Museum Sonobudoyo Unit II
Museum Sonobudoyo Unit II adalah bagian dari Museum Sonobudoyo, saat ini menjadi kantor utama dan ruang penyimpanan koleksi, yang sebelumnya berada di Unit I. Sedangkan untuk pengunjung wisata museum diarahkan ke Unit I dan gedung pameran temporer eks-Koni[1].
Museum Sonobudoyo Unit II | |
---|---|
Informasi umum | |
Gaya arsitektur | Joglo Limasan, Jawa |
Kota | Jl. Wijilan, Ndalem Condrokiranan, Yogyakarta |
Negara | Indonesia |
Data teknis | |
Ukuran | 2500 m 2 |
Informasi lain | |
Akses transportasi umum | 1A 2A 3A 8 10 13 15 Malioboro 3 |
Bangunan Lama
suntingLuas museum yaitu 2500 m2 Bentuk bangunan merupakan sebuah joglo limasan lengkap dari halaman sampai bagian dalam. Berikut penjabaran bangunan museum yang sesuai dengan tata bangunan.
1. Halaman Luar
Halaman luar menggambarkan makrokosmos yang bersifat profan. Halaman luar dan bagian dalam dipisahkan cepuri beratap limasan dalam bentuk struktur Semar Tinandu dengan unsur bahu danyang, goyo dan bandogo yang bermakna menjaga dan mengayomi warga. Apabila masuk melalui regol Lar Badak sebagai sayap yang membentang menggambarkan keterbukaan diri menerima semua tamu yang masuk dengan segala keramah tamahan. Dari regol menuju kedalam menggambarkan mikrokosmos.
2. Kuncung
Kuncung adalah suatu bentuk banguna joglo yag berfungsi sebagai penghubung pintu masuk ruangan pendopo yang bersifat publik.
3. Pendapa
Pendapa adalah bentuk bangunan yang terletak di bagian depan dalam rangkaian rumah adat Jawa, biasanya bentuk bangunan terbuka tanpa penutup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pendapa dapat berfungsi sebagai ruang tamu, atau sebagai tempat yang tidak bersifat pribadi.
4. Peringgitan
Letak peringgitan berada di antara pendapa dengan bagian dalam yang berfungsi sebagai penghubung. Biasanya luasnya sepertiga dari luas ruangan pada bangunan induk dan menempati bagian depan dengan emper sebagai atapnya. Tinggi tanah lebih tinggi dari halaman luar yang disebut pelataran. Hal ini dikaitkan dengan kehidupan yang bersifat semi privat. Sedangkan ruangan yang menghubungkan pendapa dengan ruangan induk / dalem disebut rata wahana atau hantika wahana. Dalam tata bangunan jawa peringgitan beratap setangkep atau dua tingkat. Dalam bahasa jawa atap disebut empyak.
5. Dalem
Dalem merupakan bagian tengah dari tata bangunan rumah Jawa. Luasnya sepertiga dari luas bangunan induk. Ruangan dalem terdiri dari tiga kamar yaitu senthong tengah, sentong kiwo, sentong tengen. Fungsi ruangan ini sebagai bentuk privasi dari pemilik rumah.
6. Gandok
Terletak di samping kanan dan kiri atau terletak di bagian belakang rumah. Gandok dalam tata bangunan diberi sela tapi jika menjadi satu dengan rumah bagian belakang atau samping dinamakan drutup. Arti kata gandok yaitu bergandengan yang berfungssi sebagai tempat menyimpan alat pertanian atau sebagai tempat menyimpan makanan. Namun dalam perkembangan gandok mengalami perubahan yang berguna untuk pengembangan museum.
Koleksi
suntingKoleksi yang dipamerkan merupakan cerminan dari Yogyakarta. Koleksi dipamerkan dibagi menjadi lima ruang.
Ruang Pengenalan
suntingRuang yang terletak di pendapa dari Dalem Condrokiranan. Koleksi yang dipamerkan merupakan gambaran tentang provinsi Yogyakarta pada umumnya.
Ruang Flora Fauna
suntingDi ruangan ini mengimformasikan berbagai jenis flora dan fauna yang mewakili Yogyakarta. Selain itu terdapat pula jenis-jenis bahan galian. Di sisi lain di ruang ini sebagai pelangkap di tambahkan koleksi dari masa prasejarah, Islam, klasik.
Ruang Sejarah dan Budaya
suntingKoleksi yang dipamerkan terdiri dari:
a. Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta
b. Perjuangna perlawanan di daerah
C. Masa pergerakan nasional
d. Masa penjajahan Jepang
e. Masa perang revolusi
f. Masa orde baru
g. Bahasa
h. Pendidikan
i. Peralatan hidup.
Ruang Kesenian Daerah Istimewa Yogyakarta
suntingKoleksi yang dipamerkan merupakan berbagai jenis kesenian di Yogyakarta.
a. Seni Arsitektur
b. Seni Pahat
c. Seni Lukis
d. Seni Musik
e. Seni Sastra
f. Seni Tari
Ruang Mata Pencaharian
suntingBerbagai gambaran mata pencaharian di Yogyakarta.
Referensi
sunting- , (2003). Buku Panduan Museum Sonobudoyo Unit II Yogyakarta. Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta.