Paus Silvester III

Paus Gereja Katolik dari tahun 1045 (periode singkat)

Paus Silvester III, yang nama lahirnya adalah Giovanni dei Crescenzi–Ottaviani, adalah seorang uskup yang menjabat sebagai Paus Gereja Katolik Roma selama masa yang sangat singkat, yaitu dari tanggal 20 Januari hingga 10 Maret 1045. Masa kepausannya berlangsung dalam situasi kekacauan dan kontroversi besar di Roma, dikenal sebagai salah satu periode yang paling gelap dalam sejarah gereja, yaitu Saeculum Obscurum (Zaman Kegelapan).

Paus

Silvester III
Awal masa kepausan
20 Januari 1045
Akhir masa kepausan
10 Maret 1045
PendahuluBenediktus IX
PenerusBenediktus IX
Informasi pribadi
Nama lahirYohanes
Lahirtanggal tidak diketahui
Roma, Italia
Meninggal1062 atau 1063
Sabina, Italia
Paus lainnya yang bernama Silvester

Silvester III diangkat sebagai paus pada saat terjadi perebutan kekuasaan yang sengit di dalam Gereja Katolik. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Uskup Sabina, sebuah wilayah di dekat Roma. Penunjukan Silvester III tidak terlepas dari campur tangan keluarga-keluarga aristokrat yang bersaing memperebutkan kendali atas Tahta Suci.

Latar Belakang

sunting

Giovanni dei Crescenzi–Ottaviani berasal dari keluarga bangsawan Romawi yang memiliki pengaruh besar di dalam politik lokal. Sebagai seorang uskup, ia dikenal memiliki hubungan erat dengan keluarga Crescenzi, yang sering terlibat dalam persaingan kekuasaan dengan keluarga Tusculum dan kelompok-kelompok lainnya.

Pada awal abad ke-11, Roma mengalami ketidakstabilan politik yang luar biasa. Paus Benediktus IX, pendahulunya, dikenal sebagai pemimpin yang korup dan tidak bermoral. Pada tahun 1044, Benediktus IX menghadapi perlawanan yang meningkat dari penduduk Roma dan faksi-faksi bangsawan, sehingga ia dipaksa meninggalkan kota tersebut. Dalam kekosongan kekuasaan itu, Giovanni diangkat sebagai Paus dengan nama Silvester III.

Masa Kepausan

sunting

Masa jabatan Silvester III sangat singkat, hanya berlangsung selama 49 hari. Ketika ia dilantik sebagai Paus, Benediktus IX tidak sepenuhnya menyerahkan klaimnya atas Tahta Suci. Pada bulan Maret 1045, Benediktus IX kembali ke Roma dengan dukungan militer dan berhasil merebut kembali kendali atas Tahta Suci. Silvester III kemudian dipaksa mundur, dan Benediktus IX kembali menjabat sebagai Paus.

Pasca-Penggulingan

sunting

Setelah digulingkan, Silvester III kembali ke wilayah keuskupannya di Sabina. Namun, ia tetap dianggap sebagai salah satu dari tiga paus yang bersaing pada masa itu, bersama Benediktus IX dan Paus Gregorius VI. Dalam konsili-konsili berikutnya, kepausannya dianggap sebagai tidak sah (antipaus) oleh beberapa pihak. Meski demikian, beberapa catatan menyebutkan bahwa ia tetap mempertahankan gelarnya sebagai Uskup Sabina hingga akhir hayatnya.

Kontroversi dan Warisan

sunting

Masa kepausan Silvester III mencerminkan ketegangan besar antara kekuatan politik dan spiritual di Gereja Katolik pada abad ke-11. Ia sering dianggap sebagai korban dari intrik-intrik politik yang melibatkan keluarga-keluarga bangsawan Roma. Meski ia tidak meninggalkan warisan teologis atau administratif yang signifikan, namanya tetap tercatat dalam daftar resmi Paus.

Gelar Silvester III sering diperdebatkan oleh para sejarawan gereja. Sebagian melihatnya sebagai seorang paus sah yang masa jabatannya terlalu singkat untuk meninggalkan dampak, sementara yang lain menganggapnya sebagai antipaus karena ia diangkat melalui campur tangan politik.

Kematian

sunting

Tidak ada catatan pasti mengenai tanggal kematian Silvester III. Ia diperkirakan meninggal beberapa tahun setelah digulingkan, kemungkinan besar pada sekitar tahun 1062. Kehidupan pasca-kepausannya lebih banyak dihabiskan sebagai Uskup Sabina.


Didahului oleh:
Benediktus IX
Paus
10451045
Diteruskan oleh:
Benediktus IX

Referensi

sunting
  • Kelly, J.N.D., The Oxford Dictionary of Popes.
  • Mann, Horace K., The Lives of the Popes in the Early Middle Ages.
  • Schaff, Philip, History of the Christian Church.