Namang, Bangka Tengah

kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung

Namang adalah sebuah kecamatan di kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia.

Namang
Suasana persawahan di Desa Namang
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Bangka Belitung
KabupatenBangka Tengah
Pemerintahan
 • CamatDrs. Abdul Kuri
Populasi
 • Total17,032 [1] jiwa
Kode Kemendagri19.04.05
Kode BPS1904021
Luas203,56 km²
Desa/kelurahan8 desa

Pertanian sunting

Pemanfaatan lahan bekas tambang menjadi lahan pertanian juga dikembangkan di daerah ini dengan cara pengembalian tanah permukaan dan pembenaman bahan organik. Setelah 1 - 2 tahun lahan siap ditanami tanaman pionir seperti sengon dan akasia. Lahan bekas tambang timah dapat pula dimanfaatkan untuk budidaya padi.

Saat ini sudah dicetak sawah baru seluas 86 hektare di Desa Namang dan Desa Belilik Kecamatan Namang yang pencetakannya menggunakan dana pemerintah pusat dan daerah dengan menghasilkan beras 4-5 ton/hektar dengan jenis padi Ciherang yang tahan terhadap hama wereng coklat dan tahan terhadap bakteri hama daun ( HDB ) strain 3 dan 4.

Wilayah administratif sunting

  • Desa di Kecamatan Namang:
  1. Desa Namang
  2. Desa Kayu Besi
  3. Desa Baskara Bhakti
  4. Desa Belilik
  5. Desa Jelutung
  6. Desa Cambai
  7. Desa Cambai Selatan
  8. Desa Bukit Kijang

Hutan Pelawan sunting

Di wilayah Kecamatan Namang tepatnya di Desa Namang terdapat kawasan hutan lindung seluas 52,4 Ha yang bersertifikat menjadi 152,4 Ha. Hutan lindung Kalong atau Pelawan tersebut berfungsi sebagai kawasan wisata hutan. Hutan yang terdiri atas beragam spesies pohon seperti gelam, leting, pelawan, dan rempodong yang merupakan sumber nektar bagi lebah.

Hasil alam jamur dan madu pelawan sunting

Pembudidayaan jamur pelawan yang tumbuh subur dapat menjadi salah satu potensi kekayaan alam dan wisata hutan di Desa Namang sehingga serbuk bunga jamur pelawan yang diserap oleh lebah dapat menghasilkan madu pahit yang menjadi madu khas Bangka Tengah. Lebah hanya terbang dari sarang mencari nektar, polen, propolis, dan air. Itulah sebabnya, madu pelawan sangat istimewa dibanding madu-madu jenis lain.

Bunga ke-3 pohon tersebut sumber nektar bagi lebah hutan. Rasa madu pelawan sangat khas, agak pahit. Namun, setelah madu ditelan, rasa pahit itu hilang. Rasa pahit itu karena kandungan alkaloid yang merupakan bahan obat antara lain berkhasiat sebagai antiinfeksi sehingga manjur menjaga kekebalan tubuh dan mengatasi beragam penyakit. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa madu pelawan telah dikembangkan pula oleh kelompok usaha produktif di kawasan hutan lindung

Musim panen untuk madu pelawan di kawasan hutan kalong kemungkinan besar ada musimnya pada bulan September, Oktober, November sampai Desember saat pergantian musim, tepatnya awal bulan September karena jamur pelawan akan sangat banyak tumbuh di kawasan hutan kalong.

Referensi sunting

  1. ^ Demografi Bangka Tengah (2020), Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah. Akses: 15 Agustus 2022.