Payung, Rajagaluh, Majalengka
Payung adalah sebuah desa yang berada di bawah kaki gunung Ciremai meliputi kecamatan rajagaluh desa di kecamatan Rajagaluh, Majalengka, Jawa Barat, Indonesia. Desa Payung merupakan desa terluas di kecamatan Rajagaluh.
-
Balai Desa Payung
Payung | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kabupaten | Majalengka | ||||
Kecamatan | Rajagaluh | ||||
Kode pos | 45472 | ||||
Kode Kemendagri | 32.10.09.2003 | ||||
Luas | 1250 Ha | ||||
Jumlah penduduk | 4150 jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Sejarah Desa Payung
suntingKetika mengungkap sejarah Desa Payung, tidak terlepas dari pengungkapan sejarah Desa Sindangpano, karena Desa Payung merupakan pemekaran dari Desa Sindangpano. Desa Sindangpano sendiri dulu dikenal dengan nama Desa Koleberes, sedangkan Desa Payung merupakan Kampung Tarikolot yang terletak di Desa Koleberes. Adapun wilayahnya sangat luas meliputi enam desa pada saat ini, yaitu: Desa Babakan Kareo, Desa Singawada, Desa Sindangpano, Desa Bantaragung, dan Desa Sadomas.
Sejarah Desa Payung tidak terlepas dari sejarah dua budak (sebenarnya orang tua yang kerdil) yang mengiringi seorang utusan Sunan Gunung Jati Cirebon menuju pertemuan para Wali di puncak Gunung Ciremai. Ketika rombongan tiba di Koleberes, mereka berhenti untuk beristirahat di bawah sebuah pohon beringin yang sangat rindang. Sambil beristirahat, mereka bermusyawarah merencanakan apa yang akan diperbuat. Setelah melepas lelah, mereka melanjutkan perjalanan, tanpa disadari sebuah payung tertinggal di tempat mereka beristirahat (hingga sekarang Payung tersebut menjadi batu (Batu Payung) yang terletak di Cilengkeng). Dua budak pun akhirnya menangis di sebuah tanjakan. Saking kerasnya tangisan, suaranya mirip "Bangbara" dan tanjakan tersebut kini dikenal dengan nama "Tanjakan Si Bangbara". Rombongan pun akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil Payung yang tertinggal, mereka lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan. Tiba di suatu tempat, rombongan berhenti dan Kedua Budak disuruh menunggu, sementara utusan Sunan melanjutkan perjalanan tanpa mengikut sertakan Kedua Budak tadi. Kesetiaan kepada Tuan membuat Dua Budak tak beranjak dari tempat dimana Tuannya meninggalkannya. Hari berganti hari, penantian pun tak kunjung pasti karena tuan tak pernah kembali. Sampai pada suatu hari, Dua Budak tersebut lenyap kedalam perut bumi, kejadian tersebut tidak lepas dari perhatian pembuat gula aren. Tempat tersebut diberi tanda dan sampai sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Kabuyutan Budak Dua.
Seiring dengan berputarnya waktu, penguasa Koleberes pun berganti. Pada masa Kuwu Koleberes dijabat oleh Demang Abdurrahman, adiknya bernama Demang Abdurrahim, berkeinginan untuk memiliki daerah kekuasaan tersendiri lepas dari Koleberes. Atas kebijakan Demang Abdurrahman, keinginan itu diluruskan. Demang Abdurrahim Dipersilakan untuk menentukan batas wilayahnya sendiri. Nama wilayah yang akan dipimpin oleh Kiyai Demang Abdurrahim diberi nama "Desa Payung" sebagai peringatan kepada payung yang tertinggal oleh Budak Dua. Sedangkan Koleberes diganti namanya menjadi "Sindangpano," yang berarti tempat singgah dan musyawarah, diambil dari tempat rombongan Dua Budak beristirahat. Ketika revolusi kemerdekaan berlangsung, Desa Payung merupakan basis TNI, dan di Desa ini pula terjadi penyerahan tentara Belanda kepada TNI, karenanya Desa Payung dikenal juga dengan sebutan "Jogja Kecil."
Sejarah Kuwu Desa Payung
sunting- K. H. Demang Abdurrahim
- ...
- ...
