalam campuran bahasa Ibrani dan Aram. Seperti dituturkan oleh orang-orang Yahudi Kurdi, dialek Neo-Aramaik Yahudi diturunkan dari bahasa Yahudi Babilonia Aram, juga dikenal sebagai "huruf-huruf Asyur" ('Ktav Ashurit", "square-script"), yang digunakan oleh ahli Taurat terkenal, Ezra (abad ke-5 SM), seperti dapat dilihat dari ratusan renungan dalam bahasa Yahudi Neo-Aramaik. Bahasa Asyur masih diucapkan oleh orang-orang di bekas wilayah Asyur atau Assyiria.

Pada awal tahun 1950-an, hampir seluruh komunitas Yahudi Kurdistan - daerah pegunungan curam yang meliputi bagian-bagian negara Turki, Suriah, Irak, Iran, dan pegunungan Kaukasus, di mana orang Yahudi telah hidup sejak zaman kuno - pindah ke Israel. Sebagian besar orang Yahudi Kurdi, yang terutama terkonsentrasi di Irak utara, meninggalkan Kurdistan dalam suatu "mass aliyah" (emigrasi besar-besaran ke Israel) pada tahun-tahun 1950-1951. Peristiwa ini mengakhiri ribuan tahun sejarah orang Yahudi yang dulunya tinggal di wilayah-wilayah bekas Kekaisaran Asyur dan Babilonia.

Pada tahun 2007 terbit sebuah buku yang ditulis oleh Mordechai Zaken, menggambarkan hubungan unik antara orang-orang Yahudi di perkotaan dan pedesaan Kurdistan serta orang Yahudi yang selama ratusan tahun tinggal di bawah pengaturan masyarakat suku setempat. Kepala suku, atau "Aghas", memberikan jaminan kepada orang Yahudi yang membutuhkan perlindungan di wilayah liar suku Kurdistan, sebaliknya orang-orang Yahudi memberi kepala-kepala suku itu sejumlah iuran, hadiah dan jasa. Tulisan itu menyajikan berbagai cerita dan contoh-contoh tentang keterampilan, manuver dan inovasi yang digunakan oleh orang-orang Yahudi Kurdistan dalam kehidupan sehari-hari mereka untuk menghadapi pelecehan dan pemerasan mereka oleh kepala suku dan suku-suku yang serakah. Buku itu juga menceritakan kisah kepala-kepala suku Kurdi yang menyelamatkan dan melindungi Yahudi tanpa syarat.[3]

Yahudi Mizrahi di Iran sunting

 
Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berjabatan hangat dengan seorang Yahudi

Bangsa Yahudi Iran telah hidup di Iran (dahulu Persia) sejak 2700 tahun yang lalu. Terdapat banyak tempat-tempat suci dan bersejarah milik Yahudi di negara ini, seperti yang diklaim sebagai makam Nabi Daniel di kota Shoush, Ester dan Mordekhai di Hamedan dan Nabi Habakuk di Touiserkan, juga makam beberapa pemuka Yahudi yang terkemuka di Iran seperti "harav Uresharga" di Yazd dan "Hakham Mullah Moshe Halevi” di Kashan. Para penganut Syi'ah pun menghormati mereka juga. Pada saat ini, populasi Yahudi di Iran diperkirakan sekitar 25.000 sampai 30.000 yang memiliki sekitar 15.000 orang berada di ibu kota Tehran dan sisanya menurut populasinya masing-masing berada di Shiraz, Isfahan, Kermanshah, Yazd, Kerman, Rafsanjan, Borujerd, Sanandaj and Oromieh.[4][5]

Setelah terjadinya Revolusi Iran (1979), agama minoritas di Iran memperoleh perwakilan di parlemen, dan semenjak itu orang-orang Yahudi selalu memiliki perwakilan di parlemen dan memiliki kehadiran yang aktif di Dewan Konstitusi Elite. Perwakilan Yahudi di parlemen tersebut mengurusi masalah politik, sosial, dan akftifitas keagamaan. Saat ini, komunitas ini telah memiliki banyak rumah-rumah ibadat (Sinagog), sekolah khusus, kompleks budaya, pemuda, pelajar dan pusat perempuan, perpustakaan pusat, aula perkumpulan dan rumah kurban menurut ajaran agama Yahudi di berbagai daerah dan kota-kota lain di negara tersebut.

Pendidikan agama Yahudi diajarkan secara resmi hingga akhir sekolah tinggi di sekolah umum. Disamping itu, ekstra kurikuler ajaran agama dan penjelasan Taurat dan Talmud diberikan secara berkala di sinagog-sinagog. Sebagai tambahan, sekelompok pemuda biasanya mengatur pertemuan agama dan jemaat juga ceramah keagamaan pada kebanyakan sinagog di Tehran dan kota-kota lain di dalam negeri. Yahudi di Tehran telah membangun dan membentuk banyak sekolah yang dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini terdapat lima sekolah khusus umat Yahudi yang aktif di Tehran.

