Naluri[1] atau garizah (bahasa Inggris: instinct) adalah suatu pola perilaku dan tanggapan terhadap suatu rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tetapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk hidup dan diperoleh secara turun-temurun (filogenetik). Dalam psikoanalisis, naluri dianggap sebagai tenaga psikis bawah sadar yang dibagi atas naluri kehidupan dan naluri kematian.

Penyu belimbing yang baru menetas bergerak ke lautan lepas.

Contoh dari hal ini adalah perilaku penyu yang baru menetas, yang secara naluri akan bergerak ke arah lautan, atau seekor marsupial yang naik ke kantung induknya saat baru lahir. Contoh lainnya adalah tanggapan berkelahi, perkawinan (pacaran) pada hewan, tanggapan melarikan diri, dan pembangunan sarang. Meski naluri didefinisikan oleh ciri-cirinya yang bawaan dari lahir, rincian dari kemampuannya dapat diubah dengan pengalaman. Contoh dari hal ini adalah seekor anjing yang dapat meningkatkan kemampuan mendengarnya dengan belajar.

Naluri adalah pola-pola kompleks yang sudah bawaan dari lahir, yang dapat ditemukan pada kebanyakan anggota suatu spesies, dan berbeda dengan refleks, yaitu tanggapan sederhana sebuah makhluk hidup terhadap rangsangan spesifik, seperti kontraksi pupil sebagai tanggapan jumlah cahaya yang masuk ke mata terlalu banyak, atau pergerakan spasmodik bagian bawah kaki saat lutut dipukul.

Teori oleh para ahli

sunting

Sigmund Freud

sunting

Sigmund Freud memberikan konsep naluri yang sama pada manusia maupun hewan. Menurutnya, naluri lebih mengutamakan tentang seksual.[2]

Referensi

sunting
  • Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jilid 11, 1991

Pranala luar

sunting
  1. ^ (Indonesia) Arti kata naluri dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  2. ^ Juraman, Stefanus Rodrick (2017). "Naluri Kekuasaan Sigmund Freud" (PDF). Jurnal Studi Komunikasi. 1 (3): 284.