Pakcoy

sayuran dari suku sawi-sawian

Pakcoy atau bok choy (Brassica rapa Kelompok Chinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae) merupakan jenis sayuran yang populer. Sayuran yang dikenal pula sebagai sawi sendok ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan. Kadang-kadang sawi ini juga disebut sawi hijau karena fungsinya mirip, meskipun sawi sendok lebih kaku teksturnya serta ukurannya cenderung lebih kecil dan meroset.

Pakcoy (bok choy)
Brassica rapa Kelompok Chinensis
SpesiesBrassica rapa
Kelompok budidayaChinensis
Tanah asalTiongkok, sebelum abad ke-15

Jenis sayuran ini mudah tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bila ditanam pada suhu sejuk tumbuhan ini akan cepat berbunga. Karena biasanya dipanen seluruh bagian tubuhnya (kecuali akarnya), sifat ini kurang disukai. Pemuliaan sawi ditujukan salah satunya untuk mengurangi kepekaan akan suhu ini. Sayuran ini biasanya digunakan dalam bahan sup atau penghias makanan.

Awalnya, sayuran ini sangat populer di kawasan Tiongkok namun kemudian menyebar ke berbagai negara salah satunya Indonesia sebagai bahan untuk membuat masakan yang lezat. Saat ini masakan yang berasal dari sayuran ini tidak hanya didominasi oleh warga yang berasal dari Tiongkok namun orang Indonesia dan negara lainnya juga mulai menyukainya mengingat lezat dan bermanfaatnya sayuran ini.

Pakcoy memiliki sifat antioksidan, antimikroba, dan antikanker. Pakcoy mengandung biomolekul, yakni vitamin C, aldehida, keton, flavonoid, selenium, karotenoid, dan glukosinolat.[1]

Deskripsi sunting

Herba semusim yang mudah tumbuh. Perkecambahannya epigeal. Sewaktu muda tumbuh lemah, tetapi setelah daun ketiga dan seterusnya akan membentuk setengah roset dengan batang yang cukup tebal, tetapi tidak berkayu. Daun elips, dengan bagian ujung biasanya tumpul. Warnanya hijau segar, biasanya tidak berbulu.

Menjelang berbunga sifat rosetnya agak menghilang, menampakkan batangnya. Bunganya kecil, tersusun majemuk berkarang. Mahkota bunganya berwarna kuning, berjumlah 4 (khas Brassicaceae). Benang sarinya 6, mengelilingi satu putik. Buahnya menyerupai polong tetapi memiliki dua daun buah dan disebut siliqua. sawi adalah tumbuhan kuning, yang merambat

 
Foto hasil panen Pakcoy ini berumur 25 HST (Hari Setelah Tanam) atau 35 hari HSS (Hari Setelah Semai) menggunakan sistem Hidroponik DFT (Deep Flow Technique) di Purwokerto.

Cara menanam dan masa panen sunting

Pada umumnya cara menanam tanaman ini adalah disemai setelah tumbuh 3-4 daun sejati kemudian ditanam (dijadikan bibit terlebih dahulu) atau tanam langsung dengan disebar di media tanam. Masa panen adalah 40-60 hari dari biji atau 25-30 hari setelah tanam dari bibit.

Kegunaan lain sunting

Karena mudah tumbuh dan responsif terhadap perubahan lingkungan, bok choy sering dimanfaatkan sebagai tumbuhan percobaan untuk pemupukan, kesuburan tanaman, gangguan karena kurangan hara, serta bioremediasi.

Galeri sunting

Referensi sunting

  1. ^ Riaz, Tauheeda; Asghar, Aisha; Shahzadi, Tayyaba; Shahid, Sammia; Mansoor, Sana; Asghar, Amina; Javed, Mohsin; Iqbal, Shahid; Alotaibi, Mohammed T. (2023-09-01). "Green synthesis of ZnO and Co-ZnO using Brassica rapa leave's extract and their activities as antioxidant agents, efficient adsorbents, and dye removal agents". Journal of Saudi Chemical Society. 27 (5): 101716. doi:10.1016/j.jscs.2023.101716. ISSN 1319-6103.