Nuri Pasha al-Said (December 1888 – 15 July 1958) (bahasa Arab: نوري السعيد) adalah politisi Irak pada jaman Mandat Inggris di Irak dan Wangsa Hasyimiyah berkuasa di Kerajaan Irak. Dia memegang beberapa posisi kunci dan mengabdi sebagai Perdana Menteri dalam 14 termin.

Nuri al-Said
Perdana Menteri Irak ke 7
Masa jabatan
23 March 1930 – 3 November 1932
Penguasa monarkiFaisal I
Sebelum
Pengganti
Naji Shawkat
Sebelum
Masa jabatan
25 Desember 1938 – 31 Maret 1940
Penguasa monarkiGhazi I
Faisal II
Pangeran ʻAbd al-Ilah (Regent)
Masa jabatan
10 Oktober 1941 – 4 Juni 1944
Penguasa monarkiFaisal II
Pangeran ʻAbd al-Ilah (Regent)
Masa jabatan
21 November 1946 – 29 Maret 1947
Penguasa monarkiFaisal II
Pangeran ʻAbd al-Ilah (Regent)
Sebelum
Pengganti
Salih Jabr
Sebelum
Masa jabatan
6 Januari 1949 – 10 Desember 1949
Penguasa monarkiFaisal II
Pangeran ʻAbd al-Ilah (Regent)
Masa jabatan
15 September 1950 – 12 Juli 1952
Penguasa monarkiFaisal II
Pangeran ʻAbd al-Ilah (Regent)
Masa jabatan
4 Agustus 1954 – 20 Juni 1957
Penguasa monarkiFaisal II
Masa jabatan
3 Maret 1958 – 18 Mei 1958
Penguasa monarkiFaisal II
Informasi pribadi
Lahir
Nuri Pasha al-Said

Desember 1888
Baghdad, Wilayah Baghdad, Kekaisaran Ustmaniyah
Meninggal15 Juli 1958 (umur 69)
Baghdad, Federasi Arab
Sebab kematianLuka tembak
Partai politikCovenant Party, Constitutional Union Party (Iraq)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sejak penunjukan pertama sebagai Perdana Menteri dubawah Mandat Inggris di Irak pada 1930, Nuri adalah figur politik utama di Irak pada masa Kerajaan. Pada masa jabatannya dia menentukan beberapa keputusan penting yang ikut membentuk masa depan Irak diantaranya penandatanganan Pakta Inggris-Irak 1930 yang menjamin kemerdekaan Irak dari Inggris, dan memberikan hak taknterbatas kepada Inggris untuk menempatkan pasukannya di Irak dan memberi legitimasi kepada Inggris untuk mengontrol industri minyak Irak.

Pakta ini mengurangi keterlibatan Inggris di urusan dalam negeri Irak tetapi hanya sampai batas tidak mempengaruhi kepentingan kepentingan ekonomi dan militer Inggris. Perjanjian ini mengarah pada kemerdekaan sebagai Mandat untuk Mesopotamia dan berakhir pada 1932. Sepanjang kariernya Nuri mendukung peran kuat Inggris dalam Irak dan hal ini melawan keinginan rakyat.

Pada 15 Juli 1958, sehari setelah Revolusi 14 Juli dia mencoba meninggalkan irak dengan menyamar sebagai wanita tetapi tertangkap dan terbunuh.