Pembicaraan Wikipedia:Daftar kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja
Ini adalah halaman pembicaraan untuk diskusi terkait perbaikan pada halaman Daftar kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja. |
|||
|
Usul
suntingJika ingin menambahkan kata-kata baru yang belum ada (pastikan dulu dengan menggunakan Ctrl-F):
- Sebisa mungkin gunakan kata dasar saja kecuali kategori salah imbuhan.
- Turunan kata-katanya dianggap mengikuti aturan kata dasarnya.
- Perhatikan kapitalisasinya. Huruf kapital hendaknya digunakan hanya untuk nama.
- Tulis semua salah ejaan yang mungkin ada, sehingga sewaktu dicari menggunakan Ctrl-F dapat kemukan.
Sumber saya: Artikel dan komentar-komentar di blog Polisi EYD dan Pedoman Ejaan Wikipedia.
bennylin 09:06, 24 September 2007 (UTC)
Daftar tambahan
suntingCoret ─ jangan dihapus ─ kalau sudah ditambahkan ke artikel utama. Mana yang benar dan alasannya apa?
- luluh/luruh bennylin
- Dua-duanya benar. Dari KBBI: luluh: 1. hancur jadi kecil-kecil (spt serbuk); remuk sama sekali; 2. menjadi lemah (tt hati) 3: melebar. luruh(1): jatuh, gugur krn sudah sampai waktunya (tt buah, daun, rambut) luruh(2): undur, surut dari maksud semula; luruh(3) daerah, daerah takluk. Ada tiga kata luruh (homonim). Saya baru tahu juga setelah baca kamus. --Gombang 06:18, 20 November 2007 (UTC)
- OK. bennylin
Pemborosan kata
suntingApa ini dapat dimasukkan ke artikel utama?
[1] Berikut adalah daftar kata atau frasa yang sering dipakai tidak hemat tetapi banyak dijumpai penggunaannya.
Boros
sunting- sejak dari
- agar supaya
- demi untuk
- adalah merupakan
- seperti … dan sebagainya
- misalnya … dan lain-lain
- antara lain … dan seterusnya
- tujuan daripada
- mendeskripsikan tentang
- berbagai faktor-faktor
- daftar nama-nama
- mengadakan penelitian
- dalam rangka untuk
- berikhtiar dan berusaha untuk memberikan pengawasan
- mempunyai pendapat
- melakukan pemeriksaan
- menyatakan persetujuan
- Apabila …, maka
- Walaupun …, namun
- Berdasarkan …, maka
- Karena … sehingga
- Namun demikian,
- sangat … sekali
Hemat
sunting- sejak atau dari
- agar atau supaya
- demi atau untuk
- adalah atau merupakan
- seperti atau dan sebagainya
- misalnya atau dan lain-lain
- antara lain atau dan seterusnya
- tujuan tanpa daripada
- mendeskripsikan tanpa tentang
- berbagai faktor
- daftar nama
- meneliti
- untuk tanpa dalam rangka
- berusaha mengawasi
- berpendapat
- memeriksa
- menyetujui
- Apabila …, tanpa kata penghubung
- Walaupun …, tanpa kata namun
- Berdasarkan …, tanpa maka
- Karena … tanpa sehingga, atau sehingga tanpa karena …
- Namun, tanpa demikian atau Walaupun demikian
- sangat tanpa sekali, atau sekali tanpa sangat
– komentar tanpa tanda tangan oleh bennylin (b • k).
