Pembicaraan Kategori:Flora dan fauna Sunda

Komentar terbaru: 8 tahun yang lalu oleh Hidayatsrf

Saya rasa pengkategorian ini tidak tepat. Sunda kan bukan nama geografis dan bukan pula nama resmi suatu daerah, padahal flora-fauna seharusnya di kategorikan dengan nama geografis resmi supaya tidak timbul kebingungan mengenai habitat asalnya, lagi pula flora-fauna yang dimasukin kategori ini bukan dari sunda, Cempaka misalnya, di artikel tertulis asalnya dari India bukan sunda, tentu saja langsung saya "buang" dari kategori ini.—Hidayatsrf (bicara) 21 Agustus 2015 11.29 (UTC)Balas

Hi, Bung @Hidayatsrf:, senang bertemu lagi. Terimakasih inputnya, penamaan genus atau nama keluarga dari flora dan fauna biasanya berdasar geografis atau proximity lainnya yang representatif, populer, bahkan berdasar legenda. Ini yang biasanya dirujuk masyarakat ilmiah, masih ingat Homo Erectus Javanicus Soloensis? Tidak mungkin ditambah Homo Erectus Javanicus Sondanicus, bukan? Panthera tigris sumatrae juga berbeda dengan Panthera tigris sondaica, kenapa tidak javanicus? Kategorisasi flora dan fauna tersebut saya rujuk kepada tulisan Ajip Rosidi yang diluncurkan ulang dalam laman http://www.sundamedia.com/2015/07/badak-sunda-dan-harimau-sunda.html. Tulisan Ajib cukup jelas memetakan yang mana asumsi dan fakta ilmiah terkait penamaan flora dan fauna, termasuk gelagat kebiasaan birokrat yang sewenang-wenang mengartikan sebuah hasil penelitian ilmiah. Termasuk media yang memperpanjang kekeliruan. Saya tunggu komentarnya atas tulisan tersebut disini. Sunda kan bukan nama geografis dan bukan pula nama resmi suatu daerah?? Well, anda dapat melacak sejarah Sunda dimulai dari Kerajaan Galunggung-Kendan-Salakanagara-Tarumanagara-Galuh-Sunda-SundaGaluh-PakuanPajajaran-SumedangLarang. Anda dapat juga melacak lewat literasi dan sastra sunda selain dari bukti arkeologis. Salam.

@Warmlaw:, maksud saya sunda kan bukan nama daerah administratif (tidak ada provinsi sunda kan?). Dan kenapa Cempaka ikut dimasukan? Cempaka kan asalnya dari India dan dapat ditemui dibanyak daerah di Indonesia, kategori ini seakan-akan mengklaim bahwa suatu spesies adalah entitas/endemik dari daerah/kebudayaan sunda, padahal cempaka aslinya berasal dari India yang kemudian menyebar ke Asia tenggara. Kalau Anda mengklaim Harimau Jawa sebagai flora fauna Sunda, berarti Harimau Sumatra seharusnya Anda beri juga kategori flora fauna minang. —Hidayatsrf (bicara) 21 Agustus 2015 15.50 (UTC)Balas

