Orkes Melayu adalah kelompok pemusik yang memainkan Musik Melayu khas Pantai Timur Sumatra dan Semenanjung Malaysia, di mana didominasi permainan rebana, petikan gambus, pukulan gong, dan alunan serunai. Gaya ini dapat dijumpai di Riau, Palembang, Lampung, Deli, Aceh, Singapura, hingga Malaysia dan Kalimantan Barat.

Asal Awal Musik Melayu dari Qasidah dan Gurindam

sunting

Dengan melihat ke belakang, awal Musik Melayu berakar dari Qasidah yang berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara pada tahun 635 - 1600 dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan kemudian dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula dari Gurindam yang dinyanyikan, dan secara berangsur kemudian dipakai juga untuk mengiringi tarian.

Pada waktu sejak dibuka Terusan Suez terjadi arus migrasi orang Arab dan Mesir masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga setelah 1888, mereka membawa alat musik dan bermain musik Gambus. Pengaruh ini juga bercampur dengan musik tradisional dengan syair Gurindam dan alat musik tradisional lokal seperti gong, serunai, dlsb.

Kemudian sekitar tahun 1940 lahir Musik Melayu Deli, tentu saja gaya permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai Qasidah, karena perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan syair Gurindam, tetapi sudah jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring tarian khas Orang Melayu pesisir timur Sumatra dan Semenanjung Malaysia.

Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950, maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektri, bahkan perkembangan keyboard. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak tahun 1950.

Tiga Jenis Rentak Musik Melayu

sunting

Menurut Fadlin,[1] ada tiga jenis rentak Musik Melayu, yaitu:

  • Pertama, rentak senandung, yaitu dengan metrik 4/4, dalam satu siklus terdapat delapan ketukan, biasanya dengan irama lambat dan lagu bersifat sedih. Contoh lagu adalah Kuala Deli, Laila Manja.
  • Kedua, rentak mang inang, yaitu dengan metrik 2/4, tempo lagu sedang, biasanya lagu bertemakan kasih sayang atau persahabatan. Contoh lagu adalah Mak Inang Pulau Kampa, Mak Inang Stanggi, Pautan Hati.
  • Ketiga, rentak lagu dua, yaitu dengan metrik 6/8, sifatnya riang dan gembira, bersifat joget, tempo agak cepat, sangat digemari orang Melayu. Contoh lagu Tanjung Katung, Hitam Manis, Selayang Pandang.

Susunan Orkes Melayu

sunting

Seperti diketahui, bahwa Susunan Orkes Melayu [2] mempunyai permainan yang khas Pantai Timur Sumatra dan Semenanjung Malaysia. Alat musik utama adalah yang dipakai oleh orang Arab, karena memang pengaruh dari Arab, ditambah dengan alat musik tradisional seperti serunai, gong, dan rebab, yaitu sebagai berikut:

  • Rebana, hal ini mengingatkan tentang seni Qasidah, yang berasal dari Arab dan Persia (Iran) dan masuk Nusantara sekitar tahun 635 - 1600. Rebana mempunyai berbagai ukuran: besar, sedang, dan kecil.
  • Gambus, alat musik ini dibawa orang Arab atau Mesir ataupun Yaman, pada tahun sekitar 1870 - 1888 ke Nusantara. Suaranya rendah, mempunyai senar double dari usus kambing atau sekarang dari nylon, dimainkan dengan melodi kontrapun.
  • Gong, sebagai ketukan hitungan pertama atau pada akhir lagu, bunyinya seperti bas.
  • Serunai, pembawa variasi melodi atas
  • Rebab, pembawa variasi tengah

Terakhir juga masuk alat musik Eropa, yaitu:

Dan juga mengikuti perkembangan alat musik elektrik:

dan ditambah dengan pukulan

terkadang juga masuk alat tiup

Referensi

sunting
  1. ^ Fadlin: Studi Deskriftif Konstruksi dan Dasar-dasar Pola Ritem Gendang Melayu Sumatera Utara, skripsi Universitas Sumatera Utara, 1988
  2. ^ Sunaryo Joyopuspito, MUSIK DANGDUT, Suatu kajian sejarah dan analisis teori musik, Bina Musik Remaja 2011