- Jangan dimasukkan, karena judul artikelnya Kata Indonesia yang sering salah dieja Arkwatem 14:32, 17 Januari 2008 (UTC)
- Tampaknya yang disebutkan menyebabkan ketidakbakuan kata. Albertus Aditya (bicara) 09:57, 20 Agustus 2008 (UTC) Seperti kata berbagai faktor-faktor yang memang tidak baku. Menurut yang sedang saya pelajari di sekolah saya, bahasa baku harus ringkas dan efektif. Albertus Aditya (bicara) 09:57, 20 Agustus 2008 (UTC)
Tak akurat
suntingTemplat tag takakurat ditambahkan penulisnya sendiri? Lah kalau tidak akurat yah jangan ditulis. borgx(kirim pesan) 00:55, 25 September 2007 (UTC)
saya sebenarnya mau cari templat 'tak ada sumber' maksudnya kalau ada yang tahu sumbernya (EYD, KBBI, dll) bisa ditambahi. Atau sudah ada templatnya? NB: ini dari halaman Wikipedia:Pedoman_ejaan, jadi bukan 'tak akurat' lho. bennylin 21:28, 27 September 2007 (UTC)
Salah Imbuhan
suntingSaya penasaran dengan yang tertulis di bagian Salah imbuhan tentang Permukiman dan Pemukiman. Kenapa yang Pemukiman disalahkan? Padahal dua-duanya ada lho di KBBI. Hal ini juga pernah dibahas di polisieyd
Tambahan
sunting- sebarang versus sembarang, dua-duanya dikenal tetapi kadang-kadang sebarang (tentang sebuah benda tertentu) dipakai untuk menyatakan sembarang (arbitrary)
- nasihat versus nasehat. Di bahasa Malaysia, sihat berarti sama dengan sehat di bahasa Indonesia. Sebetulnya ada beberapa lagi kasus yang semacam ini, i di bahasa Malaysia dipandang baku, e di bahasa Indonesia dipandang tidak baku. Padahal bila dirunut-balik berdasarkan sejarahnya ke belakang, sesungguhnya mereka-mereka itu asalnya sama.
- erti versus arti kedua-duanya ada di dalam KBBI, tetapi pengguna di Indonesia kurang merasa percaya diri bila menggunakan erti, padahal mengerti juga diturunkan dari erti, anehnya mengarti hampir tidak pernah terdengar atau terbaca.
- antusiasme versus entusiasme, bahasa Inggris-nya adalah enthusiasm
- etik versus etis (kata sifat) dan etika versus etiket (kata benda). Keempat-empatnya dikenal di dalam KBBI, etika mungkin dari bahasa Latin, etiket dari bahasa Perancis untuk maksud yang sama, tetapi ada sekumpulan pihak yang mengklaim selera merekalah yang benar.
- toilet dan toalet mana yang benar? Bandingannya adalah trotoir dan trotoar. Lagi-lagi mana yang benar? Keempat-empatnya diadaptasi dari bahasa Perancis. Mungkin salah satunya diketahui melalui pendengaran terlebih dahulu, sementara yang lainnya diketahui melalui tulisan terlebih dahulu. Di sini harus ada konsistensi, apakah adaptasi yang dikehendaki berdasarkan bunyi, ataukah tulisan, bukan sekadar atas dasar selera.
- pembaharuan kadang-kadang dianggap tidak lebih baku daripada pembaruan, anehnya dahulu dan dulu sama-sama masih digunakan dan masing-masing tidak dianggap salah.
- formulir, format, forma, formulasi (di sini bermaksud daftar isian). Manakah yang benar? Masalahnya akhiran -ir pada beberapa kata warisan Belanda kini semakin ditinggalkan, semisal legalisir menjadi legalisasi atau pengesahan, kemudian kasus lain adalah vulkanisir, dan seterusnya.
- jambatan versus jembatan. Dulu hingga tahun 1960-an atau bahkan 1970-an, bahasa Indonesia (dengan ejaan sesuai waktu itu) dan bahasa Malaysia sama-sama menganggap jambatan sebagai kata yang baku. Tetapi kemudian di Indonesia pelan-pelan menjadi jembatan, sementara di Malaysia masih tetap dipelihara hingga kini, jambatan. Tetapi evolusi ini tidak sedrastis Manado versus Menado.
