Paus Telesforus

Paus Gereja Katolik yang menjabat dari sekitar tahun 125 hingga 136 Masehi

Santo Paus Telesforus adalah Paus Gereja Katolik yang menjabat dari sekitar tahun 125 hingga 136 Masehi. Ia adalah Paus kedelapan yang secara tradisional dianggap sebagai penerus Santo Petrus. Paus Telesforus dihormati sebagai seorang martir dalam tradisi Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur. Beberapa sumber kuno mengaitkannya dengan reformasi liturgi serta kontribusi penting terhadap pengembangan ibadat Gereja.

Santo Paus

Telesforus
Uskup Roma
GerejaGereja Katolik
Awal masa kepausan
sekitar 125
Akhir masa kepausan
sekitar 136
PendahuluSistus I
PenerusHiginus
Informasi pribadi
LahirTerranova da Sibari, Calabria, Italia Romawi
Meninggalsekitar 137
Roma, Italia Romawi, Kekaisaran Romawi
Orang kudus
Hari heringatan
Venerasi
AtributBusana kepausan
PelindungKarmelit

Kehidupan Awal

sunting

Meskipun informasi tentang kehidupan awal Paus Telesforus sangat terbatas, legenda menyebutkan bahwa ia berasal dari Yunani, lebih tepatnya dari wilayah Calabria. Tidak banyak yang diketahui tentang keluarganya atau kehidupan sebelum ia terpilih menjadi Paus. Sejumlah catatan gerejawi menyebutkan bahwa sebelum menjadi Paus, ia adalah seorang pertapa atau biarawan yang mengabdikan hidupnya untuk pelayanan Tuhan dalam kesederhanaan dan doa.

Masa Kepausan

sunting

Paus Telesforus terpilih menjadi Paus setelah kepemimpinan Paus Sixtus I. Meskipun sumber-sumber sejarah tentang masa jabatannya relatif sedikit, beberapa hal penting dapat diambil dari tradisi dan sejarah Gereja. Pada masanya, Gereja Katolik berada dalam situasi yang sulit, sering kali mengalami penganiayaan dari otoritas Romawi.

Kontribusi Liturgi

sunting

Paus Telesforus diyakini memiliki peran penting dalam perkembangan liturgi Gereja. Salah satu kontribusinya yang terkenal adalah pengenalan Misa Malam Natal sebagai perayaan resmi dalam Gereja Katolik. Tradisi ini dianggap penting karena merayakan kelahiran Yesus Kristus pada malam 25 Desember.

Beberapa catatan tradisional juga mengaitkannya dengan pengenalan "Gloria in Excelsis Deo" dalam liturgi Misa. Doa ini, yang dikenal sebagai "Gloria," adalah salah satu bagian utama dari liturgi Ekaristi, terutama pada hari-hari besar liturgi seperti Natal dan Paskah.

Selain itu, Paus Telesforus juga dikatakan telah menetapkan Puasa Pra-Paskah sebagai bagian dari persiapan umat beriman menjelang perayaan Paskah. Meskipun masih ada perdebatan tentang peran pasti Telesforus dalam hal ini, tradisi-tradisi ini menunjukkan pentingnya masa kepausannya dalam perkembangan ibadat Kristen awal.

Penganiayaan dan Martir

sunting

Paus Telesforus menjabat selama masa pemerintahan Kaisar Hadrianus dan Antoninus Pius, yang terkenal dengan penganiayaan terhadap orang Kristen. Menurut catatan kuno, Paus Telesforus menjadi korban penganiayaan ini, dan ia dihormati sebagai martir oleh Gereja Katolik. Ia adalah salah satu dari sedikit Paus yang martir sebelum Konstantinus Agung memberikan toleransi kepada orang Kristen melalui Edik Milano pada tahun 313.

Irenaeus dari Lyon, seorang penulis Kristen awal, menyebut Paus Telesforus sebagai salah satu Paus yang "dimuliakan dengan kemuliaan martir yang besar." Meskipun detail tentang kematiannya tidak begitu jelas, tradisi Gereja menyatakan bahwa ia wafat sekitar tahun 136 sebagai akibat penganiayaan di Roma.

Kanonisasi dan Peringatan

sunting

Paus Telesforus dihormati sebagai seorang Santo oleh Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur. Hari peringatannya dirayakan pada tanggal 5 Januari di Gereja Katolik Roma, sementara Gereja Ortodoks merayakannya pada tanggal 22 Februari. Penghormatan kepada Paus Telesforus mencerminkan pengakuan akan jasa-jasanya dalam mempertahankan iman Kristen dan kontribusinya terhadap perkembangan liturgi Gereja.

Legenda dan Tradisi

sunting

Selain pengenalan liturgi, beberapa legenda mengaitkan Paus Telesforus dengan berbagai mukjizat. Salah satu legenda menyebutkan bahwa selama masa penganiayaan, ia tetap setia menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja meskipun ancaman hukuman mati selalu ada.

Paus Telesforus juga disebut-sebut dalam beberapa teks awal sebagai seorang pembela yang teguh dalam melawan ajaran sesat yang muncul pada masa itu. Meskipun tidak ada catatan spesifik yang mendokumentasikan ajaran sesat tertentu yang ia hadapi, masa jabatannya dipenuhi dengan tantangan teologis karena berbagai aliran teologi baru muncul dan berkembang di luar kendali Gereja resmi.

Makam dan Relik

sunting

Paus Telesforus diyakini dimakamkan di Katakombe Santo Kalisto di Roma, tempat banyak Paus awal dan martir Kristen dikuburkan. Namun, karena keterbatasan bukti arkeologis yang konkret, lokasi pastinya tetap menjadi spekulasi. Beberapa relik yang dikaitkan dengan Paus Telesforus disimpan di berbagai tempat di Italia dan dihormati oleh umat Katolik hingga saat ini.

Referensi

sunting
  • Chapman, John. Studies on the Early Papacy. London: Longman, 1925.
  • Kelly, J.N.D. The Oxford Dictionary of Popes. Oxford: Oxford University Press, 1986.
  • Mann, Horace K. The Lives of the Popes in the Early Middle Ages. Kessinger Publishing, 2004.

Bacaan lebih lanjut

sunting
  • Attwater, Donald and Catherine Rachel John. The Penguin Dictionary of Saints. 3rd edition. New York: Penguin Books, 1993. ISBN 0-14-051312-4.
  • Kelly, J.N.D. Oxford Dictionary of Popes. (1986). Oxford, England: Oxford University Press.
  • Benedict XVI. The Roman Martyrology. Gardners Books, 2007. ISBN 978-0-548-13374-3.
  • Chapman, John. Studies on the Early Papacy. Port Washington, NY: Kennikat Press, 1971. ISBN 978-0-8046-1139-8.
  • Fortescue, Adrian, and Scott M. P. Reid. The Early Papacy: To the Synod of Chalcedon in 451. Southampton: Saint Austin Press, 1997. ISBN 978-1-901157-60-4.
  • Loomis, Louise Ropes. The Book of Popes (Liber Pontificalis). Merchantville, NJ: Evolution Publishing. ISBN 1-889758-86-8

Pranala luar

sunting


Didahului oleh:
Sistus I
Paus
125136
Diteruskan oleh:
Higinus