Nektarivor
Dalam ilmu hewan, nektarivor, nektarivora, atau nektivora ialah binatang yang memperoleh kebutuhan energi dan nutriennya dari makanan yang sebagian besar atau secara eksklusif terdiri dari nektar kaya akan gula yang dihasilkan oleh tumbuhan berbunga.
Nektar sebagai sumber makanan memberikan sejumlah manfaat sekaligus tantangan. Pada dasarnya, ini adalah larutan (sebanyak 80%) gula sukrosa, glukosa, fruktosa sederhana, yang mudah dicerna dan ditelan, mewakili sumber nutrisi yang kaya dan berdaya guna. Larutan ini sering diencerkan baik oleh tumbuhan yang menghasilkannya, atau oleh hujan yang jatuh pada bunga dan banyak nektarivora beradaptasi untuk membersihkan diri dari air berlebih yang tertelan dengan cara ini secara berhasil guna.
Walau bagaimanapun, nektar adalah sumber nutrisi yang tidak lengkap. Walaupun mengandung protein dan asam amino,[1] zat ini ditemukan dalam jumlah yang rendah, dan sangat kekurangan mineral dan vitamin.[2] Sangat sedikit organisme yang mengonsumsi nektar secara eksklusif selama seluruh daur hidupnya, baik melengkapinya dengan sumber lain, terutama serangga (sehingga bertumpang-tindih dengan insektivora) atau hanya mengonsumsinya secara eksklusif untuk jangka waktu tertentu.[3] Banyak spesies perampok nektar atau pencuri nektar, tidak melakukan penyerbuksarian sambil tetap mengonsumsi nektar. Banyak spesies yang merupakan perampok nektar dan penyerbuk sari, bergantung kepada spesies tumbuhan yang ditemui.
Nektar dihasilkan oleh tumbuhan berbunga untuk menarik penyerbuk sari mendatangi bunga dan mengangkut serbuk sari di antara mereka. Bunga sering memiliki struktur khusus yang menjadikan nektar hanya dapat dicapai oleh hewan yang memiliki struktur morfologis yang sesuai, dan terdapat banyak contoh koevolusi antara nektarivora dan bunga yang diserbuksarikan. Misalnya, kolibri dan ngengat elang memiliki paruh panjang yang sempit yang dapat mencapai nektar di bagian bawah bunga berbentuk tabung panjang.[4][5]
Mayoritas pengumpan nektar adalah serangga atau burung, dan contoh yang lain dapat ditemukan pada kelompok binatang lain.
Lihat juga
suntingRujukan
sunting- ^ Nepi M, Soligo C, Nocentini D, Abate M, Guarnieri M, Cai G, Bini L, Puglia M, Bianchi L, Pacini E (2012). "Amino acids and protein profile in floral nectar: Much more than a simple reward". Flora. 207 (7): 475–481. doi:10.1016/j.flora.2012.06.002.
- ^ Gartrell B (2000). "The Nutritional, Morphologic, and Physiologic Bases of Nectarivory in Australian Birds". Journal of Avian Medicine and Surgery. 14 (2): 85–94. doi:10.1647/1082-6742(2000)014[0085:TNMAPB]2.0.CO;2.
- ^ Nicolson S, Fleming P (2014). "Drinking problems on a 'simple' diet: physiological convergence in nectar-feeding birds". J Exp Biol. 217 (7): 1015–23. doi:10.1242/jeb.054387 . PMID 24671960.
- ^ Wiens, John A. (1992). The Ecology of Bird Communities: Processes and variations. hlm. 336. ISBN 9780521426350.
- ^ Richard, A.J. (1997). Plant breeding systems (edisi ke-Second). Chapman & Hall. ISBN 978-0-412-57440-5.