- yogya versus jogja (maksudnya Yogyakarta versus Jogjakarta), saya yakin ini ada hubungannya dengan kosakata yogya yang artinya baik, yogya lebih dahulu dikenal di dalam bahasa Jawa, tetapi sejak entah kapan jogja mulai dipakai.
- demokratik versus demokratis, kedua-duanya kata sifat. Kata bendanya demokrasi. demokratik adaptasi melalui bahasa Inggris, demokratis melalui bahasa Belanda atau Jerman. Bandingkan dengan tematik versus tematis, dinamik versus dinamis, analitik versus analitis.
- analisis versus analisa, asal-usulnya: analysis > analisis dan analyse > analisa. Tetapi sering diperbantahkan bahwa salah satunya adalah salah.
- automotif versus otomotif, seingat saya menurut kaidah baku, yang mengandung au harus tetap dipertahankan, anehnya otomotif-lah yang dipandang benar. Kasus serupa misalnya otomatis, otodidak, dan semua yang berbau oto-.
- zahir dan lahir dua-duanya dari kosakata Arab yang sama, salah satunya dianggap tidak baku. Kasus yang analog dan mulai sering digunakan saat ini adalah zalim atau zolim, lawan kata dari adil. Contoh: dizalimi atau dizolimi. Padahal KBBI sudah mengakomodasinya melalui lalim.
Reindra (bicara) 00:27, 19 September 2009 (UTC) (Maaf tanda-tangannya telat)
Tanggapan
sunting- EYD menyiratkan pergeseran dari acuan kepada bahasa Belanda menjadi bahasa Inggris. Karena itulah kata-kata berakhiran "-ir" pun ditinggalkan dan digantikan dengan "-isasi", "-tis" menjadi "-tik", "-mis" menjadi "-mik". Tampaknya panitia EYD merasa bahasa Belanda semakin tidak dikenal oleh bangsa Indonesia. Sebetulnya ini bukan masalah. Masalahnya ketika kita mau menggunakan kata "politik" (k. benda) dengan "politis" (k. sifat). Dalam bahasa Inggris bedanya jelas, antara "politics" dan "political". Tapi dalam bahasa Indonesia kita jadi sedikit bingung. Mis. kalimat "Ini masalahnya politik". Apakah maksudnya politik sebagai kata benda atau kata sifat?
- Kata "Manado" dengan "Menado" rasanya memang kita kembali kepada kata yang digunakan oleh para penuturnya sendiri. Stephensuleeman (bicara) 02:37, 19 September 2009 (UTC)
Saya sepakat dengan pandangan Stephensuleeman.
- telepon dianggap benar, telefon dianggap salah. Kasus yang analog tetapi bertentangan adalah fonograf yang dianggap benar, ponograp yang dianggap salah. Padahal keempat-empat kata itu membicarakan tentang adaptasi huruf -ph- dari bahasa Inggris menjadi -f- di dalam bahasa Indonesia. Di sini tampak bahwa KBBI sendiri kadang tidak konsisten.
- silaturahmi dianggap tepat, silaturahim dianggap kurang tepat. Meski maksudnya adalah sama, tetapi dari bahasa aslinya terdapat perbedaan makna. silaturahmi adalah berhubungan dengan sakit perut bulanan pada wanita, sedangkan silaturahim adalah upaya memanjangkan pertalian (atau hubungan) saling menyayangi.
- iktikad dan itikad, adaptasi dari bahasa Arab, ejaan lampaunya adalah i'tikad (ada huruf hamzah mati sesudah huruf i tetapi sebelum huruf t. Ada banyak contoh huruf k, yang kini digunakan untuk menggantikan hamzah mati (sensasi pelafalan yang agak menyentak ke dalam tenggorokan). Misalnya: bapak (dahulu bapa'), sebuah penyingkatan adalah Pa' Tjamat (kini Pak Camat). Kasus yang sama misalnya juga mukjizat versus mujizat. Bahkan beberapa kalangan Nasrani menghormati pemuka agama mereka dengan sebutan bapa (Jawa: Romo), atau lebih jauhnya penyebutan Allah Bapa. "Bapak", "bapa'", dan "bapa" adalah tiga variasi yang pada mulanya itu-itu juga.
