Pemlastis adalah bahan aditif yang digunakan untuk meningkatkan fleksibiltas dan elastisitas dari suatu bahan lain. Salah satu jenis pemlastis adalah gliserol. Di industri plastik telah digunakan 50 jenis senyawa kimia untuk tujuan komersial. Pemlastik dimanfaatkan untuk pembuatan sandal, permen karet dan produk polivinil klorida.

Karakteristik sunting

Pemlastis merupakan bahan yang bersifat aditif.[1]

Jenis sunting

Gliserol sunting

Gliserol adalah larutan yang tidak berwarna, memiliki sifat yang kental dan berasa manis. Umumnya gliserol digunakan sebagai bahan pemlastis untuk pembuatan bioplastik.[2] Gliserol berperan sebagai pemlastis pada kemasan.[3] Penggunaan gliserol dipertimbangkan dari tingkat keberlimpahannya yang ditemukan banyak di alam. Selain itu, gliserol memiliki sifat ramah lingkungan. Gliserol dapat memberikan rasa dingin pada kulit juga menerima reaksi dari air dan alkohol. Sumber bahan untuk membuat gliserol dapat dari minyak sawit, minyak kelapa dan minyak inti kelapa sawit.[2]

Penelitian sunting

Selama 40 tahun (1981–2021 M), sedikitnya 30.000 senyawa kimia telah diujicoba sebagai bahan pemlastis. Di industri plastik hingga tahun 2014 hanya terdapat 50 senyawa kimia yang memperoleh komersialisasi.[4]

Produk sunting

Sandal sunting

Bahan pembuatan sandal adalah campuran antara senyawa pemlastis dengan polivinil klorida dan agen peniup. Senyawa pemlastis yang digunakan untuk campuran bahan sandal adalah dioctylin phthalate. Sedangkan agen peniup berfungsi sebagai bahan pengembang.[5]

Permen karet sunting

Pemlastis merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan permen karet. Fungsinya sebagai pelembut. Pemberian pemlastis pada permen karet membuat bahan dasarnya mengalami peningkatan elastisitas dan fleksibilitas.[6]

Produk polivinil klorida sunting

Bahan pemlastis untuk produk polivinil klorida menggunakan minyak sawit terepoksidasi.[7]

Referensi sunting

  1. ^ Hidayanti, Fitria (2021). Wati, E. K., dan Lestari, K. R., ed. Fisika Material: Material Biokomposit (PDF). Jakarta Selatan: LP UNAS. hlm. 9. ISBN 978-623-7273-07-3. 
  2. ^ a b Rosida, D. F., Hapsari, N., dan Dewati, R. (2018). Tjiptimoer, Marzudi, ed. Edible Coating dan Film dari Biopolimer Bahan Alami Terbarukan (PDF). Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia. hlm. 38. ISBN 978-602-5891-57-1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-09-11. Diakses tanggal 2022-09-11. 
  3. ^ Dewata, I., dan Danha, Y. H. (2021). Vidyafi, Indi, ed. Toksikologi Lingkungan: Konsep dan Aplikatif (PDF). Depok: Rajawali Pers. hlm. 247. ISBN 978-623-231-973-8. 
  4. ^ Haryono, Agus (2021). Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Kimia Makromolekul: Modifikasi Struktur Makromolekul untuk Optimalisasi Sifat Mekanik dan Termal pada Kemasan Ramah Lingkungan Berbasis Bioplasticizer Turunan Kelapa Sawit. Jakarta: Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah. hlm. 5. 
  5. ^ Ermaniardo, Y. D., dan Hadi, S. (2019). "Analisis Pemlastis DOP dalam Resin PVC terhadap Kekuatan Tarik Alas Sandal Simetri" (PDF). Intek: Jurnal Penelitian. 6 (1): 8. doi:10.31963/intek.v6i1.1122. 
  6. ^ Badan Pemeriksa Obat dan Makanan Republik Indonesia (2019). Pedoman Spesifikasi dan Penggunaan Bahan Dasar Permen Karet (PDF). Jakarta: Direktorat Standardisasi Pangan Olahan. hlm. 15. ISBN 978-979-3665-44-3. 
  7. ^ Peneliti Libang GRS 2018 (2020). Grant Riset Sawit 2019 (PDF). Jakarta: Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. hlm. 29.