@Hidayatsrf: Apa anda sudah membaca artikel Ajip Rosidi tersebut? Saya rasa ini bukan klaim sepihak. Justru penamaan tersebut berdasar hasil riset para peneliti. Makanya ada nama-nama keluarga flora dan fauna yang saya sebutkan diatas. Jika masyarakat ilmiah menemukan spesies terbaru berdasar bukti novum penelitian akan sangat dimungkinkan adanya nama seperti Panthera tigris Minangae, misalnya. Sumatera itu luas, ada Aceh, Batak, Minang, Melayu Riau yang bahasanya menjadi lingua franca NKRI. Wallace sampai dua kali menjelajah Nusantara dengan membawa artefak flora dan fauna yang diawetkan untuk diteliti, hingga yang besar kemudian Charles Darwin dari hasil penelitian Wallace tersebut. Masih ingat Teori Evolusi, bukan? Nah, dunia harus bertemikasih kepada Wallace dan Nusantara. Jika anda membaca Paparan Sunda sebelum terpecah akibat erupsi gunung es dan letusan merapi dan memisahkan satu paparan besar pulau bernama Sundaland, sebagian besar Eurasia di Asia Tenggara, dengan massa daratan utama antara lain Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Madura, Bali, dan pulau-pulau kecil di sekitarya, dan menjadikan 17 ribu pulau bernama Indonesia kini, saya rasa wajar ada kemiripan fisik Harimau Harimau Sumatera dan Panthera tigris sondaica. Begitu pula kemiripan flora dan fauna di Paparan Sahul yang terbelah menjadi Papua dan Tanah Aborigin yang diduduki bangsa eropa. Kepel sebutan di Jawa, Burahol di Sunda, dan masyarakat ilmiah menamakannya Stelechocarpus burahol. Kenapa tidak Stelechocarpus Kepeliscus? Panthera tigris sondaica dan Rhineceros sondaica oleh masyarakat ilmiah diartikan menjadi Badak Jawa dan Harimau Jawa itu kurang pas, Homo Erectus Javanicus Soloensis tidak mungkin kita artikan manusia yang berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna berasal dari Sunda. Tidak ada niatan pribadi mengklaim flora dan fauna yang ada sebagai satu entitas milik kebudayaan tertentu.

, Oke deh daripada kebanyakan berdebat tak jelas, sekarang saya rasa sudah cukup tepat, dengan tidak memasukan Cempaka kedalam kategori ini. Mengenai Harimau Jawa, meskipun penamaanya kurang tepat, toh sudah diterima secara umum, (lagipula habitatnya memang pernah dijumpai di seluruh pulau Jawa)

Hidayatsrf (bicara) 22 Agustus 2015 05.44 (UTC)Balas

Saya tidak menganggap pembicaraan kita disini tidak jelas. Rujukan sudah saya kemukakan. Argumentasi pun saya sesuaikan dengan rujukan. Cempaka akan saya masukan ke dalam kategori Flora dan fauna Sunda, Flora dan fauna Jawa, dan kategori lainnya dimana jenis fauna ini tersebar. Di Sunda flora ini dikenal dengan Campaka, bukan Campoko, bukan Cempaka, dan ditulis dengan bahasa ilmiah Michelia champaca L, karena jenis ini tidak ditemukan dalam ordo flora di eropa, makanya penamaan latin pun pada masyarakat ilmiah turut disertakan nama tempat/wilayah/populer/legenda. Anda dapat membandingkan penamaan Panthera tigris soloensis, kenapa tidak dinamakan Panthera tigris Sundalensis jika merujuk pada data ilmiah seperti pembuktian data karbon bahwa jenis fauna tersebut sudah ada sejak jaman Paparan Sunda, ketika Euroasia dan Asia Tenggara dalam satu lempengan pulau besar. Penamaan tadi bisa jadi disematkan karena fosil-fosil akhir ditemukan di wilayah Solo yang dulu wilayah ini salah satu bagian dari Paparan Sunda. Jika kita kategorikan artinya akan ada kategori Flora dan fauna Paparan Sunda, sub kategori ini ya berarti wilayah yang termasuk dari Paparan Sunda. Flora dan fauna Jawa, Flora dan fauna Sunda, Flora dan fauna Malaya, Flora dan fauna Borneo. Kekeliruan-kekeliruan ini harus kita kritisi apalagi jika anda, saya, dan kita sudah menempuh pendidikan modern, level SMU atau apapun itu. Coba anda bandingkan lema anarki dalam pengertian lembaga bahasa yang notabene mayoritas diisi birokrat, anda dapat mempertanyakan makna lema ini pada para peneliti atau linguis seperti Remy Sylado. Saya yakin mereka marah. Well, dalam beberapa kali pertemuan dengan Remy Sylado beliau menyatakan kegeramannya pada badan bahasa, malah sering digobloki karena banyak salah dalam penyusunan kaidah berbahasa. Anarki kadung disamakan dengan aksi kekerasan, vandalistik. Padahal makna sebenarnya lebih tendensius kepada harfiah ideologi/paham ketimbang aksi kekerasan itu sendiri. Komunisme berarti atheis? Liberal berarti menghalalkan segala cara? Kan makin tolol jadinya.
Kembali ke halaman "Flora dan fauna Sunda".