- kalbu dianggap tepat, qalbu dianggap kurang tepat. kalbu atau kalb artinya anjing. Tetapi qalbu atau qalb artinya hati, sanubari. Alquran dianggap tepat, tetapi Alkuran dianggap kurang tepat. Inkonsistensi.
- pikir dianggap tepat, fikir dianggap kurang tepat. Tetapi tafakur (perenungan) dianggap benar. fikir dan tafakur memiliki akar kata yang sama f-k-r. Inkonsistensi.
- proyek dianggap tepat, projek dianggap kurang tepat. Tetapi subjek dianggap tepat, subyek dianggap kurang tepat. Inkonsistensi.
- Perancis dianggap tepat, Prancis dianggap kurang tepat. Tetapi Inggris dianggap tepat, Inggeris dianggap kurang tepat. Juga beberapa lain yang kasusnya analog. Inkonsistensi.
- standardisasi dianggap tepat, standarisasi dianggap kurang tepat. Masalahnya adalah -isasi dianggap akhiran. Kita mengadaptasi standar sebagai bentuk yang mandiri. Kita juga mengadaptasi standardisasi dengan memandang bahwa -isasi sebagai bukan akhiran, melainkan standardisasi sebagai satu bentuk mandiri yang diadaptasi. standar yang diberi akhiran -isasi untuk menjadi standarisasi dianggap ilegal. Inkonsistensi.
- ke luar dan keluar, dua-duanya dikenal tepat. Tetapi tidak ada kedalam.
- feminin (benar), feminim (salah)
- pasca tepat, paska kurang tepat. Tetapi ada Hari Raya Paskah (asal-usul katanya sama).
- nekat seharusnya hanya di dalam ragam bahasa kolokial, setara dengan ngotot.
- tampak tepat, nampak kurang tepat.
- nakhoda versus nahkoda.
- maha besar versus mahabesar, dan maha-maha lainnya.
- andal baku, handal tidak baku. Contoh penggunaan: Dapat diandalkan.
- -isma versus -isme
Tanggapan lagi
sunting- Saya setuju dengan Reindra soal Perancis dan Prancis. Memang aneh, kita tidak mengeja Inggeris, Sepanyol dan Sewedia. Kenapa ya? Tapi, ya begitulah. Dalam pemungutan suara di Wikipedia saya yang ngotot dengan ejaan "Prancis" harus menerima kalah.
- "telepon" mungkin satu-satunya kata yang "keliru" dieja. Sementara "lift" tidak menjadi "lip" dan "televisi" tidak menjadi "telepisi", walaupun sering orang mengucapkannya menjadi "tipi". (Tapi kue klepon rasanya tidak akan pernah diubah menjadi "klefon")
- "formulir", "format", "forma" dan "formulasi" rasanya adalah kata-kata yang berbeda. "Formulir" adalah daftar isian, "format" adalah bentuk atau "ukuran". Dulu ada "format" video VHS dan Betamax. Konon kabarnya ada terbitan pemikiran Fidel Castro dalam format kamus. Artinya, pemikirannya disusun dalam bentuk kamus. "Formulasi" atau "formula" merujuk pada rumusan atau ramuan. Misalnya "Vicks formula 44". Formulasi juga digunakan untuk kesimpulan rapat atau pertemuan. Mis. "Si X ditunjuk sebagai ketua kelompok formulasi persidangan."
- sekarang - khususnya di kalangan pemerintah - sering digunakan kata "borang" sebagai ganti "formulir". Kata ini adalah pinjaman dari bahasa Malaysia. Saya curiga sebetulnya bahasa Malaysia mengambilnya dari kata "form" dalam bahasa Inggris, namun kemudian dalam pengucapannya terjadi penyesuaian (untuk tidak mengatakan pemerkosaan) sehingga berubah menjadi "borang". Kalau sama-sama barang pinjaman, ya sudahlah, kita pakai saja "formulir" yang kita pinjam dari bahasa Belanda.
