Nickel pig iron
Nickel pig iron (disingkat NPI) merupakan feronikel berkadar yang berkadar rendah. Latar belakang diproduksinya NPI adalah sebagai alternatif pengganti feronikel sebagai bahan baku dalam pembuatan baja tahan karat (stainless steel). Produksi NPI diprakarsai oleh Tiongkok sejak 2005. NPI berbentuk batangan yang tidak merata (uneven ingot shape).
Teknologi pengolahan NPI menggunakan tanur tiup seperti pembuatan pig iron biasanya. Bijih nikel berkadar rendah, seperti bijih limonit, dicampur dengan kokas batubara (coking coal), serta penambahan agregat. campuran pasir, dan kerikil. Campuran tersebut dikalsinasi, dan disinter dalam bentuk pelet terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tanur tiup. Penambahan kokas berguna sebagai reduktor dan sumber energi selama pengolahan di tanur tiup. kebutuhan kokas ini sangat dipengaruhi oleh bijih nikel serta kandungan nikel dan besi didalamnya. Pemurnian dilakukan untuk menghilangkan pengotor sehingga dihasilkan NPI dengan kandungan nikel murni sebesar 4-13%, bergantung pada kandungan nikel dalam bijih. kemudian proses digunakan mengikuti alur proses pembuatan baja dengan menggunakan basic oxygen furnace (BOF) dalam menghasilkan baja tahan karat.
Secara umum, pabrik pengolahan nikel dengan teknologi pirometalurgi perlu memperhatikan produk sampingan berupa terak (slag), debu, dan gas buang. Terak dihasilkan pada ketiga jenis pengolahan jalur pirometalurgi, baik proses pengolahan nikel menjadi feronikel, nikel dalam matte, maupun NPI. Khusus pada proses NPI terak berwarna cokelat muda dihasilkan dari proses pengolahan menggunakan blast furnace. Terak dari pengolahan NPI bernilai jual sebagai bahan baku semen sehingga menjadi nilai tambah bagi pengolahan ini.
Referensi
sunting- Arif, Irwandy (2018). Nikel Indonesia. hlm 100-101. ISBN 978-602-06-1935-4