Persatuan Wartawan Indonesia

(Dialihkan dari PWI)

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) adalah organisasi profesi wartawan pertama di Indonesia.[1] PWI berdiri pada 9 Februari 1946 di Surakarta. Tanggal tersebut juga disebut sebagai Hari Pers Nasional.[1] PWI beranggotakan wartawan yang tersebar di seluruh Indonesia.[1] Saat ini PWI dipimpin oleh Zulmansyah Sekedang umum yang menjabat sejak 2023 hingga 2028.[2][3]

Persatuan Wartawan Indonesia
SingkatanPWI
Tanggal pendirian9 Februari 1946; 78 tahun lalu (1946-02-09)
Kantor pusatGedung Dewan Pers Lantai IV, Jl. Kebon Sirih No. 34 Jakarta Pusat, DKI Jakarta Indonesia
Ketua Umum
Hendry Ch Bangun
Sekretaris Jenderal
Muhammad Iqbal Irsyad
Plt. Ketua Dewan Kehormatan
M. Noeh Hatumena
Situs webpwi.or.id

Sejarah

sunting

Berdirinya organisasi PWI menjadi awal perjuangan Indonesia dalam menentang kolonialisme di Indonesia melalui media dan tulisan.[1] Setelah berdirinya PWI, organisasi serupa juga didirikan.[1] Organisasi tersebut adalah Serikat Penerbit Suratkabar atau SPS pada 8 Juni 1946.[1] Serikat Penerbit Suratkabar mengganti namanya menjadi Serikat Perusahaan Pers pada 2011, bertepatan dengan hari jadi SPS yang ke-65.[1][4][5] Kepentingan untuk mendirikan SPS pada waktu itu bertolak dari pemikiran bahwa barisan penerbit pers nasional perlu segera ditata dan dikelola, dalam segi idiil dan komersialnya, mengingat saat itu pers penjajah dan pers asing masih hidup dan tetap berusaha mempertahankan pengaruhnya.[6] Karena jarak waktu pendiriannya yang berdekatan dan memiliki latar belakang sejarah yang serupa, PWI dan SPS diibaratkan sebagai "kembar siam" dalam dunia jurnalistik.[6]

Panitia usaha

sunting

Sebelum didirikan, PWI membentuk sebuah panitia persiapan pada awal awal tahun 1946.[6] Panitia persiapan tersebut dibentuk pada tanggal 9-10 Februari 1946 di balai pertemuan Sono Suko, Surakarta, saat diadakannya pertemuan antar wartawan Indonesia.[6] Pertemuan itu dihadiri oleh beragam wartawan, diantaranya adalah tokoh-tokoh pers yang sedang memimpin surat kabar, majalah, wartawan dan pejuang.[6] Pertemuan tersebut menghasilkan dua keputusan, diantaranya adalah:[6]

  • Disetujui membentuk organisasi wartawan Indonesia dengan nama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), yang diketuai oleh Mr. Sumanang Surjowinoto dengan sekretaris Sudarjo Tjokrosisworo.[6]
  • Disetujui membentuk sebuah komisi beranggotakan:
  1. Sjamsuddin Sutan Makmur (Harian Rakyat Jakarta),
  2. B.M. Diah (Harian Merdeka, Jakarta).
  3. Abdul Rachmat Nasution (kantor berita Antara, Jakarta).
  4. Ronggodanukusumo (Suara Rakyat, Mojokerto).
  5. Mohammad Kurdie (Suara Merdeka, Tasikmalaya).
  6. Bambang Suprapto (Penghela Rakyat, Magelang).
  7. Sudjono (Surat Kabar Berjuang, Malang)
  8. Suprijo Djojosupadmo (Surat Kabar Kedaulatan Rakyat,Yogyakarta).[6]

Delapan orang komisi yang telah dibentuk tersebut selanjutnya dibantu oleh Mr. Sumanang dan Sudarjo Tjokrosisworo, merumuskan hal-ihwal persuratkabaran nasional waktu itu dan usaha mengkoordinasinya ke dalam satu barisan pers nasional.[6] Komisi beranggotakan 10 orang tersebut dinamakan juga “Panitia Usaha”.[6] Tiga minggu kemudian, Panitia Usaha mengadakan pertemuan kembali di Surakarta bertepatan dengan sidang Komite Nasional Indonesia Pusat yang berlangsung dari 28 Februari hingga Maret 1946.[6] Panitia Usaha mengadakan pertemuan dan membahas masalah pers yang dihadapi.[6] Dari pertemuan itu lah kemudian disepakati didirikannya Serikat Perusahaan Suratkabar dalam rangka mengkoordinasikan persatuan pengusaha surat kabar yang pendirinya merupakan pendiri PWI.[6]

Keanggotaan

sunting
 
Kantor PWI Kalimantan Selatan

Keanggotaan PWI saat ini sudah tersebar diseluruh Indonesia.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g (Indonesia) Merdeka. "Profil Persatuan Wartawan Indonesia". Diakses tanggal 25-Maret-2015. 
  2. ^ antaranews.com (2024-08-18). "Zulmansyah Sekedang terpilih jadi Ketum PWI dalam KLB". Antara News. Diakses tanggal 2024-10-13. 
  3. ^ "Profil Zulmansyah Sekedang yang Terpilih Jadi Ketua Umum PWI baru | Radar Sukabumi". 2024-08-19. Diakses tanggal 2024-10-13. 
  4. ^ (Indonesia) SPS Indonesia. "Tentang Kami". Diakses tanggal 21-Maret-2015. 
  5. ^ (Indonesia) Tribun News. "Dahlan Iskan kembali pimpin Serikat Perusahaan Pers". Diakses tanggal 21-Maret-2015. 
  6. ^ a b c d e f g h i j k l m (Indonesia) Persatuan Wartawan Indonesia. "Sekilas Sejarah Pers Nasional". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 25-Maret-2015. 

Pranala luar

sunting