Paramiliter adalah kekuatan semi-militer yang struktur , taktik, pelatihan, subkultur, dan (sering kali) fungsinya serupa dengan militer profesional, tetapi tidak dimasukkan sebagai bagian dari angkatan bersenjata formal suatu negara.[1] Menurut KBBI, Paramiliter adalah yang berkaitan dengan pasukan keamanan yang disusun, seperti pasukan militer dan berfungsi sebagai unsur pembantu tentara,[2] contoh kalimat; "ratusan polisi dan pasukan paramiliter mengepung tempat persembunyian pemimpin pemberontak itu".

Unit taktis dari Amerika ini adalah contoh kekuatan paramiliter. Biasanya pasukan polisi bersenjata yang terlatih semi militer dan memiliki tanggung jawab keamanan tinggi milik paramiliter

Di dalam hukum perang, sebuah negara dapat menggabungkan organisasi paramiliter atau badan bersenjata (seperti pasukan khusus kepolisian nasional dan milisi sukarela swasta) ke dalam angkatan bersenjata kombatannya. Pihak-pihak lain yang terkait tentu harus diberitahu terlebih dahulu tentang hal tersebut.[3]

Meskipun sebuah paramiliter bukanlah sebuah kekuatan militer, tetapi kekuatanya setara dengan kekuatan infanteri ringan militer dalam hal intensitas, kekuatan senjata, pelatihan dan struktur organisasi. Suatu instansi paramiliter biasanya juga bisa berada di bawah kendali komando militer, meski tidak menjadi bagian militer atau hanya berperan membantu militer pada masa perang. Contohnya di beberapa negara seperti India ada pasukan yang bernama Assam Rifles dan Border Security Force, merupakan pasukan penjaga perbatasan negara yang dibawah kendali Kementerian Dalam Negeri India (MHA) namun unsur kepemimpinanya dikendalikan oleh perwira-perwira dari Angkatan Darat India walaupun sejarahnya terbentuk sebagai pasukan kepolisian perbatasan yang dibentuk Inggris. Sama halnya di Pakistan, pasukan penjaga perbatasan Pakistan dengan India yang bernama Pakistan Rangers merupakan kepolisian paramiliter yang juga unsur kepemimpinanya dibawah naungan Angkatan Darat Pakistan namun bukan bagian dari Angkatan Darat.

Di Indonesia, pasukan yang tergolong Paramiliter resmi pemerintah yaitu dari instansi Polri seperti Korps Brimob dan Densus 88, dan Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla), Menwa.

Jenis-Jenis Paramiliter

sunting
 
Gerilyawan bersenjata Boer di Afrika Selatan saat Perang Dunia Kedua
  • Pasukan militer tidak biasa: milisi, gerilyawan, pemberontak, teroris, dan sebagainya
  • Pasukan cadangan dari militer negara: National Guard, Pengawal Presiden (beberapa negara), Republican Guard, State Guard
  • Pasukan kepolisian, seperti tim SWAT polisi, polisi operasi khusus, polisi anti-terror, dll. Seperti Korps Brimob dan Densus 88
  • Gendarmeries, adalah kepolisian yang berasal dari instansi militer suatu negara yang memiliki tugas untuk menegakkan hukum di ranah sipil dan militer. Contohnya GIGN di Prancis dan GSG-9 di Jerman
  • Penjaga perbatasan, seperti Penjaga Perbatasan Rusia, CBP Amerika Serikat, dan BSF India yang struktur organisasi berasal dari instansi kepolisian namun dilatih militer
  • Pasukan Pelindung Federal Amerika Serikat (FBI),
  • Pasukan keamanan dari status militer yang ambigu: seperti pasukan internal dan pasukan khusus keamanan kereta api
  • Personel penegakan hukum semi-militer, seperti tim SWAT di Amerika Serikat dan Pasukan Pengendali Huru-Hara Russia (OMON)
  • Ormas yang bersifat militan, seperti Gerakan Pemuda Ansor, Pemuda Pancasila, dll
  • Organisasi Kader Militer Pemuda, seperti JROTC Amerika, Korps Kadet Nasional Bangladesh, Resimen Mahasiswa Indonesia, dan Gerakan Pramuka Indonesia
  • Di Inggris dan Irlandia, istilah ini sering ditujukan kepada berbagai kelompok bersenjata yang terlibat dalam Masalah Irlandia Utara, seperti Pasukan Sukarelawan Ulster atau Tentara Republik Irlandia Sementara.

Militerisasi Kepolisian

sunting
 
Kepolisian SWAT Amerika Serikat

Militerisasi Kepolisian mengacu pada penggunaan peralatan dan taktik militer oleh aparat penegak hukum (kepolisian). Ini termasuk penggunaan pengangkut personel lapis baja, senapan serbu, senapan mesin ringan, granat flashbang,[4] peluncur granat, senapan sniper, dan tim Special Weapons and Tactics (SWAT).[5] Militerisasi penegakan hukum juga dikaitkan dengan pengumpulan informasi ala badan intelijen yang ditujukan kepada aktivis publik dan politik, dan gaya penegakan hukum yang lebih agresif.[6] Militerisasi Kepolisian ditujukan kepada satuan-satuan didalam instansi kepolisian suatu negara/wilayah yang memiliki tugas untuk menanggulangi tugas-tugas kepolisian bersifat penegakan hukum berintensitas tinggi seperti anti-terror, penjinak bom, infiltrasi, penangkapan kriminal bersenjata, dll. Banyak negara yang memiliki unit kepolisian yang ter-militerisasi (Paramilitary Police Units, PPUs), contohnya SWAT team di Amerika Serikat, pasukan OMON Russia, CRPF India, KORPS BRIMOB Indonesia, dll.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "paramilitary". Oxford English Dictionary (edisi ke-3rd). Oxford University Press. June 2011 [online edition; original published in June 2005]. Diakses tanggal 2011-09-13. Designating, of, or relating to a force or unit whose function and organization are analogous or ancillary to those of a professional military force, but which is not regarded as having professional or legitimate status. 
  2. ^ https://www.kbbi.kemdikbud.go.id/paramiliter[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ "Customary IHL - Section B. Incorporation of paramilitary or armed law enforcement agencies into armed forces". Icrc.org. Diakses tanggal 2013-07-27. 
  4. ^ "SAS - Weapons - Flash Bang | Stun Grenade (The British Army's SAS developed flashbang grenades)". Eliteukforces.info. Diakses tanggal May 29, 2013. 
  5. ^ James Joyner (June 15, 2011). "Militarization of Police". Outside the Beltway. 
  6. ^ Ryan Van Velzer (June 24, 2014). "ACLU: Free military weapons making Arizona police more aggressive". The Arizona Republic. 

Pranala luar

sunting