Orang Singapura
Orang Singapura adalah warga negara dari negara kota Singapura[2] – sebuah negara multiras dan multikultural dengan etnis Tionghoa, India, dan pribumi Melayu yang secara historis membentuk sebagian besar populasi, yang berasal dari berbagai kelompok etnis dari Tiongkok, India, dan Kepulauan Melayu.
Jumlah populasi | |
---|---|
ca 3,6 juta Tionghoa · India · Melayu | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Singapura 3.343.000 | |
Australia (artikel utama) | 63.077[1] |
Malaysia | 42.474[1] |
Britania Raya (artikel utama) | 41.143[1] |
Amerika Serikat (artikel utama) | 37.106[1] |
Tiongkok | 21.952[1] |
Indonesia | 19.681[1] |
Kanada (artikel utama) | 11.731[1] |
Selandia Baru | 5.370[1] |
India (artikel utama) | 4.308[1] |
Belanda | 3.382[1] |
Thailand | 2.962[1] |
Jepang | 2.796[1] |
Prancis | 2.395[1] |
Brunei | 2.285[1] |
Swiss | 1.838[1] |
Bahasa | |
| |
Agama | |
Buddhisme · Islam · Hinduisme · Kekristenan
| |
Kelompok etnik terkait | |
Orang Malaysia · Orang Brunei · Orang Indonesia |
Pada tahun 1819, pelabuhan Singapura yang didirikan oleh Sir Stamford Raffles, yang membuka pelabuhan tersebut bagi perdagangan bebas dan imigrasi bebas di pantai selatan pulau ini. Banyak imigran dari kawasan tersebut menetap di Singapura. Sampai tahun 1827, penduduk pulau ini terdiri dari orang-orang dari berbagai kelompok etnis.[3]
Menurut survei AsiaBarometer 2006, mayoritas orang Singapura mengidentifikasi diri mereka sebagai "orang Singapura", sementara sebagian kecil lebih memilih untuk mengidentifikasinya sesuai kelompak etnis mereka.[4] Saat ini, populasi orang Singapura mencapai 3.343.000 jiwa dan populasi orang Singapura perantauan mencapai 212.000 jiwa.[5]
Ikhtisar
suntingPenduduk pribumi
suntingCatatan permukiman paling awal di pulau ini berasal dari abad ke-2, di mana pulau tersebut diidentifikasi sebagai pelabuhan dagang yang merupakan bagian dari rantai pusat perdagangan serupa yang menghubungkan Asia Tenggara dengan India dan Mediterania.[6] Para pemukim paling awal di pulau tersebut dikenal sebagai Orang Laut, dan pulau tersebut merupakan sebuah pos terdepan Kerajaan Sriwijaya hingga ia diinvasi oleh Kaisar Tamil Rajendra Chola I dari Kekaisaran Chola pada abad ke-11.[7] Sebuah kerajaan Melayu kecil, dikenal sebagai Kerajaan Singapura, didirikan pada tahun 1299 oleh seorang pangeran Sriwijaya yang melarikan diri, Sang Nila Utama, yang dinobatkan sebagai Raja negara baru tersebut. Setelah jatuhnya kerajaan pada tahun 1398, pulau tersebut jatuh di bawah kekuasaan berbagai kerajaan regional dan kesultanan Malaya hingga kehancurannya oleh para perompak Portugis pada tahun 1613.[3]
Sebelum kedatangan Raffles, terdapat ratusan penduduk pribumi Melayu yang tinggal di pulau ini di bawah Kesultanan Johor. Sebagian besar penduduk pribumi Melayu berasal dari Kepulauan Melayu.[8] Diperkirakan ada 1.000 orang yang tinggal di pulau ini, yang sebagian besar merupakan Orang Laut dengan populasi kecil 20-30 orang Melayu yang merupakan pengikut Temenggong Abdul Rahman, dan sekitar 20-30 orang Tionghoa.
Singapura modern
suntingMayoritas orang Singapura saat ini merupakan keturunan dari para imigran yang menetap di pulau tersebut ketika Singapura didirikan sebagai sebuah pelabuhan dagang Britania oleh Raffles pada tahun 1819.[9] Pada saat itu, Raffles memutuskan Singapuran akan menjadi sebuah pelabuhan bebas dan begitu berita mengenai pelabuhan bebas tersebar di seluruh nusantara, para pedagang Bugis, Jawa, Tionghoa Peranakan, India, dan Arab Hadhrami berbondong-bondong menuju pulau ini, karena pembatasan perdagangan Belanda.[10] Setelah enam bulan berdirinya Singapura sebagai pelabuhan bebas, populasi meningkat menjadi 5.000, dan pada tahun 1825, telah melewati tingkat sepuluh ribu jiwa.
Referensi
sunting- ^ a b c d e f g h i j k l m n o "World Migration | International Organization for Migration". Iom.int. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-01. Diakses tanggal January 8, 2016.
- ^ Josey, Alex (2013-02-15). Lee Kuan Yew: The Crucial Years (dalam bahasa Inggris). Marshall Cavendish International Asia Pte Ltd. hlm. 457. ISBN 9789814435499.
By legal definition the Singaporean is a citizen of Singapore.
- ^ a b "History of Singapore". One World Nations Online. Diakses tanggal August 29, 2015.
- ^ Siok, K.T. (2012). Happiness and Wellbeing: The Singaporean Experience. Routledge. hlm. 100. ISBN 9781136177088.
- ^ "2014 Population in Brief". Population SG. Diakses tanggal March 1, 2015.
- ^ Hack, Karl. "Records of Ancient Links between India and Singapore". National Institute of Education, Singapore. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 26, 2006. Diakses tanggal 2006-08-04.
- ^ Heidhues 2001, hlm. 27
- ^ Vasil, R K (2000). Governing Singapore: democracy and national development. Allen & Unwin. hlm. 96. ISBN 978-1-86508-211-0.
- ^ Jenny Ng (1997-02-07). "1819 - The February Documents". Ministry of Defence (Singapore). Diakses tanggal March 1, 2015.
- ^ "Singapore – Founding and Early Years". U.S. Library of Congress. Diakses tanggal 2006-07-18.
Bibliografi
sunting- Heidhues, Mary Somers (2001), Southeast Asia: A Concise History, Hudson and Thames, ISBN 978-0-500-28303-5