Partai Refah
Partai Kesejahteraan (bahasa Turki: Refah Partisi) adalah sebuah partai politik berhaluan Islamis di Turki.
Partai Kesejahteraan Refah Partisi | |
---|---|
Ketua umum | Necmettin Erbakan |
Pendiri | Ali Türkmen Ahmet Tekdal Necmettin Erbakan |
Dibentuk | 19 Juli 1983 |
Dilarang | 16 Januari 1998 |
Didahului oleh | Partai Keselamatan Nasional |
Diteruskan oleh | Partai Kebajikan |
Kantor pusat | Ankara, Turki |
Ideologi | Millî Görüş Islamisme Konservatisme religius Sentimen Anti-Barat Eroskeptisme keras |
Posisi politik | Sayap kanan ke kanan jauh |
Agama | Islam Sunni |
Sejarah
suntingDidirikan Ahmed Tekdal pada 1983, partai ini mulai diperhitungkan dalam Parlemen Turki saat partai ini selalu berhasil meraih kursi dalam berbagai pemilu. Partai Refah juga turut serta dalam koalisi di pemerintahan, dan popularitasnya makin meningkat. Pada pemilu lokal November 1992, Partai Refah unggul di 4 dari 6 wilayah wali kota di Istambul.
Untuk pertama kalinya pada pemilu lokal 27 Maret 1994 partai Islam ini berhasil merebut jabatan gubernur di 2 kota penting di Turki, yakni Istanbul (dulu ibu kota Turki Utsmani) dan Ankara. Puncaknya terjadi pada saat pemilu yang diadakan Sabtu, 24 Desember 1995. Pada pemilu ini partai ini mengangkat jargon keadilan dan kesejahteraan di samping isu luar negeri, terutama yang menyangkut Bosnia dan Chechnya. Dengan memanfaatkan isu agama partai ini berhasil memperoleh 23% suara. Namun, karena tidak mayoritas, partai ini harus bergabung dengan partai lain agar bisa menyusun pemerintahan. Akhirnya partai ini berkoalisi dengan Partai Jalan Kebenaran yang dipimpin Tansu Çiller. Koalisi ini terwujud karena adanya kesepakatan seperti:
- Kedudukan perdana menteri dijabat secara bergantian antara kedua pimpinan partai.
- Partai Tansu Çiller menduduki jabatan strategis dalam kementerian dalam dan luar negeri, pertahanan, keuangan, ekonomi, dan pendidikan.
- Tetap konsisten menjalankan pemerintahan sekuler.
- Tetap menganggap Turki sebagai bagian dari dunia Barat.
- Mempertahankan keanggotaan di NATO.
- Berjanji untuk selalu merujuk pada sistem militer dan mengambil pendapatnya dalam tiap persoalan.
Kesepakatan tersebut merugikan partai ini karena menutup kesempatan baginya memperjuangkan syariat Islam. Walau begitu, masih ada ketakutan kalangan sekuler bila kelak syariat Islam diterapkan. Mereka khawatir terjadi pembatasan kebebasan dan keterbukaan yang dinikmati. Nmaun buru-buru Erbakan menegaskan bahwa Partai Refah ialah partai yang mengutamakan persaudaraan, perdamaian, dan cinta. Ia enggan bicara syariat Islam. Malah, salah satu anggota parlemen dari partai ini berkata lembek: "Saya akan berusaha membujuk rakyat agar menjauhi MiRas. Saya tidak melihat produksi MiRas merupakan tindakan yang benar. Akan saya tutup pabrik-pabrik yang memproduksi minuman keras dan menggantikannya dengan pabrik lain hingga tak terjadi pengangguran jika menutup suatu pabrik tanpa ada penggantinya."
Meski sudah ada penegasan seperti itu, masih pula kekhawatiran ada. Malahan militer melihat Refah sebagai ancaman yang harus segera disingkirkan. Buntutnya kekuasaan Partai Refah harus diakhiri dengan alasan menjaga sekularisme. Partai Refah dinyatakan sebagai partai terlarang dan pemimpinnya Necmettin Erbakan dilarang berpolitik.