National Center for Korean Traditional Performing Arts (국립국악원, NCKTPA/ Pusat Nasional untuk Pementasan Seni Tradisional Korea), National Gugak Center atau Gungnip Gugakwon adalah sebuah organisasi yang memusatkan perhatian pada pementasan dan pelestarian kebudayaan tradisional Korea, khususnya dalam bidang musik dan tarian.[1] NCKTPA berpusat di Seoul, Korea Selatan.

Gedung National Center for Korean Traditional Performing Arts.

Sejarah organsisasi musik dan perkembangan

sunting

Organisasi musik yang resmi di Korea telah bermula sejak zaman kerajaan Silla pada abad ke-6. Pada saat itu Silla membentuk kelompok pemain musik istana untuk memeriahkan acara-acara kenegaraan. Namanya pun silih berganti sesuai dengan pemimpinnya. Pada masa Raja Jinpyeong, pada tahun 669, organisasi ini dinamakan Eumak giwon (organisasi musik), pada masa Ratu Jindeok, kembali berubah menjadi Eumseongseo dan Eumak gwanseo. Pada zaman Dinasti Goryeo organisasi ini dibagi dua kelompok, Jeonakseo dan Daeakseo yang mempunyai jumlah anggota 730 orang pemusik. Goryeo banyak mengimpor karya-karya musik Tiongkok dari Song.

Pada masa Raja Sejong (1397-1450) pada zaman Dinasti Joseon, organisasi ini maju pesat dan dinamakan Jangakseo (Institut Musik). Jangakseo dibagi menjadi 5 kelompok dengan jumlah pemusik mencapai 1750 orang. Pada zaman Raja Seongjeong (1469-1494), namanya kembali diubah menjadi Jangakwon. Jangakwon terus berdiri sampai akhir periode dinasti ini pada tahun 1910. Pada masa Penjajahan Jepang, organisasi ini mendapat tekanan. Pada masa ini, pemusik istana melestarikan warisan musik tradisional secara individu dikarenakan sulitnya kondisi.

Pada 15 Agustus 1945, hanya tersisa 16 orang mantan pemusik istana yang tersebar di berbagai daerah di Korea. Pada tanggal 10 April 1951, di tengah-tengah berkecamuknya Perang Korea, mereka mendirikan Gungnip Gugakwon di Busan. NCKTPA dipindahkan ke Seoul pada tahun 1955 dengan mendirikan sekolah musik tradisional. Pada tahun 1988 NCKTPA pindah ke Gangnam, di bagian selatan kota Seoul dan mulai melanjutkan tradisi seni musik dan tari tradisional Korea. NCKTPA saat ini dinilai sangat berhasil dalam mewariskan musik dan tarian yang hampir punah karena penjajahan Jepang. Berkat jasa NCKTPA, berbagai aset budaya penting Korea, yakni Jongmyo Jerye-ak (musik ritual Jongmyo), Pansori, dan tarian Cheoyongmu dinilai sebagai warisan budaya UNESCO.

Gedung

sunting

Gedung NCKTPA digunakan untuk pementasan pertunjukkan musik, permainan dan tarian tradisional Korea.[1] Selain itu gedung ini juga berfungsi sebagai museum yang menyimpan koleksi 3000 jenis alat-alat musik tradisional, buku-buku dan dokumen musik kuno.[1] Aula utama, Yeakdang, dibuka pada tahun 1996 untuk tempat pementasan musik tradisional dengan desain panggung tradisional dan latar belakang yang menyesuaikan dengan tema permainan musik.[1]

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Passport to Korean Culture, Korean Culture and Information Service - Ministry of Culture, Sports and Tourism, Seoul, Republic of Korea (2010)