Parang, Karimunjawa, Jepara
Parang adalah desa di kecamatan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Parang merupakan desa yang terdapat di Pulau Parang. Terdiri dari 2 Pedukuhan, 3 RW dan 9 RT. Jaraknya ± 11 Mil (2 jam perjalanan menggunakan kapal nelayan). Di Desa Parang hanya memiliki sebuah kapal cepat sebagai sarana transportasi umum untuk pergi keluar masuk pulau. Pulau Parang merupakan pulau tertua yang ada di Kecamatan Karimunjawa. Luas Pulau ini ± 744 Ha.
Parang | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Jepara |
Kecamatan | Karimunjawa |
Kode Kemendagri | 33.20.10.2003 |
Luas | ... km² |
Jumlah penduduk | 931 jiwa |
Kepadatan | ... jiwa/km² |
Administratif
suntingSecara Administratif Pusat Pemerintahan Desa Parang berada di Pulau Parang yang terdiri dari 3 RW dan 9 RT. Dengan luas wilayah daratan 709,2 Ha yang terdiri dari 3 pulau, antara lain:
- Pulau Parang = 691 Ha
- Pulau Kembar = 6,7 Ha
- Pulau Kumbang = 12,5 Ha
Dukuh
suntingDesa Parang terdiri dari 2 Pedukuhan, yaitu:
- Dukuh A
- Dukuh B
Pemdes Parang
suntingTata Perintahan Desa Parang Periode 2014-2019, yaitu:
- Petinggi : Sofi'i
- Carik : Suyadi
- Bendahara : Wakhidatun
- Ketua BUMDes: Darobi
- Kamituwo : Rifai
- Bayan : Rochman
- Tata Usaha : Ali Saat
- Ladu: Darobi
- Modin : Saifudin Zuhri
- Petengan : Eko Susanto
Pendidikan
suntingDi desa ini terdapat dua SD dan 1 SMP. Karena di Pulau Parang tidak ada sekolah setingkat SMA, rata-rata penduduk Desa Parang melanjutkan sekolah di Jepara atau ke SMK yang ada di Pulau Karimunjawa
Kesehatan
suntingFasilitas kesehatan yang ada di pulau ini sangat minim, sehingga banyak masyarakatnya mengandalkan obat-obatan herbal dan dukun. Selain itu, jumlah tenaga medis pun masih terbilang kurang.
Ekonomi
suntingPotensi ekonomi di desa ini terdiri dari perikanan, perkebunan, kerajinan kayu dan wisata. Pulau ini juga menerapkan prinsip wisata religi. Nelayan di Pulau parang merupakan penghasil ikan kakap merah terbesar di Kabupaten Jepara. Potensi di pulau ini baik dari darat, maupun laut sudah lebih maju dibanding dengan Pulau Karimunjawa, Kemujan, dan Nyamuk. Hal tersebut dapat dilihat dari para nelayan yang sudah menggunakan teknologi dalam penangkapan ikan dengan menggunakan Fish Finder serta alat tangkap yang ramah lingkungan. Potensi di darat dapat dilihat dari hasil bumi yang berupa penghasil buah-buahan serta bermacam-macam kuliner yang terdapat di pulau ini. Namun ada beberapa permasalahan ekonomi yang dihadapi, yaitu kurangnya manajemen dalam perdagangan untuk memasarkan hasil bumi yang didapatkan. Lalu ada beberapa berita simpang siur yang kurang baik terhadap masyarakat di pulau ini, sehingga para investor juga berpikir dua kali untuk berinvestasi di Pulau ini.