Penatih Dangin Puri, Denpasar Timur, Denpasar
8°37′17″S 115°15′03″E / 8.621339°S 115.250709°E
Penatih Dangin Puri | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Bali | ||||
Kota | Denpasar | ||||
Kecamatan | Denpasar Timur | ||||
Kode pos | 80238 | ||||
Kode Kemendagri | 51.71.02.2015 | ||||
Luas | 3,12 km²[1] | ||||
Jumlah penduduk | 11.513 jiwa(2016)[1] 6.894 jiwa(2010)[2] | ||||
Kepadatan | 2.210 jiwa/km²(2010) | ||||
Jumlah KK | 1.284 | ||||
|
Desa Penatih Dangin Puri merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Denpasar Timur, Kotamadya Denpasar, provinsi Bali, Indonesia.[3]
Sejarah Desa
suntingMasa Kerajaan
suntingSejarah Desa Penatih diawali dengan pelantikan enam orang adipati (wakil raja) dienam daerah pada hari purnama sasih kapat tahun caka 1272 (bulan Oktober 1350) oleh raja majapahit. Sri Kresna Kepakisan adalah salah satu adipati yang dilantik menjadi penguasa di Bali dan berkedudukan di desa Samplangan, Gianyar. Ia memimpin Bali disertai beberapa kesatria, diantaranya kesatria Kediri dan kesatria Daha, serta para arya diantaranya Arya Pinatih, Arya Singha Sardula, dan lainnya. Oleh Sri Kresna Kepakisan, ksatria Kediri diberi kedudukan sebagai patih, sebab itu ia bergelar Arya Kepakisan atau Arya Kresna Kepakisan. Sedangkan Arya Singha Sardula diberi kedudukan sebagai kanuruhan (sekretaris raja) dan karenanya lebih dikenal dengan nama Arya Kanuruhan. untuk ksatria lainnya diberi kedudukan sebagai anglurah di wilayah bandana negara (sekarang Badung) dan bertempat tinggal di suatu tempat yang bernama desa penatih. Adapun arya penatih bergelar arya wang bang pinatih, ini disebabkan karena ia sebelumnya berasal dari kaum brahmana yang meninggalkan kastanya dan menjadi arya mengikuti kewargaan mertuanya, I Gusti Buleleng, patih dari Kerajaan Singhasari di pulau Jawa.
Masa Indonesia Merdeka
suntingDi dalam perjalanan desa penatih berubah menjadi kelurahan Penatih, kecamatan Denpasar Timur, kota Denpasar. Terkait dengan pelaksanaan administrasi pemerintahan baik pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang serta setelah Indonesia merdeka, wilayah desa penatih pada awalnya meliputi kelurahan penatih dan desa penatih dangin puri serta terdiri dari tujuh desa adat yaitu: Desa Adat Angabaya, Penatih, Penatih Puri, Gunung, Pohmanis, dan Laplap, dimana keseluruhnya memiliki 19 banjar. Dalam proses perkembangan selanjutnya, terutama karena bertambahnya jumlah penduduk dan semakin kompleknya masalah yang dihadapi, pada tahun 1981, desa penatih dimekarkan menjadi desa penatih dangin puri dan kelurahan penatih. Adanya pemekaran ini juga dimaksudkan untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat, dan adanya peningkatan status kota denpasar dari kota kabupaten badung menjadi kota administratif yang sekarang menjadi kota Denpasar.
Demografi
suntingPenduduk desa Penatih Dangin Puri sampai dengan tahun 2016 berjumlah 11.513 jiwa terdiri dari 6.527 laki-laki dan 4.986 perempuan dengan sex rasio 130.[1]
Referensi
sunting- ^ a b c "Kecamatan Denpasar Timur dalam Angka 2017". Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018. Diakses tanggal 4 Oktober 2019.
- ^ "Penduduk Indonésia Menurut Desa 2010" (PDF). Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 132. Diakses tanggal 14 Juni 2019.
- ^ "Peraturan Méntéri Dalam Négeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Négeri Républik Indonésia. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) BPS Kota Denpasar
- (Indonesia) Prodeskel Binapemdes Kemendagri Diarsipkan 2022-04-01 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Situs Resmi Desa Penatih Dangin Puri