Narasi (perusahaan)

perusahaan asal Indonesia
(Dialihkan dari Narasi TV)

PT Narasi Media Pracaya, beroperasi dengan nama Narasi (juga dikenal sebagai Narasi.tv) adalah sebuah perusahaan rintisan Indonesia yang bergerak di bidang jurnalisme dan media massa. Narasi dibentuk pada 6 September 2017 oleh Najwa Shihab, Catharina Davy, dan Dahlia Citra.[1][2] Perusahaan ini menjadi rumah produksi bagi acara gelar wicaranya, Mata Najwa, yang mulai ditayangkan kembali di jaringan televisi Trans7 sejak 10 Januari 2018 sebelum akhirnya berpindah menjadi gelar wicara yang ditayangkan secara digital sejak 2022. Tidak hanya memproduksi Mata Najwa, Narasi juga memproduksi konten jurnalisme dalam bentuk video, perbincangan, reportase, kemasan dokumenter, opini dan ruang interaksi, dan sebagainya.[3]

PT Narasi Media Pracaya
Perusahaan rintisan
IndustriMedia
Didirikan6 September 2017; 7 tahun lalu (2017-09-06)
PendiriNajwa Shihab, Dahlia Citra, Catharina Davy
Kantor pusatJakarta Pusat, Indonesia
Tokoh kunci
Catharina Davy (Direktur Utama)
Zen Rahmat Sugito (Pemimpin Redaksi)
ProdukMata Najwa
Konten video
Situs web
Konten investigatif
Situs webnarasi.tv

Narasi mendapat pendanaan dari GDP Venture dan Goventures dari Gojek pada Maret 2018,[4] diikuti oleh pendanaan dari Google News Initiative pada akhir tahun yang sama.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ Bachdar, Saviq (2018-10-12). "Najwa Shihab Bicara Soal Masa Depan Narasi TV". Marketeers - Majalah Bisnis, Marketing, dan Entrepreneurship Online - Marketeers.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-16. 
  2. ^ Fimela.com (2018-04-25). "Konten, Kolaborasi, dan Komunitas: 3 Mantra Najwa Shihab Menjadi Kreator". fimela.com. Diakses tanggal 2021-06-16. 
  3. ^ Satrio, Dimas. "Narasi.tv". Narasi.tv. Diakses tanggal 2021-06-16. 
  4. ^ "GDP Venture dan Go-Jek Investasi di Narasi TV Milik Najwa Shihab". kumparan. Diakses tanggal 2021-06-16. 
  5. ^ "Narasi.TV Peroleh Dana Inovasi dari Google News Initiative | Siar.com" (dalam bahasa Inggris). 2018-12-20. Diakses tanggal 2021-06-16. 

Pranala luar

sunting