Moses Misdy (14 Desember 1941 – 31 Januari 2021)[1] adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya berupa lukisan. Moses telah melakukan banyak pameran, di dalam maupun luar negeri. Dia merupakan salah satu pelopor yang mengenalkan teknik palet di Indonesia. Tahun 2000, Moses membangun Mozes Misdy Museum & Art Gallery, di tanah kelahirannya, Banyuwangi.[2][3][4]

Latar belakang

sunting

Moses Misdy lahir di Banyuwangi, 14 Desember 1941. Sejak usia muda dia sudah mengakrabi dunia kesenian utamanya senirupa. Kegemarannya melukis telah membawanya menjadi pelukis yang diperhitungkan di kancah senirupa Indonesia bahkan manca negara. Padahal Moses tidak pernah sedikit pun mengenyam pendidikan formal di sekolah senirupa. Tapi kualitas, teknik, dan goresannya telah melampaui para pelukis lulusan akademi/sekolah tinggi senirupa. Di Indonesia, nama Moses tercatat sebagai salah satu pelopor yang mengenalkan teknik palet dalam melukis, yaitu tidak menggunakan kuas melainkan pisau palet. Kekhasan dari teknik ini, penikmat lukisan seperti disuguhkan lukisan tiga dimensi, di mana dalam lukisan itu terdapat tonjolan serupa relief yang dioleskan dengan pisau palet. Moses mengawali debutnya sebagai pelukis saat mengadakan pameran tunggal di Kualalumpur, Malaysia, tahun 1969. Setelah itu, berturut dia berpameran di Darwin, Perth, Casuarina (Australia), hingga Bangkok hanya dengan bermodalkan 5 dollar. Tahun 2000, Moses membangun Mozes Misdy Museum & Art Gallery, di tanah kelahirannya, Banyuwangi yang difungsikan sebagai wahana pengkajian dan tempat pameran bagi para pelukis muda. Ketokohannya di kancah senirupa Indonesia telah menginspirasi banyak pihak. Moses dianggap sebagai maestro seni lukis. Salah satu pengagumnya, pelukis Retno Nagayomi (Surabaya), bahkan menulis buku tentang Moses Misdy berjudul Mozes Misdy, Ekspresionisme of Mozes in Unity yang terinspirasi dari pameran yang diselenggarakan di gedung Kementerian Pekerjaan Umum (2012).[5][6][7]

Referensi

sunting