- "keluar" lawan katanya "masuk", tapi "ke luar" lawan katanya "ke dalam". Jadi memang beda.
- "Paskah" tidak sama akar katanya dengan "pasca". Paskah berasal dari kata "pesakh" dalam bahasa Ibrani yang berarti "lewat", sedangkan "pasca" konon dari bahasa Sansekerta, yang kemudian berkembang ke dalam bahasa Latin menjadi "post" yang artinya "sesudah". Contohnya: postmortem, post-colonial. Dalam penggunaannya "pasca" sering keliru disamakan begitu saja dengan kata "sesudah", seperti "pasca kekalahannya dalam Pemilu." Bentukan ini keliru karena "pasca" mestinya hanya bisa digunakan seperti dalam contoh-contoh di bahasa Inggris. Misalnya, dalam bahasa Inggris orang tidak bisa mengatakan "Post his defeat in the recent election...". Harusnya adalah "After his defeat..." Perbandingannya dalam bahasa Indonesia "Setelah kekalahannya dalam pemilu yang terakhir" (benar), "Pasca kekalahannya dalam pemilu yang terakhir" (salah). Wah... ini sudah melenceng dari judul artikel. Tapi saya sungguh sebal mendengar penyiar dan pembawa acara di TV menyebarkan kebodohan ini.
- "nakhoda" benar sedangkan "nahkoda" salah, karena aslinya dalam bahasa Persia adalah "nakhouda". Dengan Ejaan Suwandi tidak ada kesalahan karena ejaannya jelas "nachoda". Setelah berubah ke EYD, orang sering keliru antara "kh" dengan "hk". Padahal kalau menulis "akhir" tidak pernah keliru menjadi "ahkir". Aneh, bukan? Stephensuleeman (bicara) 17:23, 19 September 2009 (UTC)
- Bukan hanya "telepon", mungkin juga "koperasi" yang seharusnya "kooperasi" (dengan dua "o"), saya pernah melihat beberapa gambar yang bernilai sejarah, misalnya sewaktu Bung Hatta meresmikan sebuah "kooperasi". Coba bandingkan dengan koordinat, kooptasi, koordinasi, dan semua bentukan yang berasal dari co-o.... Tentang "klepon", bukan cuma "klepon" yang tidak jadi "klefon", "payung" juga tidak menjadi "fayung", karena mereka tidak berhubungan denga -ph- versus -f-. Kecuali mungkin Wan Abud yang bicaranya. :)
- Di interwiki, nl:Formulier dianggap sama dengan en:Form (document). Mungkin bila diindonesiakan (yang kini keinggris-inggrisan), adalah "forma". Tentang sisanya, saya anggap telah dikoreksi Bung Stephensuleeman. Bagaimanapun mereka memiliki akar kata yang sama.
- Sejarahnya, "keluar" muncul ketika orang Melayu (penutur awal bahasa Melayu yang sebagian dialeknya menjadi cikal bakal bahasa Indonesia), saat itu kesulitan menemukan antonim untuk "masuk".
- "pesakh" berarti "lewat"? "lewat" di sini apakah semaksud dengan "lewat Jalan Sukarno-Hatta" (via, melalui) atau "enam tahun lewat" (waktu yang sudah terjadi)? Meminjam keyakinan Nasrani, bukankah "Hari Paskah" berhubungan dengan peristiwa (sesudah) Yesus disalibkan, (sesudah) Yesus diwafatkan, dan (sesudah) Yesus dibangkitkan? Bahasa Ibrani juga bersaudara dengan bahasa Indo-persia purba, tidak cuma bahasa-bahasa di Eropa Barat. Sebenarnya saya ingin menulis lebih banyak, namun akan terlalu jauh dari pokok masalah, dan belum tentu pengetahuan saya tentang peradaban Yahudi kuno yang ada hubungannya dengan bangsa Mesopotamia dan nenek moyang bangsa India (khusus yang berkulit cerah) adalah benar. Bahasa dibentuk seiring kebudayaan yang menyertainya.
