Orang buta menuntun orang buta

"Orang buta memimpin orang buta" adalah sebuah idiom[1] dan kiasan dalam bentuk frase perumpamaan. Kiasan tersebut dipakai untuk menyebut sebuah situasi dimana seseorang yang tak mengetahui apa-apa malah diberi nasihat dan bantuan dari orang lainnya yang juga tak mengetahui apa-apa.[2]

Sejarah

sunting

Kiasan tersebut muncul dalam Kanon Pali Buddha, yang dikompisisikan di India Utara, dan disajikan secara lisan sampai kiasan tersebut dicantumkan dalam penulisan pada Konsili Buddha Keempat di Sri Lanka pada 29 SM.

Misalkan terdapat sebaris orang buta yang masing-masing bersentuhan dengan yang berikutnya: orang pertama tidak melihat, yang di tengah tidak melihat, dan yang terakhir tidak melihat. Demikian pula, Bhāradvāja, sehubungan dengan pernyataan mereka, para brahmana itu tampak seperti sebaris orang buta itu: orang pertama tidak melihat, yang di tengah tidak melihat, dan yang terakhir tidak melihat.

— Canki Sutta (MN 95)[3]

Firman tersebut muncul beberapa kali dalam Alkitab dengan cerita serupa muncul dalam injil-injil Matius, Lukas dan Tomas, mungkin melalui sumber Q.

"Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."

— Matius 15:13-14

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting