Monolog
Monolog atau swacakap[1] adalah istilah keilmuan yang diambil dari kata mono yang artinya satu dan log dari kata logos yang artinya ilmu. Secara harfiah, monolog adalah suatu ilmu terapan yang mengajarkan tentang seni peran, di mana hanya dibutuhkan satu orang atau dialog bisu untuk melakukan adegan atau sketsa. Meski begitu, monolog dapat dikategorikan dalam drama. Perbedaan monolog dengan drama terletak pada jumlah aktor atau pemain. Pada monolog, aktor dituntut untuk menafsirkan sendiri naskah melalui gerakan dan dialog agar dapat tersampaikan kepada penonton.
Secara sederhana, monolog bisa dijelaskan sebagai cara untuk menyampaikan pesan dengan satu pembicara dalam gerakan yang sesuai dengan isi pernyataan. Ini sejalan dengan definisi monolog dalam KBBI, yang menggambarkan monolog sebagai adegan di mana hanya ada satu pelaku yang membawakan percakapan seorang diri.[2]
Sejarah
suntingMonolog sudah diperkenalkan sejak tahun 1960-an. Pada saat itu, pertelevisian tidak mengenal pengisian suara sehingga monolog banyak dipraktikkan untuk membuat film komedi atau horor.
Monolog diperkenalkan pertama kali di Hollywood sekitar tahun 1964, kemudian berkembang menjadi sarana seni dan teater yang sudah menjadi salah satu teori atau pembelajaran dari karya seni teater. Salah satu penggagas monolog yang terkenal adalah Charlie Chaplin.
Dalam teater Yunani kuno, asal mula drama barat,[3] aturan tiga aktor konvensional didahului oleh aturan dua aktor, yang didahului oleh konvensi di mana hanya seorang aktor tunggal yang akan muncul di panggung, bersama dengan paduan suara.[4] Oleh karena itu, asal mula monolog sebagai perangkat dramatis tidak berakar pada dialog. Sebaliknya, justru sebaliknya; dialog berevolusi dari monolog.
Teater Romawi kuno menampilkan monolog secara ekstensif, lebih umum daripada teater Yunani Kuno atau teater modern.[5] Salah satu tujuan utama monolog ini adalah untuk menunjukkan berlalunya sejumlah waktu yang signifikan (yang akan membosankan untuk benar-benar dimainkan secara real time) dalam suatu adegan. Jenis monolog ini disebut sebagai monolog penghubung. Jenis monolog lainnya termasuk "monolog pembuka"[6] dan monolog penutup.Dalam setiap kasus ini, fungsi utamanya adalah menunjukkan berlalunya waktu.[7]
Sejak teater Renaisans, monolog umumnya berfokus pada karakter yang menggunakan pidato panjang untuk memenuhi kebutuhan dramatis mereka. Di sisi lain, teater postmodern sering kali merangkul aspek performatif dari monolog, bahkan sampai menantang batas antara penggambaran karakter (misalnya akting) dan pidato otobiografi.[8]
Tipe
suntingMonolog internal melibatkan karakter yang mengeluarkan pikiran mereka sehingga penonton dapat menyaksikan pengalaman internal karakter. Sebaliknya, monolog dramatis melibatkan satu karakter berbicara dengan karakter lain.[9] Monolog juga dapat dibagi menjadi monolog aktif dan naratif. Pada monolog aktif, karakter menggunakan ucapan mereka untuk mencapai tujuan yang jelas. Monolog naratif sederhananya melibatkan karakter yang menceritakan sebuah kisah dan sering diidentifikasikan dalam bentuk lampau.[10]
Audisi
suntingAktor di teater, dan kadang film dan televisi, mungkin diminta untuk melakukan monolog saat audisi. Audisi monolog mendemonstrasikan kemampuan aktor untuk menyiapkan dan menunjukkan kemampuannya.[11] Bagian yang ditunjukkan tersebut biasanya dibatasi selama dua menit atau kurang dan sering kali dipasangkan dengan monolog yang kontras: komik dan dramatis; klasik dan komtemporer. Pilihan monolog untuk audisi sering kali bergantung pada karya atau peran.[12]
Aktor/aktris yang memerankan monolog
suntingPranala
suntingReferensi
sunting- ^ "Arti kata swacakap". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 15 Oktober 2020.
- ^ "Monolog: Pengertian, Aspek, Ciri, Jenis, dan Buku Rekomendasi". Gramedia Blog. Diakses tanggal 07 Juni 2024.
- ^ Csapo, Eric; Miller, Margaret C. (2007-01-15). The Origins of Theater in Ancient Greece and Beyond: From Ritual to Drama (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-83682-1.
- ^ Kuritz, Paul (1988). The Making of Theatre History (dalam bahasa Inggris). PAUL KURITZ. ISBN 978-0-13-547861-5.
- ^ Prescott, Henry W. (1939-01). "Link Monologues in Roman Comedy". Classical Philology. 34 (1): 1–23. doi:10.1086/362195. ISSN 0009-837X.
- ^ Prescott, Henry W. (1939-04). "Link Monologues in Roman Comedy". Classical Philology. 34 (2): 116–126. doi:10.1086/362225. ISSN 0009-837X.
- ^ Prescott, Henry W. (1942-01). "Exit Monologues in Roman Comedy". Classical Philology. 37 (1): 1–21. doi:10.1086/362568. ISSN 0009-837X.
- ^ Geis, Deborah R. (1993). Postmodern theatric(k)s: monologue in contemporary American drama. Theatre--theory/text/performance. Ann Arbor: University of Michigan Press. ISBN 978-0-472-10467-3.
- ^ "monologue (drama and literature)". Encyclopædia Britannica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2013. Diakses tanggal 16 August 2013.
- ^ "Monologue Information". Angelfire.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 October 2013. Diakses tanggal 16 August 2013.
- ^ "Audition Monologues". Ace Your Audition. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2010.
- ^ "Monologues from Movies & Plays". Daily Actor. October 4, 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 April 2023. Diakses tanggal 5 October 2018.