- -kh- dengan -hk-, ya memang aneh.
Reindra (bicara) 11:39, 20 September 2009 (UTC)
- Ya, "formulier" memang "form" dalam bahasa Inggris, tapi rasanya tidak usah diterjemahkan menjadi "forma" dalam bahasa Indonesia. "Formulir" sudah cukup.
- Tentang "pesakh", wah... ini bisa menjurus ke diskusi teologi. Maksudnya gini, Paskah dimulai ketika bangsa Israel kuno keluar dari perbudakan di Mesir. Menurut kisah, tulah ke-10 yang ditimpakan kepada bangsa Mesir adalah ketika malaikat Tuhan melalui rumah-rumah semua orang di negeri itu, maka anak-anak sulung di setiap keluarga, termasuk juga ternak mereka, dibunuh. Hanya bangsa Israel yang selamat karena malaikat "lewat" begitu saja tanpa singgah dan mengambil nyawa. Hal itu disebabkan karena Musa menyuruh seluruh bangsanya menyapukan darah anak domba di pintu rumah mereka. Itulah sebabnya "Paskah Yahudi" diterjemahkan menjadi "Passover" dalam bahasa Inggris.
- Dalam teologi kristiani, diyakini bahwa Yesus dijadikan "anak domba Allah" yang menyebabkan manusia memperoleh keselamatan. Hal ini terutama sekali muncul dalam teologi Yohanin (Injil Yohanes) dan Surat Ibrani. Jadi, menurut orang Kristen, ada kaitan antara "Pesakh Yahudi" dengan "Paskah" Kristen.Stephensuleeman (bicara) 13:21, 20 September 2009 (UTC)
- Perancis
Polemik tentang Perancis vs. Prancis (dan klausa -er- lainnya) saya rasa hanya menyangkut gugus konsonan -pr- (vs. -per-), -tr- (vs. -ter-), dan -dr- (vs. -der-), jadi tidak sah kalau dikaitkan dengan Inggeris, Sepanyol, dan Sewedia (gugus -gr-, -sp-, dan -sw-).
✒ Bennylin 03:53, 29 September 2009 (UTC)
- Kalau menurut STA gugus konsonan tidak dikenal dalam bahasa Indonesia (sebenarnya bahasa Melayu), dan harus selalu diselipkan e pepet. Kalau kita sekarang kan tidak konsisten, ada yang diselipkan ada yang tidak. Mengapa trampil (dari bahasa Jawa) diserap jadi terampil, sedangkan traditional (dari bahasa Inggris) tidak jadi teradisional misalnya? Gombang (bicara) 09:46, 4 April 2010 (UTC)
- Saya dapat mengutip dari Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi pertama 1988 (sekarang sudah revisi ketiga, tahunnya lupa) halaman 66-69: 3.2.2.2 Struktur Suku Kata, Kata, dan Gugus Konsonan, bahwa "untuk pola [KKV, KKVK, KVKK, KKKV, dan KKVKK] macamnya ... terbatas. Jika dua konsonan terdapat dalam satu suku kata yang sama, maka konsonan yang pertama hanyalah /p/, /b/, /t/, /k/, /g/, /f/, /s/, dan /d/, sedangkan konsonan yang kedua hanyalah /l/, /r/, /w/, atau /s/, /m/, /n/, /k/ di dalam beberapa kata" yang dilanjutkan dengan daftar kemungkinan gugus konsonan yang berterima dalam bahasa Indonesia (sekitar 25) dan contoh-contohnya. "Jika tiga konsonan berderet dalam satu suku kata, maka konsonan yang pertama selalu /s/, yang kedua /t/ atau /p, dan yang ketiga /r/ atau /l/" dengan lima contohnya. Buku tersebut juga membedakan gugus konsonan dengan deret konsonan. Cuma memang ada beberapa hal yang patut saya tambahkan seputar buku itu bahwa 1) contoh-contoh yang diberikan tidaklah lengkap, saya telah menambahkan beberapa yang terpikirkan oleh saya, 2) buku tersebut edisi pertama, besok akan saya bandingkan dengan revisi ketiga, yang hingga saat ini belum diterima secara luas oleh pengguna bahasa Indonesia, 3) buku tersebut juga menuliskan "Karena bentuk suku kata yang agak rumit seperti yang terdapat pada [pola KKV, KKVK, KVKK, KKKV, dan KKVKK] pada dasarnya berasal dari kata asing, banyak orang menyelipkan fonem /ə/ untuk memisahkan konsonan yang berdekatan. Contoh: ... selogan, setrika, perangko." Selain itu juga disebutkan seputar aturan khusus penyerapan kata asing dengan konsonan rangkap pada akhir suku.
