Punggok cokelat

spesies burung
(Dialihkan dari Ninox scutulata)
Punggok Cokelat
Punggok cokelat di Phuket, Thailand
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
N. scutulata
Nama binomial
Ninox scutulata
(Raffles, 1822)

Punggok cokelat[2]:65 (Ninox scutulata) adalah spesies burung hantu dalam famili Strigidae. Burung ini tersebar luas mulai dari India di barat, ke timur melalui Asia Tenggara hingga ke Cina selatan, Kalimantan, dan Palawan; ke selatan hingga Pulau Jawa.

Pengenalan

sunting

Burung hantu yang mirip elang, berukuran sedang, panjang tubuh (paruh hingga ujung ekor) lk. 30 cm. Bulu-bulu berwarna gelap, matanya besar, dan tidak ada piringan wajah. Sisi atas tubuh (punggung) cokelat tua, sisi bawah tubuh (dada dan perut) kuning tua dengan coretan-coretan cokelat kemerahan. Dagu, bintik pada pangkal paruh, dan tungging berwarna putih.[3]:203

Iris mata berwarna kuning terang. Paruh abu-abu kebiruan dengan sera berwarna hijau; kaki kuning.[3]:203

Suara berupa siulan tinggi merdu dua nada: "pung-ok.. pung-ok.." berulang-ulang; nada kedua pendek meninggi, siulan diulangi setiap satu atau dua detik. Punggok cokelat kadang-kadang bersuara untuk waktu yang lama, terutama pada saat subuh dan senja hari.[3]:203

Habitat dan kebiasaan

sunting

Habitat punggok cokelat adalah hutan, wilayah perkebunan, dan belukar.[4]:196 Biasanya punggok mulai aktif menjelang senja, terbang mengejar capung atau serangga lain yang ditangkap dengan cakarnya sambil terbang. Kadang-kadang, satu keluarga berburu bersama-sama di sekitar ladang. Punggok cokelat memangsa aneka serangga seperti jenis-jenis capung, kumbang, tonggeret, kecoa, lebah, dan lain-lain.[5]:203

 
Telur punggok cokelat, koleksi Museum Wiesbaden

Punggok cokelat membuat sarang di lubang-lubang pohon, di mana betinanya meletakkan dua atau tiga telur yang hampir bulat dan berwarna putih. Tidak ada catatan mengenai sarang dari Jawa.[5]:203

Anak jenis dan penyebaran

sunting

Ninox scutulata memiliki beberapa anak jenis:[6]

Tiga anak jenis yang lain, berdasarkan beberapa rujukan, dinaikkan statusnya sebagai spesies tersendiri.[7][8] Yakni:

Referensi

sunting
  1. ^ BirdLife International (2012). "Ninox scutulata". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 26 November 2013. 
  2. ^ Burung Indonesia & B. van Balen. (2010). Informasi tambahan: "Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan". Bogor: Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia.
  3. ^ a b c MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. (2000). Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI dan BirdLife IP. ISBN 979-579-013-7
  4. ^ King, B., M. Woodcock, & E.C. Dickinson. (1975). A field guide to the birds of South-East Asia. London: Collins. ISBN 0-00-219206-3
  5. ^ a b MacKinnon, J. (1993). Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Jogyakarta: Gadjah Mada University Press. ISBN 979-420-150-2
  6. ^ Gill F., D. Donsker & P. Rasmussen (Eds). (2020). Owls, at IOC World Bird List (v10.1). doi : 10.14344/IOC.ML.10.1. Updated 25-Jan-2020, accessed 12/III/2020
  7. ^ King, B.F. (2002). "Species limits in the Brown Boobook Ninox scutulata complex". Bulletin of the British Ornithologists’ Club 122: 250–257.
  8. ^ Rasmussen, P.C. & J.C. Anderton. (2005). Birds of South Asia: the Ripley Guide. Barcelona: Lynx Edicions.

Pranala luar

sunting