Pada era optika klasik sebelum optika kuantum-mekanik, cahaya dimengerti sebagai gelombang elektromagnetik yang tercipta dari medan magnet dan osilasi medan listrik. Kedua medan ini secara kontinu saling menciptakan seiring gelombang cahaya yang merambat menembus ruang dan bergetar dalam waktu.[1]

Cahaya merambat melalui suatu medium sebagai gelombang transversal yang mempunyai atribut yaitu amplitudo, panjang gelombang, frekuensi, dan kecepatan rambat dengan nilai besaran yang semuanya itu bergantung pada bagaimana cahaya tersebut teremisi dan jenis medium yang dilaluinya.

Frekuensi gelombang cahaya ditentukan oleh periode osilasi yang merupakan panjang gelombang tersebut, seyogianya tidak berubah saat merambat melalui berbagai medium, hanya kecepatan gelombang yang bergantung pada jenis mediumnya. Persamaan yang digunakan:

dimana:

Pada frekuensi yang konstan, perubahan kecepatan gelombang cahaya akan berpengaruh pada panjang gelombangnya.[2]

Rasio antara kecepatan gelombang cahaya pada ruang hampa dan kecepatan gelombang cahaya pada suatu medium disebut index of refraction dengan persamaan:

di mana:

Optika klasik membahas pendekatan paraksial terhadap perilaku cahaya yang lazim disebut optika geometris dan sifat-sifat gelombang cahaya pada studi optika fisis.

Referensi

sunting
  1. ^ Maxwell, James Clerk. "A dynamical theory of the electromagnetic field" (pdf). This article accompanied a December 8, 1864 presentation by Maxwell to the Royal Society. See also A dynamical theory of the electromagnetic field.
  2. ^ T. Koupelis and K. F. Kuhn (2007). In Quest of the Universe. Jones & Bartlett Publishers. ISBN 0763743879. 
  3. ^ D. H. Delphenich (2006). "Nonlinear optical analogies in quantum electrodynamics". ArXiv preprint.