✒ bennylin 14:14, 4 April 2010 (UTC)
- Saya dapat mengutip dari Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi pertama 1988 (sekarang sudah revisi ketiga, tahunnya lupa) halaman 66-69: 3.2.2.2 Struktur Suku Kata, Kata, dan Gugus Konsonan, bahwa "untuk pola [KKV, KKVK, KVKK, KKKV, dan KKVKK] macamnya ... terbatas. Jika dua konsonan terdapat dalam satu suku kata yang sama, maka konsonan yang pertama hanyalah /p/, /b/, /t/, /k/, /g/, /f/, /s/, dan /d/, sedangkan konsonan yang kedua hanyalah /l/, /r/, /w/, atau /s/, /m/, /n/, /k/ di dalam beberapa kata" yang dilanjutkan dengan daftar kemungkinan gugus konsonan yang berterima dalam bahasa Indonesia (sekitar 25) dan contoh-contohnya. "Jika tiga konsonan berderet dalam satu suku kata, maka konsonan yang pertama selalu /s/, yang kedua /t/ atau /p, dan yang ketiga /r/ atau /l/" dengan lima contohnya. Buku tersebut juga membedakan gugus konsonan dengan deret konsonan. Cuma memang ada beberapa hal yang patut saya tambahkan seputar buku itu bahwa 1) contoh-contoh yang diberikan tidaklah lengkap, saya telah menambahkan beberapa yang terpikirkan oleh saya, 2) buku tersebut edisi pertama, besok akan saya bandingkan dengan revisi ketiga, yang hingga saat ini belum diterima secara luas oleh pengguna bahasa Indonesia, 3) buku tersebut juga menuliskan "Karena bentuk suku kata yang agak rumit seperti yang terdapat pada [pola KKV, KKVK, KVKK, KKKV, dan KKVKK] pada dasarnya berasal dari kata asing, banyak orang menyelipkan fonem /ə/ untuk memisahkan konsonan yang berdekatan. Contoh: ... selogan, setrika, perangko." Selain itu juga disebutkan seputar aturan khusus penyerapan kata asing dengan konsonan rangkap pada akhir suku.
- Kalau menurut STA gugus konsonan tidak dikenal dalam bahasa Indonesia (sebenarnya bahasa Melayu), dan harus selalu diselipkan e pepet. Kalau kita sekarang kan tidak konsisten, ada yang diselipkan ada yang tidak. Mengapa trampil (dari bahasa Jawa) diserap jadi terampil, sedangkan traditional (dari bahasa Inggris) tidak jadi teradisional misalnya? Gombang (bicara) 09:46, 4 April 2010 (UTC)
- Koo-
Dalam bahasa Inggris, saya lihat ada dua macam penulisan, yang pertama menggunakan tanda hubung (co-operation), yang kedua menggunakan umlaut (coöperation), tentu saja hal ini bisa dimaklumi karena dua 'o' yang berjejer akan membentuk bunyi 'u' (kuperasi?). Menurut saya, koperasi telah menjadi kosakata tersendiri yang terlepas dari etimologinya (ko-operasi, seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah, yakni melakukan operasi bersama-sama :P). Koordinat dan koordinasi berbeda sejarahnya, sedangkan kooptasi jarang dipergunakan.
