Museum Monumen Pangeran Diponegoro

museum di Indonesia

Museum Monumen Pangeran Diponegoro (bahasa Jawa: ꦩꦸꦱꦶꦪꦸꦩ꧀ꦩꦺꦴꦤꦸꦩꦺꦤ꧀ꦥꦔꦺꦫꦤ꧀ꦢꦶꦥꦤꦼꦒꦫ, translit. Musiyum Monumèn Pangéran Dipanegara) adalah museum sekaligus monumen kediaman Pangeran ketika dikepung oleh pihak Belanda.

Museum Monumen Pangeran Diponegoro
Peta
Didirikan1969
LokasiJl. HOS Cokroaminoto TR-III/430, Tegalrejo, Kec, Kec. Tegalrejo, Kota Yogyakarta
JenisMuseum
Situs webhttps://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/855

Sejarah

sunting

Museum ini menempati bekas kediaman Pangeran Diponegoro dan keluarganya. Pembangunan Museum (monumen) ini diprakarsai oleh Mayjen TNI Surono, yang kemudian dilanjutkan oleh Mayjen TNI Widodo. Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII Diponegoro No. 99/7/1968, tanggal 2 Juli 1968 dibentuklah panitia persiapan perencanaan pelaksanaan pembangunan Monumen Pahlawan Pangeran Diponegoro di bekas rumah kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo, Yogyakarta. Ahli waris Pangeran Diponegoro menyetujui jika tanah peninggalan dia didirikan monumen. Surat psrnyataan tersebut ditandatangani oleh KRT. Prodjodiningrat, Nyi Hajar Dewanfara, dan dr. Sahir Nitihardjo (RA. Kajafin Diponegoro).

Pangdam VIII/Diponegoro selaku pembina Rumpun Diponegoro, pada tanggal 5 Oktober 1968 menanam prasasti di dalam tanah bekas puri Pangeran Diponegoro. Prasasti tersebut berbunyi Ngesti Paras Gapuraning Tunggal yang menunjukkan angka tahun 1968 M, serta mempunyai arti filsafat "untuk mencapai cita-cita yang indah dengan jalan tenar akan terjalin suatu persatuan". Pada tanggal 9 Agustus 1969 tahap pertama bangunan induk Monumen telah selesai dibangun dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Koleksi

sunting
 
Tembok jebol ini diyakini sebagai jalan pasukan Pangeran Diponegoro untuk meloloskan diri dari kepungan tentara Belanda pada serangan tanggal 20 Juli 1825. Sebagian masyarakat percaya bahwa jebolnya tembok ini akibat tendangan Pangeran Diponegoro.
 
Pintu masuk utama Museum Monumen Pangeran Diponegoro

Monumen

sunting

Monumen ini sebagai bukti peristiwa pengepungan rumah Pangeran Diponegoro. Pengepungan dilakukan oleh Belanda menyebabakan tidak adanya jalan keluar. Maka salah satunya jalan keluar Pangeran Diponegoro menjebol tembok. Setelah peristiwa pengepungan dinyatakanlah Perang Diponegoro atau yang lebih dikenal dengan Perang Jawa (Java Oorlog).

Benda-benda Peninggalan

sunting

Koleksi-koleksi museum berjumlah 413 buah yang terdiri dari gamelan, bandil, tameng, keris dan sejumlah benda peninggalan Pangeran Diponegoro saat bertempat tinggal di rumah ini.

Padasan dan Komboran

sunting

Padasan merupakan tempayan air yang berfungsi menampung air untuk melakukan wudhu. Sedangkan Komboran berfungsi sebagai tempat minum kuda Pangeran Diponegoro.

Relief

sunting

Relief yang berada di bagian depan museum merupakan candrasengakala dimulainya Perang Jawa yaitu Butho Mekso Basuki ning Bawono yang menunjukan tahun 1825 Masehi.

Pintu Masuk

sunting

Di pintu masuk terdapat dua patung pahlawan dan sebuah prasati peresmian yang ditanda tangani oleh Pangdam VII/Diponegoro, Mayjend. Widodo.

Kereta Kuda

sunting

Salah satu koleksi museum yaitu kereta yang digunakan Pangeran Diponegoro. Kereta ini merupakan peninggalan dari masa Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, dan merupkan buatan Belanda.

Bentuk Bangunan

sunting

Bangunan di museum ini Bergaya Jawa yaitu Jawa Limasan. Namun beberapa bangunan asli sudah banyak berubah. Di bagian depan, pintu masuk berupa semar tinandu yaitu bentuk kanan dan kiri. Sedangkan Pringgitan mendapatkan tambahan di bagian sayap. Selain itu terdapat penginapan. Di bagian halaman penginapan merupakan tanah bekas rumah Pangeran Diponegoro berdiri.

Referensi

sunting
  • Pengantar Museum Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2000.