Hubungan antara umat Yahudi Iran dengan pemerintah Iran terbilang cukup baik dan saling menghormati dan mendukung,[6] meski tampaknya keadaan antara Iran dan Israel sebagai negara Yahudi cenderung panas. Hal ini tampak dengan diberikannya ucapan selamat hari raya dan tahun baru dari perwakilan pemerintah Iran.[7][8] Juga dengan munculnya berita bahwa mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memiliki keturunan Yahudi.[9][10] Hubungan umat Yahudi di Iran dengan umat Syiah disebut lebih baik dibandingkan hubungan Syiah dengan Sunni sendiri, dilihat dengan banyaknya jumlah Sinagoge yang tersebar, dan dilarangnya masjid Sunni di Tehran.[11][12]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d Orang Yahudi di Timur Tengah
  2. ^ a b Shohat
  3. ^ Mordechai Zaken, Jewish Subjects and Their Tribal Chieftains in Kurdistan: A Study in Survival, Brill: Boston and Leiden, 2007.
    Berdasarkan sumber-sumber lisan baru, dianalisis dengan cermat, buku ini menyelidiki hubungan antara orang-orang Yahudi dengan kepala-kepala suku di Kurdistan, berpusat pada jaminan perlindungan hukum yang diberikan oleh para kepala suku serta tunjangan finansial yang diberikan oleh orang Yahudi untuk mengatasi persoalan dan pelecehan dari para kepala suku itu. Laporan-laporan dan cerita-cerita nyata yang baru membuka kenyataan status orang Yahudi di daerah suku-suku itu; perbudakan orang-orang Yahudi di pedesaan; pemindahan agama ke Islam dan mekanisme pertahanan yang digunakan oleh pemimpin-pemimpin Yahudi untuk membatalkan perpindahan agama bagi wanita-wanita yang diculik. Topik lain adalah perdagangan dan pendudukan orang-orang Yahudi serta eksploitasi finansial orang-orang Yahudi oleh para kepala suku. Bagian terakhir membahas pengalaman komunitas-komunitas Yahudi di Kurdistan Irak antara Perang Dunia I sampai migrasi besar-besaran ke Israel (1951-52).
    Pengarangnya, Mordechai Zaken, Ph.D. (2004) dalam bidang Near Eastern Studies, The Hebrew University of Jerusalem, adalah spesialis sejarah orang-orang Kurdi, oriental Jewry, dan kelompok-kelompok minoritas di daerah itu. Ia menjadi Penasihat untuk Urusan Arab bagi Perdana Menteri Israel (1997-99).
  4. ^ http://www.iranjewish.com/Essay_E/Essay_e1.htm
  5. ^ http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/09/24/mav15q-ahmadinejad-tak-keberatan-anaknya-kencani-yahudi paragraf ke-5
  6. ^ "Rabbi Weiss: 'Kami tahu ia bukan musuh orang Yahudi, ia mempunyai komunitas Yahudi di negaranya yang ia hormati, pertahankan dan dukung"'" http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3602030,00.html
  7. ^ http://internasional.kompas.com/read/2013/09/08/0250463/Ucapan.Selamat.Tahun.Baru.dari.Presiden.Iran.Ditanggapi.Dingin.Netanyahu
  8. ^ http://www.portalkbr.com/berita/luarnegeri/2922227_4213.html
  9. ^ http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/iran/6256173/Mahmoud-Ahmadinejad-revealed-to-have-Jewish-past.html
  10. ^ http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/09/25/mav1u7-membongkar-nazab-ahmadinejad-dari-garis-yahudi
  11. ^ "Dalam dekade-dekade terakhir, pemerintah Iran telah menolak izin bagi orang Sunni untuk mendirikan mesjid mereka sendiri di Tehran. Tidak ada mesjid Sunni di ibu kota, meskipun ada beberapa gereja dan sinagoge untuk penduduk Kristen dan Yahudi yang berjumlah lebih sedikit." http://www.theguardian.com/world/2011/aug/31/iran-forbids-sunni-eid-prayers
  12. ^ http://dahlaniskan.wordpress.com/2011/05/07/di-antara-sepuluh-wanita-sebelas-yang-cantik/

Pustaka tambahan sunting

16 - http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/iran/6256173/Mahmoud-Ahmadinejad-revealed-to-have-Jewish-past.html

Pranala luar sunting

Organisasi sunting

Artikel sunting

Komunitas sunting