✒ Bennylin 03:53, 29 September 2009 (UTC)
Bahasa Indonesia salah eja di mana-mana
suntingBerdasarkan penelitian dan pengamatan yang juga berdasarkan pengalaman Relly Komaruzaman dalam kehidupan di dunia maya maupun dunia nyata:
- Bahasa Indonesia sudah dirusak media massa seperti televisi, radio, novel, komik, situs web, dan SMS yang terkirim ke nomor ponsel saya.
- Bahasa Indonesia telah ditelantarkan oleh guru-guru yang berstatus guru yang tidak peduli dengan bahasa Indonesia, bahkan ditelantarkan guru bahasa Inggris dan guru bahasa Indonesia yang menyandang status senior dan profesional.
- Bahasa Indonesia yang tertata secara baku tidak dibiasakan/diusahakan di halaman pembicaraan Wikipedia bahasa Indonesia (sekarang telah berubah menjadi halaman diskusi).
- Bahasa Indonesia belum memiliki kamus bahasa Indonesia yang memadai, KBBI Daring yang ada seperti situs web versi beta.
- Suatu kesalahan dalam berbahasa Indonesia tidak diupayakan untuk diperbaiki, malahan dibiarkan saja.
- Begitu saja kok repot telah melemahkan usaha bangsa untuk memperbaiki dan menyiarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Situs web yang memang peduli dengan bahasa Indonesia belum tersedia, dan Wikipedia bahasa Indonesia masih sangat kurang diminati oleh para ahli bahasa Indonesia.
Relly Komaruzaman Bicara 16:27, 27 September 2009 (UTC)
+1
suntingIbu kota atau ibukota? Ezagren गपशप 00:10, 25 Juli 2010 (UTC)
Saya usulkan supaya halaman ini dipindahkan ke Wikipedia:Kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja karena tidak ada referensi mana yang sering salah dieja dan mana yang tidak sering salah dieja. "Sering" itu relatif bagi setiap orang dan tidak dapat dipastikan bagi setiap orang. ·· Kℇℵ℟ℑℭK 08:16, 30 Agustus 2010 (UTC)
Diskusi sudah ditutup Wikipedia:Usulan penghapusan/Daftar kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja dan halaman dipindahkan ke Wikipedia:Daftar kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja. Taylor 49 (bicara) 15 Oktober 2022 16.50 (UTC)
Ter?
suntingAwalan ber- dan ter- yang diikuti suku kata berakhiran /er/
Awalan /ber-/ dan /ter-/ akan menjadi /be-/ dan /te-/ jika melekat pada kata dasar yang suku pertamanya mengandung /er/.
Apakah ini maksudnya /ter-/ + rebut = terebut ? Kururu | Pembicaraan 12:39, 5 Desember 2010 (UTC)
Cabe vs Cabai
suntingMana yang tepat? Di tabel tertulis yang benar adalah cabe, yang salah adalah cabai. Tetapi dalam kbbi online saya cek tidak ada kata cabe, yang ada adalah cabai.
Pedoman Gaya
suntingMengapa artikel ini tidak masuk dalam kategoti Kategori:Pedoman gaya Wikipedia dan dalam Templat:Pedoman gaya? Apa tidak sebaiknya dimasukkan?~Boriezz~( ↑↓ ) 27 September 2013 08.03 (UTC)
Tambahan
suntingUntuk kata "Real" dan "Riil" menurut KBBI dua-duanya benar [2], [3]. --Hidayatsrf (bicara) 9 Oktober 2016 04.39 (UTC)
Baru
suntingUntuk huruf i dan y (seperti miliar dan milyar, kini sudah ditambahkan). Nuwun. Alqhaderi Alif (bicara) 1 Januari 2019 05.46 (UTC)