Angkatan Darat Hitam Hungaria

(Dialihkan dari Pasukan Hitam Hongaria)

Angkatan Darat Hitam (bahasa Hongaria: Fekete sereg, pelafalan [ˈfɛkɛtɛ ˈʃɛrɛɡ]), juga disebut Legiun/Resimen Hitam – kemungkinan dinamai dari warna hitam baju baja mereka – adalah angkatan perang bayaran yang bertempur untuk Raja Hunyadi Mátyás dari Hungaria. Pendahulu angkatan perang ini muncul pada masa kehidupan ayahnya, Hunyadi János, pada awal tahun 1440-an. Gagasan pendirian angkatan perang bayaran profesional berasal dari bacaan mengenai Julius Caesar yang dibaca oleh Mátyás saat ia masih kecil.[2]

Angkatan Darat Hitam
Hungary Black Legion standard
Lambang Legiun Hitam
Aktif1458–1494 M[1]
NegaraKerajaan Hungaria
AliansiHungaria, Ceko (Bohemia, Moravia, Silesia), Polandia, Kroasia, Serbia, Bayern, Austria, Swiss
CabangAngkatan darat, angkatan laut
Tipe unitKavaleri, infantri, artileri, mesin pengepungan
Jumlah personelSekitar 28.000
MaskotRaven
PertempuranKekaisaran Romawi Suci, Bohemia, Serbia, Bosnia, Moldavia, Wallachia, Italia
Dibubarkan1494[1] (akibat kekurangan uang dan pemberontakan tentara bayaran)
Tokoh
RajaMatthias Corvinus
Tokoh berjasaPál Kinizsi, Balázs Magyar, Imre Zápolya, John Giskra, John Haugwitz, František Hag, Vuk Grgurević

Angkatan perang ini berdiri dari tahun 1458 hingga 1494.[1] Di negara lain, tentara-tentara diwamilkan dari populasi pada masa krisis, dan mereka biasanya bekerja sebagai pemanggang roti, petani, atau pembuat bata saat tidak harus bertugas militer. Sementara itu, pasukan Angkatan Darat Hitam adalah tentara bayaran yang sepenuhnya mengabdi di medan perang. Angkatan perang ini berhasil menaklukkan wilayah Austria (termasuk ibu kotanya di Wina pada tahun 1485) dan lebih dari setengah wilayah Tahta Bohemia (Moravia, Schlesien dan Lausitz). Kemenangan penting lainnya adalah kemenangan melawan Utsmaniyah dalam Pertempuran Breadfield pada tahun 1479.

Mátyás sudah menyadari pentingnya penggunaan senjata api oleh infantri, yang menjadi salah satu faktor yang membawa kemenangan bagi pasukannya.[3] Satu dari empat pasukan infantri Angkatan Darat Hitam dipersenjatai dengan senapan sundut. Akibat harga bubuk mesiu abad pertengahan yang mahal, jumlahnya tidak dapat ditambah.[4] Bahkan satu dasawarsa setelah pembubaran Angkatan Darat Hitam, hanya 10% pasukan Eropa Barat yang menggunakan senjata api pada permulaan abad ke-16.[5][6]

Pasukan utama angkatan darat ini adalah infantri, artileri, dan kavaleri ringan dan barat. Tugas kavaleri berat adalah untuk melindungi infantri dan artileri, sementara satuan yang lain melancarkan serangan mendadak terhadap musuh.

Pada awalnya, jumlah pasukan ini hanya mencapai 6-8.000 tentara bayaran.[7][8] Pada tahun 1480-an, jumlahnya berkisar antara 15.000 hingga 20.000, tetapi jumlah pasukan yang terlibat dalam parade militer besar Wina mencapai 28.000 pasukan (20.000 pasukan berkuda, 8.000 infantri) pada tahun 1485.[9] Pasukan-pasukannya terdiri dari orang Bohemia, Jerman, Serbia, Polandia,[10] dan (dari tahun 1480) orang-orang Hungaria. Maka dari itu, Angkatan Darat Hitam jauh lebih besar daripada angkatan perang Louis XI dari Prancis, satu-satunya angkatan perang profesional Eropa lainnya pada masa itu.[11]

Kematian Mátyás juga mengakhiri kiprah Angkatan Darat Hitam. Para bangsawan berhasil menurunkan beban pajak sebesar 70-80 persen, sehingga mengurangi pendanaan yang dibutuhkan untuk mempertahankan negara[12] dan raja yang baru terpilih, Vladislaus II, tidak dapat membiayai angkatan perang ini.[7] Setelah pembubaran Angkatan Darat Hitam, bangawan-bangsawan Hungaria juga membubarkan sistem birokrasi dan administrasi nasional di Hungaria. Pertahanan negara semakin melemah karena para penjaga perbatasan dan kastil tidak dibayar, benteng-benteng juga tidak diperbaiki, dan upaya untuk memungut pajak terus digagalkan.[13]

Catatan kaki sunting

  1. ^ a b c "Mátyás király idegen zsoldos serege". matyaseve.hu (dalam bahasa Hungarian). Budapest, Hungary: Municipality of Budavár. 2008. Diakses tanggal 15 June 2011.  [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Valery Rees: Hungary's Philosopher King: Matthias Corvinus 1458–90 (Published 1994) [1]
  3. ^ Clifford Rogers (2010). The Oxford Encyclopedia of Medieval Warfare and Military Technology, Volume I. New York, NY, United States: Oxford University Press. hlm. 152. Diakses tanggal 10 August 2013. 
  4. ^ Anthony Tihamer Komjathy (1982). "A thousand years of the Hungarian art of war". Toronto, ON, Canada: Rakoczi Press. hlm. 35–36. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 January 2011. Diakses tanggal 11 October 2010. 
  5. ^ Vajna-Naday, Warhistory. hlm. 40.
  6. ^ Courtlandt Canby: A History of Weaponry. Recontre and Edito Service, London. hlm. 62.
  7. ^ a b István Tringli (1998). "Military History". The Hunyadis and the Jagello age (1437–1526) (CD-ROM). Encyclopaedia Humana Hungarica. Budapest: Encyclopaedia Humana Association. Diakses tanggal 25 June 2011. 
  8. ^ Clifford Rogers (2010). The Oxford Encyclopedia of Medieval Warfare and Military Technology, Volume 1. Oxford University Press. hlm. 9. ISBN 9780195334036. 
  9. ^ William Caferro, Shelley Reid (2010). The Oxford Encyclopedia of Medieval Warfare and Military Technology: Mercenaries - Zürich, Siege of : 596 S, Volume 3. Oxford: Oxford University Press. hlm. 306. ISBN 9780195334036. Diakses tanggal 10 August 2013. 
  10. ^ David Nicolle (1988). Hungary and the fall of Eastern Europe 1000–1568. Angus McBride (Illustrator). London, England: Osprey Publishing. hlm. 12. ISBN 0-85045-833-1. Diakses tanggal 4 October 2009. [pranala nonaktif permanen]
  11. ^ Jean Berenger: A History of the Habsburg Empire 1273-1700 -PAGE: 108 (Routledge, 2014 ISBN 1317895703)
  12. ^ Fukuyama, Francis (2011). The origins of political order : from prehuman times to the French Revolution. London: Profile Books. ISBN 978-1-84668-256-8. 
  13. ^ "A Country Study: Hungary". Geography.about.com. Diakses tanggal 2010-08-29. [pranala nonaktif permanen]