Nasi keroyokan

salah satu jenis hidangan nasi


Nasi keroyokan atau yang biasa dikenal sebagai nasi rebutan adalah suatu tradisi memakan nasi dengan lauk pauk yang ditempatkan dalam suatu tempat atau nampah daun pisang dimakan secara berebutan atau bersama-sama. Menu dari nasi keroyokan terdiri dari nasi liwet atau nasi gurih dengan lauk pauk seperti ayam goreng, urap-urap, mie goreng, tahu tempe dan lauk pauk sederhana lainnya yang diletakan diatas daun pisang dan dikelilingi orang beberapa orang yang siap untuk memakannya.

Tata cara makan nasi keroyokan dulu banyak ditemukan di desa-desa maupun di pedalaman. Dengan cara makan yang sederhana dan dilakukan bersama-sama nasi keroyokan dianggap bisa memupuk semangat kebersamaan. Nasi keroyokan biasanya dijadikan konsumsi ketika hajatan atau acara lain seperti buka puasa, arisan, peringatan tahun baru atau konsumsi acara penting lainnya.

Nasi keroyokan juga dianggap sebagai salah satu menu berbuka puasa yang tepat, karena selain menumbuhkan rasa kebersamaan ketika berbuka puasa makanan ini juga dianggap cukup mengenyangkan.

Filosofi Nasi Keroyokan sunting

Simbol kebersamaan sunting

Nasi keroyokan harus dinikmati oleh banyak orang dalam waktu bersamaan dan dalam satu tempat yang sama dengan hidangan yang sama, dari kebersamaan itulah akan lebih terasa semangat kebersamaannya.

Mengaburkan status dan strata sosial sunting

Memakan nasi keroyokan wajib memakai tangan, tanpa sendok, garpu atau pisau seperti ketika menikmati makanan di resto mewah atau rumak makan. Hal itu akan membuat semua terasa sama, dan tidak ada kesenjangan status sosial.

Kesederhanaan sebuah kebersamaan adalah kebahagiaan sunting

Keseruan ketika menikmati nasi keroyokan secara bersama-sama tentunya menciptakan suasana bahagia dan suka cita, di mana ketika ada yang sedang bersedih hati akan hilang dengan canda tawa dan keseruan memakan nasi keroyokan.

Pranala luar sunting