- Ngabihi
- Emuk
- Nurkasan
- Madrapi
- Murtawi
- Jaya Sentana
- Eni Sukaeni
- Akrab Sutaatmaja
- Ahmad Kosim
- P Saryadi
- Odah Jumaedah
- Nono Suparno
- Rakhmat Ak
- Muktar (PJS)
- Jamsa
Letak Geografis Desa Payung
suntingDesa Payung, Kecamatan Rajagaluh, berada di wilayah administrasi Kabupaten Majalengka dengan luas wilayah 12,5 km² yang terdiri atas 8 Blok 2 Dusun, 7 RW, dan 14 RT. Jumlah penduduk Desa Payung sebanyak 4.978 jiwa yang terdiri dari 2.504 laki-laki dan 2.474 perempuan, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.569 KK. Sedangkan jumlah Keluarga Miskin (GAKIN) adalah 367 KK, dengan persentase 23% dari jumlah keluarga yang ada di Desa Payung. Jarak dari Kantor Desa ke Kota Kecamatan adalah 8 kilometer, ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 23 kilometer. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
Batas | Desa/Kelurahan | Kecamatan |
---|---|---|
Sebelah Utara | Desa Sindangpano | Rajagaluh |
Sebelah Selatan | Gunung Ciremai | |
Sebelah Timur | Desa Bantaraagun | Sindangwangi |
Sebelah Barat | Desa Teja | Rajagaluh |
Peta desa Payung
Potensi Wilayah
suntingDesa Payung terdiri dari empat dusun yaitu Dusun Badakdua, Dusun Girimulya, Dusun Mulyasari, dan Dusun Pamaringinan. Kondisi fisik Desa Payung masih tergolong kurang memadai, terutama akses jalan yang sempit dan beberapa ruas jalan ada yang rusak. Akses jalan yang rusak juga ditambah dengan fasilitas transportasi umum yang hanya berupa mobil pick up yang disewakan oleh warga, membuat akses ke Desa Payung cukup sulit jika tidak memiliki kendaraan pribadi. Namun, dari segi sarana dan prasarana yang ada di Desa Payung, seperti komunikasi dan informasi, air bersih, kesehatan, energi dan penerangan, sudah cukup baik.
Prasarana komunikasi dan informasi di Desa Payung meliputi adanya pelanggan GSM/Handphone, sinyal telepon seluler/tower, TV, dan Parabola. Prasarana air bersih di Desa Payung berasal dari mata air yang ada di Desa Payung. Desa Payung juga menyediakan prasarana dan sarana kesehatan yaitu adanya puskesmas pembantu dan bidan desa.
Kondisi Sosial
suntingDesa Payung memiliki jumlah penduduk sebanyak 4,150 jiwa yang terdiri dari 2,054 penduduk laki-laki dan 2,096 penduduk perempuan. Mayoritas warga Desa Payung berasal dari etnis sunda. Masyarakat Desa Payung masih menjunjung tinggi nilai kerja sama dan gotong royong. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan di Desa Payung yaitu pengajian. Kegiatan pengajian ini rutin dilakukan setiap minggunya. Karakteristik masyarakat Desa Payung terbilang cukup ramah terhadap pendatang baru.
Kondisi Ekonomi Wilayah
suntingDesa Payung memiliki beberapa potensi yang saat ini sedang dikembangkan sebagai objek wisata, seperti Situ Janawi, Curug Cinini Nini, dan Kebun Teh Sadarehe. Selain sektor pariwisata, sektor pertanian menjadi salah satu mata pencaharian utama masyarakat di Desa Payung.
Komoditas pertanian yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat adalah tanaman padi, kol, dan sawi putih. Pada sektor peternakan, komoditas yang paling banyak diusahakan adalah ayam potong. Selain itu, di sektor perkebunan, komoditas yang diunggulkan dari Desa Payung adalah tanaman teh, cengkeh, dan menteng. Hasil olahan produk perkebunan yang saat ini sedang dikembangkan adalah produk teh dari perkebunan teh sadarehe dan produk minuman sari buah kapundung, atau yang lebih dikenal dengan buah menteng.
payung juga terbagi menjadi beberapa blok yang namanya unik diantaranya Blok Senin, Selasa, Rabu, kamis, Jumat dan Blok Budak Dua pada zaman dahulu ds.payung bersatu dengan ds.sindangpano