Monumen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia

museum di Indonesia

Monumen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau Gedung Bola PSIM Yogyakarta adalah bangunan cagar budaya yang didirikan oleh seniman bernama Jayeng Asmara pada 3 Juli 1955 untuk memperingati 25 tahun pendirian organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan diresmikan oleh Presiden Soekarno. Lokasinya berada di sebelah utara Stadion Mandala Krida atau tepatnya di Jalan Mawar No. 1, Kelurahan Baciro, Kemantrèn Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota No. 798/KEP/2009, bangunan tersebut dikategorikan sebagai warisan budaya.[1][2][3][4][5][6][7][8][9][10][11][12][13][14][15][16]

Gedung Bola PSIM
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Cagar budaya Indonesia
KategoriBangunan
No. RegnasBelum ada
(Pengajuan 28 Agustus 2017)
Lokasi
keberadaan
Jalan Mawar No. 1, Kelurahan Baciro, Kemantrèn Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
PemilikPSIM Yogyakarta
PengelolaPSIM Yogyakarta

Riwayat

sunting

Butet Kartaredjasa dalam Bola edisi 13 April 1984 di sebuah kolom menyebutkan jika bangunan ini hanya dibangun dalam tempo satu bulan. Jayeng Asmara, perancang monumen itu, mengatakan, “Hanya dalam tempo sekitar sebulan, monumen yang semuanya dari batu itu harus sudah diselesaikan. Sultan memberikan perintah kepada saya pada Mei 1955 di kediaman Selo Sumarjan yang berada di Jakarta. Selanjutnya, monumen itu selesai rampung dan diresmikan pada Juli tahun yang sama”.[17]

Namun, ada polemik yang hingga kini belum selesai. Banyak masyarakat yang menganggap kalau monumen itu adalah gedung pertemuan bond-bond (perserikatan) untuk mendirikan federasi sepak bola tanah air. Gedung pertemuan yang dimaksud tak lain adalah Societeit Hande Projo, atau dengan kata lain, Monumen PSSI adalah Societeit Hande Projo.[17]

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Ferry Tri Adi, kata Societeit Hande Projo sudah muncul di koran-koran tahun 1927 akhir, misalnya De Indische Courant edisi Oktober hingga November yang memuat berita soal pertemuan Jong Indonesia di gedung tersebut yang dihadiri sekitar 150 orang. Ada lagi perihal agenda rapat umum Jong Indonesia pada 30 Oktober 1927, yang meliputi presentasi maksud dan tujuan Jong Indonesia (oleh S. Mangoensarkoro). Selanjutnya, kata Societeit Hande Projo juga digunakan oleh Boedi Oetomo untuk membahas konferensi kerja sama dengan penduduk pribumi dan otonomi desa.[17]

Koran Bintang Mataram tanggal 22–24 April 1930, yang memuat acara pertemuan perserikatan untuk pembentukan PSSI, menuliskan bahwa bond-bond yang melakukan pertemuan tersebut melakukan pertandingan di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta pada sore hari. Data tersebut diperkuat tulisan Eddi Ellison dalam bukunya berjudul Soeratin Sosrosoegondo Menantang Penjajahan Belanda dengan Sepak Bola Kebangsaan.[17]

Dengan wajah serius penuh optimisme, suara M. Daslam Adiwasito tercetus tegar. Antara lain ia berkata: 'Kita orang kumpulan sport bagi kemuliaan bangsa'. Tepuk tangan meriah bergema menyambut kata pembukaan ketua sidang itu dalam suatu pertemuan di ruangan Gedung Hande Projo (sekarang Gedung Batik) di Jalan Yudonegaran, Yogyakarta, hari Sabtu, 19 April 1930❞.[17]

Berdasarkan data sederhana yang sudah dikumpulkan Ferry itu, dapat diketahui bahwa banyak orang salah kaprah menganggap Monumen PSSI sebagai Societeit Hande Projo hingga saat ini. Tanggal yang tertera juga tidak menemui kecocokan. Belum lagi soal jarak. Jika Societeit Hande Projo adalah Monumen PSSI yang berdiri di utara Stadion Mandala Krida, jaraknya dari Alun-Alun Utara (tempat bond-bond melakukan pertandingan) lumayan jauh. Masuk akal jika Societeit Hande Projo itu berada di Jalan Yudonegaran, karena jarak dengan Alun-Alun Utara sekitar satu kilometer dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki.[17]

Lihat pula

sunting

Rujukan

sunting
  1. ^ "Daftar Entitas Kebudayaan Kecamatan Gondokusuman". Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-15. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  2. ^ "Sejarah PSSI dari Gedung Ini, Lihatlah Kondisinya Sekarang". Akurat.co. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  3. ^ "Nuansa Stadion Bola Hadir di Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta". Suara Merdeka. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  4. ^ "Begini Kondisi Sekarang Gedung Tempat Berdirinya PSSI". Brilio. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  5. ^ "Monumen PSSI di Yogyakarta, Gedung Bola yang Nelangsa". Bola Sport. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  6. ^ "Revitalisasi Monumen PSSI Dilakukan Dua Tahap". Sindonews.com. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  7. ^ "Melihat Saksi Bisu Sejarah Lahirnya PSSI". Bola.com. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  8. ^ "Gedung Tua Saksi Lahirnya PSSI dalam Kondisi Menyedihkan". Bola.com. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  9. ^ "Serial Sejarah PSSI". Pandit Football Indonesia. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  10. ^ "Soeratin Diabadikan Jadi Nama Wisma PSSI di Yogyakarta". detikcom. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  11. ^ Attamami, Masduki. "Kemenpora akan merevitalisasi Wisma PSSI Yogyakarta". ANTARA News. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  12. ^ "Peresmian Revitalisasi Monumen PSSI". Antara Foto. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  13. ^ "Jemek Supardi dalam Peresmian Revitalisasi Monumen PSSI". Antara Foto. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  14. ^ "Roy Suryo dan Ismarindayani Priyanti dalam Peresmian Revitalisasi Monumen PSSI". Antara Foto. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  15. ^ "Monumen PSSI: Saksi Bisu Berdirinya Sepak Bola Indonesia yang Terbengkalai". Indosport. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  16. ^ "Monumen PSSI Direvitalisasi, Menpora Berharap Indonesia Jadi Macan Asia". detikcom. Diakses tanggal 5 September 2021. 
  17. ^ a b c d e f "Monumen PSSI: Sering Dikira Societeit Hande Projo". Juara.net. Diakses tanggal 5 September 2021. 

Pranala luar

sunting