Pangeran Berdarah-Campuran
Pangeran Berdarah-Campuran adalah sebuah nama julukan dari seorang karakter fiksi dalam seri buku Harry Potter keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran. Penyelidikan Harry akan siapa sesungguhnya Pangeran Berdarah-Campuran ini adalah salah satu dari alur cerita utama dari buku ini, dan kebenarannya diketahui pada klimaks buku tersebut.
Ringkasan cerita
suntingHarry kembali ke Hogwarts untuk tahun keenam sekolahnya yang merupakan tahun tingkat lanjutan yang disebut tingkat NEWT, dan berpikir bahwa ia tidak akan bisa mengambil kelas NEWT Ramuan, mata pelajaran yang diperlukannya untuk kelak dapat berkarier sebagai seorang auror.
Dalam ujian tingkat dasar OWL-nya, ia mendapatkan nilai "E" ("Exceed Expectations"—"Di Luar Dugaan") untuk pelajaran tersebut. Dalam seri kelima Harry Potter, Harry Potter dan Orde Phoenix, Harry mengetahui bahwa untuk melanjutkan ke kelas NEWT Ramuan, Guru Ramuan, Profesor Snape, mensyaratkan nilai "O" ("Outstanding"—"Mengagumkan").
Dalam pesta tahun ajaran baru, Profesor Snape ternyata mengajar mata pelajaran lain, Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, dan posisi Guru Ramuannya ditempati oleh Horace Slughorn. Dumbledore, dengan mempergunakan Harry, berhasil membujuk Slughorn untuk mengakhiri masa pensiunnya dan kembali mengajar di Hogwarts. Dua puluh tahun silam, ia mengajar orang tua Harry, James dan Lily Potter, wali Harry Sirius Black, Remus Lupin, dan juga Snape. Pada masa sebelumnya lagi, ia juga pernah mengajar Tom Riddle (yang di kemudian hari menjadi Lord Voldemort). Kepala Asrama Harry, Profesor McGonagall, dalam konsultasi awal tahunnya memberi tahu Harry bahwa Slughorn menerima nilai OWL Ramuan "E" untuk dapat melanjutkan ke kelas NEWT yang diajarnya. Dengan demikian, Harry dan Ron Weasley dapat mendaftar untuk kelas NEWT Ramuan.
Karena tidak tahu dapat mengambil kelas tersebut, Harry dan Ron tidak membeli buku "Pembuatan-Ramuan Tingkat Lanjut" yang diperlukan di kelas Ramuan. Slughorn kemudian meminjamkan keduanya buku-buku teks bekas sambil menunggu mereka membeli buku tersebut dari toko buku sihir "Flourish and Blotts". Buku teks yang dipinjamkan kepada Harry telah dipenuhi dengan catatan-catatan tulisan tangan dari pemilik buku itu sebelumnya. Untungnya, tulisan-tulisan tersebut ternyata merupakan petunjuk-petunjuk singkat dan cara yang lebih mudah untuk membuat ramuan. Segera, prestasi Harry di kelas Ramuan berkembang pesat ketika ia mengikuti petunjuk-petunjuk itu, membawanya menjadi murid dengan hasil lebih baik dari Hermione. Slughorn berulang kali memberi tahu Harry bahwa hasil kerjanya mengingatkannya akan ibu Harry, Lily Potter, yang memiliki kemampuan yang sangat hebat dalam pelajaran Ramuan. Slughorn memuji Lily, "berbakat alami" dan memiliki "kemampuan yang jarang".
Slughorn mengadakan kompetisi pada hari pertama kelas Ramuannya, bahwa siapa yang terbaik membuat ramuan Tegukan Hidup Bagai Mati akan dihadiahi sebotol kecil Felix Felicis, cairan keberuntungan. Berkat bantuan dari tulisan-tulisan kecil di buku itu, Harry berhasil menjadi yang terbaik, dan mendapatkan hadiah itu.
Belakangan, di bagian bawah belakang sampul buku itu, Harry menemukan tulisan "This Book is the Property of the Half-Blood Prince" ("Buku ini Milik Pangeran Berdarah-Campuran"). Antusias dengan kecemerlangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kelas Ramuan, Harry meyakini bahwa 'sang Pangeran' adalah guru yang lebih baik ketimbang Snape maupun Slughorn.
Buku ini juga berisikan banyak mantra-mantra dan kutukan yang ditulis tangan. Harry menemukan bahwa walaupun tip-tip ramuan ditulis tanpa banyak perubahan, mantra-mantra ditulis dengan banyak coretan dan revisi. Hal ini membuatnya percaya bahwa mantra-mantra itu adalah ciptaan sang Pangeran sendiri. Dalam buku itu, mantra Levicorpus mengandung banyak perubahan: Harry menduga bahwa mantra ini cukup menyulitkan bagi Pangeran, walaupun Harry sendiri berhasil menggunakannya pada kali pertama kepada Ron. Berikutnya, ia juga mempelajari beberapa mantra baru dan kadang berbahaya dari buku itu, termasuk Muffliato dan Sectumsempra.
Hermione menganggap keberhasilan Harry sebagai "kecemerlangan yang diperoleh dengan curang". Ia tidak mempercayai buku itu, dan menduga ada Ilmu Hitam yang terkait. Atas saran Remus Lupin, Harry menemukan bahwa buku itu diterbitkan lima puluh tahun sebelumnya. Hermione menyelidiki perpustakaan dan mencari di koran-koran lama The Daily Prophet, dan melontarkan dugaan bahwa mungkin saja "the Half-Blood Prince" mungkin saja Eileen Prince, seorang murid Hogwarts lama. Hermione berpendapat bahwa tulisan Prince ini terlihat seperti tulisan perempuan; Harry membantah, tetap meyakini bahwa pemilik buku itu adalah seorang laki-laki.
Ketika Harry teringat bahwa ayahnya pernah menggunakan mantra Levicorpus kepada Severus Snape, ia bertanya kepada Remus Lupin pada hari libur Natal kalau-kalau Lupin mengenal 'Pangeran Berdarah-Campuran' —setengah berharap bahwa mungkin 'Pangeran' ini adalah ayahnya, James Potter. Namun, Lupin memberi tahu Harry bahwa mantra Levicorpus cukup populer pada masa sekolah tingkat kelima James dan Snape; dan bahwa James adalah seorang 'berdarah-murni' dan tidak pernah menyebut dirinya 'Pangeran Berdarah-Campuran'. Lupin juga tidak mengetahui siapa yang mungkin menggunakan julukan itu. Lupin tidak menjelaskan bagaimana James mengetahui mantra Levicorpus, kecuali mengatakan bahwa mantra itu, sebagaimana mantra-mantra lainnya, datang dan pergi seperti mode.
Identitas sesungguhnya 'Pangeran Berdarah-Campuran' terungkap dalam pertempuran di Hogwarts yang membawa kepada kematian Albus Dumbledore. Ketika Harry hendak menggunakan mantra Sectumsempra dan Levicorpus kepada Snape, Snape meneriakkan bahwa Snapelah yang menciptakan mantra-mantra itu, dan bahwa dialah 'Pangeran Berdarah-Campuran' itu.
Setelah klimaks ini, Hermione kembali menyelidiki arsip perpustakaan dan menemukan pengumuman bahwa Eileen Prince menikah dengan seorang Muggle bernama Tobias Snape, dan mereka mendapatkan seorang anak: Severus.
Dengan demikian, julukan "Half-Blood Prince" atau "Pangeran Berdarah-Campuran" betul-betul secara harafiah menggambarkan keadaan Snape: kombinasi antara keturunan ayahnya yang Muggle dan nama keluarga asli ibunya, "Prince".
Kondisi ini berkemiripan dengan Tom Marvolo Riddle yang menjuluki dirinya [I am] Lord Voldemort, yang merupakan anagram dari nama aslinya. Namun, julukan "Pangeran Berdarah-Campuran" memiliki konotasi yang ofensif di kalangan sihir. Di salah satu bagian novel, Remus Lupin berkomentar bahwa tidak ada "pangeran sihir", dan istilah "berdarah-campuran" dipakai sebagai ungkapan penghinaan oleh sebagian kalangan di dunia sihir, khususnya di antara Pelahap Maut atau di Asrama Slytherin. Karena itu, tidak jelas mengapa Snape menggunakan julukan itu. Bagi Harry, Pangeran Berdarah-Campuran memiliki arti "seorang anak laki-laki yang sangat pintar, yang telah sangat banyak membantunya", dan tidak pernah terbersit dugaan bahwa ia ternyata adalah salah satu musuh yang pahit (yang belakangan diketahui setia kepada kebenaran, meskipun sebagai agen ganda, karena didorong rasa cinta yang besar. Lihat Severus Snape untuk penjelasan lebih lanjut).